JAKARTA - PLN terus membuktikan komitmennya dalam menerangi pelosok negeri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal. Kali ini, aksi nyata tersebut diwujudkan melalui penyalaan bantuan listrik dan distribusi bantuan sosial untuk warga Kampung Jawamara, Desa Kambuhapang, Kecamatan Lewa, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat 25 April 2025.
Program ini merupakan kolaborasi antara beberapa unit PLN yang tergabung dalam jaringan pelayanan di Pulau Sumba — yaitu PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3 Sumba), PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K Sumba), PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP Sumba Timur), dan PLN Unit Layanan Pusat Listrik (ULPL) Waingapu, serta didukung oleh Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN UIW NTT.
Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan akses energi listrik yang layak bagi masyarakat yang selama ini belum tersambung ke jaringan PLN, serta meringankan beban hidup masyarakat melalui pembagian paket sembako.
22 Rumah Warga dan Satu Musholla Kini Dapatkan Sambungan Listrik Baru
Sebanyak 22 rumah warga dan satu unit musholla di Kampung Jawamara menjadi penerima manfaat dari penyambungan listrik baru. Selama ini, warga setempat hidup tanpa akses listrik yang memadai, bergantung pada lampu pelita dan sumber cahaya seadanya. Dengan penyalaan listrik yang dilakukan oleh PLN dan YBM, kini warga dapat menikmati penerangan yang layak, mendukung aktivitas malam hari, serta meningkatkan kenyamanan ibadah di musholla setempat.
Dalam pelaksanaan kegiatan, tim PLN melakukan pemasangan instalasi baru lengkap dengan material standar dan pengukuran teknis yang aman. Penyalaan dilakukan secara simbolis dengan menyalakan lampu pertama di salah satu rumah warga penerima manfaat, yang disambut dengan haru dan rasa syukur dari masyarakat sekitar.
“Kami sangat bersyukur, kini rumah kami terang benderang. Anak-anak bisa belajar di malam hari, dan ibadah pun jadi lebih khusyuk di musholla,” ujar Marthen Ledu, salah satu warga Kampung Jawamara yang rumahnya kini telah tersambung listrik.
Bantuan Sembako Ringankan Beban Ekonomi Warga
Selain bantuan instalasi listrik gratis, PLN dan YBM juga menyalurkan bantuan sosial berupa paket sembako untuk warga setempat yang dikenal sebagai ‘Sahabat Iman’ — sebutan bagi komunitas warga kurang mampu yang berada dalam binaan program sosial kemanusiaan YBM PLN.
Paket sembako tersebut terdiri dari beras, gula, minyak goreng, mie instan, dan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian PLN terhadap kondisi ekonomi masyarakat desa yang mayoritas berprofesi sebagai petani dengan penghasilan tidak tetap.
“Kami ingin memastikan bahwa kehadiran PLN tidak hanya memberikan penerangan, tetapi juga membawa dampak positif secara sosial dan ekonomi,” ungkap Manajer PLN UP3 Sumba, Ronny Palendeng.
Sinergi Unit PLN di Sumba untuk Pemerataan Energi
Program ini menjadi bukti nyata dari sinergi antarunit PLN di Pulau Sumba yang terus bekerja secara terintegrasi untuk memperluas jangkauan layanan ketenagalistrikan hingga ke pelosok. Masing-masing unit menjalankan peran spesifik, mulai dari penyusunan program teknis, pengadaan material, hingga eksekusi di lapangan.
PLN UP2K Sumba misalnya, bertanggung jawab dalam aspek teknis penyambungan listrik proyek ketenagalistrikan skala kecil. Sementara ULP Sumba Timur menangani pelanggan langsung di wilayah kerja mereka. Keterlibatan ULPL Waingapu juga penting dalam menjamin stabilitas pasokan dan distribusi daya ke titik-titik penyambungan baru.
“Kolaborasi ini adalah bentuk komitmen PLN dalam mewujudkan keadilan energi. Kami ingin agar semua masyarakat, termasuk di pelosok seperti Jawamara, bisa menikmati listrik sebagaimana saudara-saudara mereka di kota,” jelas Manager UP2K Sumba, Ardian Kristanto.
Program Berkelanjutan dari YBM PLN
Yayasan Baitul Maal PLN (YBM PLN) sebagai mitra dalam kegiatan ini merupakan lembaga pengelola dana zakat, infaq, dan sedekah yang dikumpulkan dari para pegawai PLN Muslim. Dana inilah yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk program-program sosial, pendidikan, dan kemanusiaan.
Di wilayah NTT, YBM PLN telah aktif menjalankan berbagai inisiatif, mulai dari pembangunan fasilitas umum, bantuan pendidikan, hingga bantuan penyambungan listrik bagi masyarakat kurang mampu. Di Kampung Jawamara, YBM PLN memastikan bahwa program ini bukan hanya berhenti pada satu titik, melainkan akan terus dikembangkan untuk mencakup lebih banyak warga desa lain yang masih belum terjangkau jaringan listrik.
“Ini adalah bagian dari amanah para pegawai PLN yang ingin berbagi berkah dengan sesama. Kami ingin menjadikan listrik sebagai pintu masuk menuju kehidupan yang lebih layak bagi masyarakat,” ujar Perwakilan YBM PLN UIW NTT, Syarifuddin.
Masyarakat dan Pemerintah Desa Apresiasi PLN
Kepala Desa Kambuhapang, Yoseph Lede, menyampaikan apresiasi tinggi atas kehadiran PLN dan YBM di desanya. Ia menilai bahwa program ini sangat berdampak positif bagi warganya, terutama dalam meningkatkan kualitas hidup dan memacu semangat belajar anak-anak.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN dan seluruh pihak yang sudah membantu. Ini bukan hanya bantuan teknis, tapi juga semangat membangun masa depan desa kami,” kata Yoseph dalam sambutannya saat acara seremonial penyalaan listrik.
Antusiasme warga terlihat jelas sejak pagi hingga sore hari saat pelaksanaan kegiatan. Anak-anak terlihat riang menyambut tim PLN yang datang, sementara para orang tua mengikuti proses penyalaan dengan penuh haru. Banyak dari mereka yang baru pertama kali merasakan listrik menyala di rumah mereka.
PLN Tegaskan Komitmen dalam Program Listrik Desa
PLN melalui Unit Induk Wilayah NTT menegaskan bahwa penyalaan listrik di Kampung Jawamara merupakan bagian dari program nasional “Listrik Desa” yang ditujukan untuk memperluas akses energi ke seluruh pelosok Indonesia. Target PLN adalah meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah Indonesia Timur yang masih rendah dibandingkan wilayah lain.
Dengan tambahan sambungan listrik ini, PLN berharap akan terjadi peningkatan produktivitas masyarakat, percepatan pembangunan ekonomi lokal, serta pembukaan akses pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih memadai.
“Listrik bukan hanya soal terang, tapi soal perubahan hidup. Dengan listrik, anak-anak bisa belajar, usaha rumahan bisa berkembang, dan desa bisa bangkit,” pungkas Ronny Palendeng.