JAKARTA - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menegaskan komitmennya terhadap keselamatan pelayaran dengan menyalurkan berbagai bantuan bagi nelayan dan masyarakat maritim di Jawa Timur.
Langkah ini menjadi bagian dari Kampanye Keselamatan Pelayaran yang digelar di Politeknik Pelayaran Surabaya. Dalam kegiatan tersebut, berbagai perlengkapan keselamatan seperti life jacket, life buoy, dan alat pelindung diri diserahkan secara simbolis kepada perwakilan nelayan.
Upaya ini tidak hanya bentuk tanggung jawab pemerintah, tetapi juga simbol nyata perhatian terhadap para pelaut dan nelayan yang setiap hari bergelut dengan risiko di laut. Dengan memperkuat kesiapan dan perlengkapan mereka, Kemenhub ingin memastikan keselamatan menjadi bagian dari keseharian masyarakat maritim.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Muhammad Masyhud menegaskan bahwa keselamatan pelayaran adalah fondasi utama dari sistem transportasi laut yang andal dan modern. Hal ini sejalan dengan semangat besar menuju Indonesia Emas 2045.
Transportasi Laut Aman Menuju Indonesia Emas 2045
Dalam sambutannya, Masyhud menyampaikan bahwa kegiatan kampanye keselamatan pelayaran merupakan langkah konkret dalam mewujudkan transportasi laut yang aman, modern, dan berkelanjutan.
Visi ini senada dengan arah pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045, di mana transportasi memiliki peran penting sebagai penggerak ekonomi dan konektivitas antarwilayah.
Ia menekankan, keamanan dan keselamatan pelayaran tidak bisa dicapai hanya oleh pemerintah. Kolaborasi dengan masyarakat dan dunia usaha menjadi kunci penting agar setiap pelaku di sektor maritim memiliki tanggung jawab yang sama.
Melalui pendekatan kolaboratif, pemerintah berharap muncul kesadaran kolektif untuk menjaga keselamatan di laut. Dengan demikian, setiap perjalanan, baik untuk kegiatan ekonomi maupun sosial, dapat berlangsung dengan aman dan efisien.
Budaya Keselamatan Jadi Pondasi Maritim Indonesia
Masyhud juga menyoroti pentingnya membangun budaya keselamatan di kalangan masyarakat maritim. Ia menilai bahwa keselamatan tidak boleh berhenti pada slogan atau kampanye, tetapi harus tumbuh menjadi bagian dari perilaku sehari-hari para pelaut dan pengguna transportasi laut.
Untuk itu, Ditjen Hubla berkomitmen memperkuat regulasi, infrastruktur, serta penerapan inovasi teknologi dalam keselamatan pelayaran. Upaya ini termasuk mendorong pelatihan dan sertifikasi bagi nelayan agar mampu memahami penggunaan alat keselamatan dan prosedur darurat di kapal.
Dengan langkah tersebut, nelayan diharapkan tidak hanya terlindungi secara fisik, tetapi juga mampu berkomunikasi dan terhubung dengan otoritas terkait ketika menghadapi situasi berbahaya di laut.
Edukasi dan Inovasi Jadi Fokus Ditjen Hubla
Program kampanye keselamatan pelayaran bukan hanya tentang distribusi alat, tetapi juga penguatan pengetahuan dan edukasi masyarakat. Ditjen Hubla menempatkan aspek pendidikan maritim sebagai strategi penting untuk menurunkan angka kecelakaan laut.
Melalui kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan, seperti Politeknik Pelayaran Surabaya, Kemenhub berupaya menanamkan kesadaran sejak dini kepada calon pelaut. Pemahaman akan risiko dan cara mitigasinya menjadi bekal berharga sebelum mereka benar-benar terjun ke laut.
Selain itu, penerapan teknologi juga terus dikembangkan. Sistem komunikasi darurat, pemantauan cuaca, hingga aplikasi pelaporan kondisi kapal menjadi bagian dari inovasi yang diintegrasikan demi memperkuat sistem keselamatan nasional di sektor pelayaran.
Kolaborasi Pemangku Kepentingan Maritim di Jawa Timur
Direktur Kesatuan Pengawasan Laut dan Pelayaran (KPLP), Capt. Hendri Ginting, menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat maritim mengenai pentingnya keselamatan. Kegiatan kampanye di Jawa Timur menjadi contoh nyata kolaborasi yang melibatkan banyak pihak.
Acara ini turut menghadirkan narasumber dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Surabaya, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak, serta AMSAT International. Berbagai instansi seperti Polairud Polda Jatim, TNI AL, dan Politeknik Pelayaran Surabaya juga ikut mendukung jalannya kegiatan.
Dukungan tersebut membuktikan bahwa keselamatan pelayaran merupakan tanggung jawab bersama. Dengan sinergi lintas sektor, diharapkan upaya pencegahan kecelakaan laut dapat dilakukan secara lebih efektif dan menyeluruh.
Bantuan Langsung untuk Nelayan Gresik
Sebagai bagian dari kegiatan kampanye, Ditjen Hubla juga menyalurkan langsung bantuan kepada para nelayan di Gresik. Direktur KPLP Capt. Hendri Ginting bersama jajaran pejabat Ditjen Hubla menyerahkan 100 unit life jacket kepada 30 nelayan di Bale Purbo, Kelurahan Lumpur, Kecamatan Gresik.
Penyerahan ini menjadi simbol kepedulian pemerintah terhadap keselamatan kerja nelayan yang setiap hari bergantung pada laut untuk mencari nafkah. Alat keselamatan seperti life jacket bukan sekadar perlengkapan, melainkan pelindung nyawa ketika terjadi keadaan darurat di perairan.
Dengan adanya bantuan tersebut, para nelayan diharapkan lebih sadar akan pentingnya keselamatan saat melaut. Pemerintah juga akan terus mengupayakan kegiatan serupa di berbagai wilayah pesisir lainnya agar budaya keselamatan benar-benar tertanam kuat di seluruh Indonesia.