Batu Bara

Saham Batu Bara Menguat Tajam, Didukung Reli Harga Acuan Global

Saham Batu Bara Menguat Tajam, Didukung Reli Harga Acuan Global

JAKARTA – Saham-saham sektor batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan penguatan signifikan menyusul lonjakan harga batu bara acuan global selama tiga hari berturut-turut. Kenaikan harga komoditas ini mendorong reli saham perusahaan tambang, dengan beberapa mencatat kenaikan hingga dua digit.

Salah satu emiten yang mencuri perhatian adalah PT BUMA Internasional Group Tbk (DOID), yang sahamnya melesat hingga 12% ke posisi Rp520 per saham pada perdagangan kemarin, Rabu 7 Mei 2025.

"Kenaikan harga batu bara dunia dalam beberapa hari terakhir menjadi katalis positif utama bagi pergerakan saham sektor energi, khususnya emiten tambang batu bara," ujar seorang analis pasar modal kepada Bloomberg Technoz.

Kinerja impresif DOID turut diikuti oleh sejumlah saham batu bara lainnya, yang ikut terdongkrak sentimen positif dari pasar global. Tak hanya DOID, saham-saham sektor energi lainnya juga menunjukkan kinerja kuat, dengan indeks sektor energi di BEI naik sebesar 1,35%. Ini menjadikan sektor energi sebagai salah satu yang mencatat kenaikan tertinggi dalam perdagangan hari itu, bersaing ketat dengan sektor barang baku yang tumbuh 3,18%.

Kenaikan ini tidak terlepas dari penguatan harga batu bara Newcastle sebagai acuan utama, yang mencatat lonjakan harga selama tiga hari berturut-turut. Harga batu bara Newcastle yang sempat tertekan kini bangkit kembali, didorong oleh meningkatnya permintaan dari negara-negara Asia menjelang musim panas, serta gangguan pasokan dari sejumlah negara produsen.

Menurut para analis, momentum penguatan saham batu bara kemungkinan masih berlanjut dalam jangka pendek, terutama jika harga komoditas tetap stabil atau bahkan terus naik. Namun, mereka tetap mengingatkan investor untuk mewaspadai potensi volatilitas harga dan dinamika global yang bisa mempengaruhi harga batu bara sewaktu-waktu.

"Sentimen positif terhadap saham batu bara akan bertahan selama harga acuan global masih dalam tren naik. Tapi kita tetap harus memperhatikan faktor risiko seperti kebijakan energi negara importir utama, serta isu lingkungan yang semakin ketat," ungkap analis tersebut.

Sektor batu bara Indonesia sendiri telah mengalami tekanan cukup besar dalam beberapa tahun terakhir, terutama akibat sentimen negatif terkait transisi energi global dan kebijakan dekarbonisasi. Namun demikian, dalam beberapa waktu terakhir, permintaan jangka pendek dan harga yang kompetitif membuat batu bara tetap menjadi komoditas andalan, terutama untuk negara-negara berkembang yang masih mengandalkan energi fosil.

Kebangkitan harga batu bara ini memberikan angin segar bagi investor yang sebelumnya sempat menarik dana dari sektor ini. Selain itu, performa saham yang meningkat juga mendorong optimisme terhadap kinerja keuangan emiten batu bara di kuartal II dan III tahun 2025.

Sementara itu, Bursa Efek Indonesia mencatat adanya peningkatan volume perdagangan saham sektor energi, seiring dengan meningkatnya minat investor terhadap saham-saham komoditas. Kenaikan harga saham DOID sebesar 12% menjadi salah satu indikator kuatnya daya tarik investor terhadap sektor ini.

Dari sisi teknikal, saham DOID juga menunjukkan sinyal breakout dari resistance sebelumnya di kisaran Rp470 per saham, yang menunjukkan potensi tren penguatan lanjutan jika volume dan momentum tetap terjaga.

Investor ritel maupun institusi kini tengah mencermati perkembangan lebih lanjut dari harga batu bara global serta laporan kinerja keuangan emiten tambang dalam waktu dekat. Jika laporan keuangan mencerminkan perbaikan margin dan laba bersih, maka penguatan harga saham bisa berlanjut hingga akhir semester pertama tahun ini.

"Kondisi ini bisa menjadi peluang emas bagi investor yang memiliki strategi jangka pendek maupun menengah, terutama jika harga batu bara tetap stabil atau meningkat," tambah analis tersebut.

Dengan tren penguatan harga batu bara global dan respons positif dari pasar modal, sektor energi—terutama tambang batu bara—kembali menjadi pusat perhatian pelaku pasar. Kinerja sektor ini ke depan sangat ditentukan oleh faktor global seperti cuaca, kebijakan energi, serta dinamika geopolitik yang mempengaruhi rantai pasok energi dunia.

Melihat reli saham batu bara saat ini, para investor diingatkan untuk tetap melakukan diversifikasi portofolio dan mengedepankan analisa fundamental dalam pengambilan keputusan investasi. Namun untuk sementara, batu bara kembali bersinar di tengah ketidakpastian global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index