MinyakE

Harga Minyak Dunia Terus Merosot, Trump Sambut Gembira dan Sebut Bisa Tekan Rusia untuk Berdamai

Harga Minyak Dunia Terus Merosot, Trump Sambut Gembira dan Sebut Bisa Tekan Rusia untuk Berdamai

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump, menyambut dengan penuh kegembiraan penurunan harga minyak mentah dunia yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, tren ini bukan sekadar kabar baik bagi konsumen dan industri domestik Amerika Serikat, tetapi juga bisa menjadi alat tekanan ekonomi terhadap Rusia, yang selama ini sangat bergantung pada ekspor minyak sebagai sumber utama pendapatan negara.

Dalam pernyataan terbarunya, Trump menilai bahwa harga minyak yang semakin anjlok akan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin semakin terdorong untuk mempertimbangkan proposal perdamaian dalam konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina. Ia juga menyoroti adanya indikasi positif dari pihak Rusia, termasuk pengumuman gencatan senjata sementara, sebagai langkah awal menuju de-eskalasi ketegangan di kawasan tersebut.

“Saya rasa Rusia, dengan harga minyak saat ini yang turun, ingin mencapai kesepakatan. Ukraina juga ingin mencapai kesepakatan,” ujar Trump, Rabu 7 Mei 2025.

Penurunan Harga Minyak Jadi Senjata Geopolitik Baru

Penurunan harga minyak global dalam beberapa pekan terakhir memang menjadi sorotan banyak pihak. Dalam konteks geopolitik, harga minyak yang rendah sering kali memiliki dampak besar terhadap negara-negara yang ekonominya sangat tergantung pada ekspor energi, salah satunya Rusia. Rusia sendiri merupakan salah satu eksportir minyak terbesar di dunia, dan anggaran negaranya sangat terkait erat dengan harga komoditas tersebut.

Trump melihat peluang dalam dinamika ini. Menurutnya, pelemahan harga minyak bukan hanya soal ekonomi pasar bebas, tetapi bisa digunakan sebagai alat diplomasi tekanan terhadap Moskow. Ia meyakini bahwa posisi ekonomi Rusia yang semakin melemah akan membuat Putin lebih terbuka terhadap pembicaraan damai, yang selama ini berjalan alot.

“Presiden Putin baru saja mengumumkan gencatan senjata tiga hari — kedengarannya sepele, tetapi itu sangat berarti jika kita tahu dari mana kita memulainya,” tambah Trump.

Gencatan senjata selama tiga hari yang diumumkan Rusia bertepatan dengan peringatan Hari Kemenangan (Victory Day)—hari nasional penting di Rusia yang memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Meskipun hanya bersifat sementara, Trump menilai langkah tersebut sebagai sinyal positif yang patut diapresiasi dan bisa membuka jalan bagi proses perdamaian yang lebih serius di masa mendatang.

Dampak Ekonomi dari Harga Minyak yang Menurun

Analis pasar energi mencatat bahwa harga minyak mentah dunia, baik jenis Brent maupun West Texas Intermediate (WTI), telah mengalami penurunan bertahap sejak awal kuartal kedua 2025. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, antara lain melemahnya permintaan global, meningkatnya pasokan dari beberapa negara penghasil, serta ketidakpastian geopolitik yang membuat investor cenderung mengalihkan asetnya ke instrumen yang lebih aman.

Penurunan harga minyak tersebut memberikan manfaat langsung bagi negara-negara pengimpor energi seperti Amerika Serikat, yang selama ini berusaha menyeimbangkan kebutuhan energi dalam negeri sambil mengurangi inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Namun, bagi negara-negara produsen seperti Rusia, penurunan harga minyak bisa menjadi ancaman serius bagi stabilitas fiskal dan ekonomi nasional. Pendapatan ekspor yang menyusut akan mempersulit Moskow dalam membiayai program-program strategis, termasuk sektor militer dan operasional pemerintahan.

“Rusia berada dalam posisi ekonomi yang lemah, dan hal tersebut akan diperburuk dengan penurunan harga minyak yang menjadi salah satu komoditas utama penopang ekonominya,” ujar Trump.

Menurut berbagai laporan, Rusia telah menghadapi tantangan ekonomi yang berat sejak diberlakukannya sanksi internasional akibat invasi ke Ukraina. Melemahnya nilai tukar rubel, inflasi tinggi, serta tekanan pada neraca perdagangan semakin memperparah kondisi ekonomi domestik negara tersebut. Dalam konteks ini, penurunan harga minyak global menjadi pukulan tambahan yang dapat mempercepat keputusan Rusia dalam mengambil opsi diplomasi.

Implikasi Global: Perdamaian dan Stabilitas Energi

Komentar Trump mencerminkan bagaimana faktor ekonomi global—khususnya harga minyak—bisa menjadi instrumen strategis dalam urusan politik internasional. Ia percaya bahwa kondisi ini harus dimanfaatkan oleh komunitas internasional untuk mendorong proses perdamaian yang lebih serius antara Rusia dan Ukraina.

Selain itu, stabilisasi konflik di Eropa Timur juga akan membawa dampak positif terhadap pasar energi global. Ketidakpastian geopolitik selama ini menjadi salah satu penyebab fluktuasi harga minyak yang ekstrem. Dengan menurunnya eskalasi konflik, pelaku pasar berharap akan tercipta kepastian yang lebih besar dan tren harga minyak bisa menjadi lebih stabil dalam jangka menengah.

Analis geopolitik dari Center for Global Strategies menambahkan bahwa “penurunan harga minyak bukan hanya fenomena ekonomi, tetapi juga bisa menjadi katalisator penting dalam menciptakan ruang diplomatik yang selama ini tertutup akibat kekakuan posisi politik antarnegara.”

Proyeksi Harga Minyak dan Respons Pasar

Seiring dengan perkembangan situasi ini, banyak pengamat memperkirakan bahwa harga minyak akan tetap dalam tekanan selama beberapa bulan ke depan, kecuali terjadi perubahan signifikan dalam sisi permintaan global atau kebijakan produksi dari negara-negara OPEC+.

Investor dan pelaku pasar saat ini juga tengah memantau dengan cermat kebijakan The Fed, kondisi pertumbuhan ekonomi China, dan perkembangan terbaru dari konflik Rusia-Ukraina sebagai variabel utama yang memengaruhi pergerakan harga minyak.

Meski demikian, sebagian pelaku pasar memperkirakan bahwa apabila proses perdamaian benar-benar terealisasi, maka pasar energi bisa mengalami rebound cepat, terutama jika ada pemulihan permintaan dari sektor industri dan transportasi.:
 

Donald Trump secara terbuka menyambut baik penurunan harga minyak dunia karena menilai kondisi tersebut dapat memberikan tekanan strategis terhadap Rusia untuk membuka peluang damai dalam konflik berkepanjangan dengan Ukraina. Ia menyoroti pengumuman gencatan senjata tiga hari oleh Rusia sebagai langkah awal yang penting dan menyebut bahwa ekonomi Rusia kini berada dalam kondisi rapuh akibat turunnya pendapatan dari ekspor minyak. Di sisi lain, pasar global pun ikut menaruh harapan bahwa dinamika ini bisa menjadi momentum menuju stabilitas geopolitik dan energi dalam jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index