BatuBara

Harga Batubara Acuan Mei 2025 Naik Tipis, Pemerintah Tetapkan USD121,15 per Ton

Harga Batubara Acuan Mei 2025 Naik Tipis, Pemerintah Tetapkan USD121,15 per Ton

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi mengumumkan kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk periode pertama bulan Mei 2025. Dalam keterangan resminya, HBA ditetapkan sebesar USD121,15 per ton pada titik serah penjualan secara Free on Board (FOB Vessel), atau penyerahan barang di atas kapal pengangkut.

Angka ini mencerminkan kenaikan tipis sebesar USD0,95 per ton atau 0,79% dibandingkan HBA periode kedua April 2025, yang sebelumnya berada di angka USD120,20 per ton.

Kenaikan tersebut dinilai sebagai sinyal positif di tengah fluktuasi pasar energi global, yang masih dibayangi oleh ketidakpastian geopolitik dan pergerakan permintaan dari negara-negara konsumen utama seperti Tiongkok dan India.

Penetapan HBA dan Faktor Penentu

Harga Batubara Acuan ditetapkan secara bulanan oleh Kementerian ESDM dan menjadi acuan dalam transaksi penjualan batubara untuk ekspor maupun domestik. HBA ini dihitung berdasarkan rata-rata dari empat indeks harga batubara internasional, yakni Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Newcastle Index (GCNC), dan Platts 5900.

Menurut Kementerian ESDM, faktor utama yang memengaruhi kenaikan HBA Mei 2025 adalah stabilitas permintaan global dan pemulihan sektor industri di sejumlah negara Asia, termasuk adanya peningkatan aktivitas industri pasca-Lebaran yang terjadi di Indonesia serta negara-negara mitra dagang.

Selain itu, penyesuaian tren harga energi internasional dan penguatan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang negara berkembang turut memengaruhi harga komoditas batubara.

“Kenaikan HBA bulan Mei 2025 lebih disebabkan oleh permintaan yang kembali pulih pasca libur panjang serta ketatnya pasokan dari beberapa negara produsen besar. Meskipun tipis, kenaikan ini menunjukkan stabilitas pasar batubara global yang mulai kembali normal,” ujar perwakilan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM kepada media, Selasa 6 Mei 2025.

Kinerja Industri Batubara Nasional Masih Stabil

Meski mengalami kenaikan yang tidak signifikan, tren harga batubara yang tetap berada di atas angka USD120 per ton masih memberikan angin segar bagi para pelaku usaha sektor tambang batubara di Indonesia. HBA yang stabil di kisaran ini diyakini mampu menjaga keseimbangan antara keuntungan produsen dan keterjangkauan harga bagi pembeli, khususnya industri pengguna batubara di dalam negeri.

Pemerintah sendiri terus mendorong agar perusahaan tambang menjaga komitmen pasokan untuk kebutuhan domestik (Domestic Market Obligation/DMO), sekaligus tetap memperhatikan peluang ekspor yang menjanjikan.

“Stabilitas harga yang kita lihat hari ini akan memberikan ruang bagi pelaku usaha untuk menyusun strategi penjualan dan produksi dengan lebih baik. Namun, komitmen DMO tetap menjadi prioritas utama pemerintah demi menjaga pasokan energi nasional,” tambah narasumber dari Kementerian ESDM.

Dampak Terhadap Ekspor dan DMO

Indonesia merupakan salah satu eksportir batubara terbesar di dunia, dengan negara tujuan utama ekspor antara lain Tiongkok, India, Korea Selatan, dan Jepang. Harga batubara yang kompetitif menjadi kunci daya saing ekspor komoditas ini di pasar global.

Di sisi lain, pemerintah mewajibkan perusahaan tambang untuk memenuhi kewajiban DMO sebesar minimal 25% dari total produksi, guna menjamin ketersediaan batubara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di dalam negeri. Kenaikan harga HBA tentu menjadi peluang bagi eksportir untuk meningkatkan margin, namun harus tetap disertai kepatuhan terhadap aturan DMO.

Proyeksi Harga Batubara ke Depan

Sejumlah analis energi memperkirakan bahwa harga batubara dalam beberapa bulan ke depan masih akan bergerak stabil dengan kecenderungan naik moderat. Hal ini didorong oleh tingkat permintaan dari negara berkembang yang terus meningkat, terutama di kawasan Asia, serta kondisi cuaca ekstrem yang memperlambat produksi di beberapa negara produsen batubara besar seperti Australia dan Afrika Selatan.

Namun demikian, transisi energi global menuju sumber energi terbarukan dalam jangka panjang tetap akan menjadi tantangan tersendiri bagi pasar batubara. Sejumlah negara telah menyiapkan roadmap pengurangan konsumsi batubara sebagai bagian dari komitmen penurunan emisi karbon.

“Dalam jangka menengah, tren harga masih akan cukup positif, tapi kita tetap harus waspada terhadap dampak kebijakan iklim global. Para pelaku industri perlu bersiap dengan strategi diversifikasi energi dan efisiensi produksi,” ujar pengamat energi dari Energy Watch Indonesia, Fauzan Darmawan, saat dihubungi terpisah.

Batubara Tetap Jadi Kontributor Devisa

Meskipun tengah menghadapi tekanan dari agenda transisi energi, batubara masih menjadi salah satu penyumbang utama penerimaan negara, baik dari sisi pajak, royalti, maupun devisa hasil ekspor. Berdasarkan data Kementerian ESDM, sektor batubara menyumbang lebih dari Rp130 triliun pada APBN 2024, dan diperkirakan masih akan memberikan kontribusi besar pada tahun 2025.

Pemerintah pun berupaya menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Salah satunya melalui peningkatan pengawasan terhadap standar lingkungan dan reklamasi lahan bekas tambang, serta pengembangan teknologi batubara bersih (clean coal technology).

Kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) menjadi USD121,15 per ton untuk periode pertama Mei 2025 menunjukkan adanya kestabilan pasar batubara global di tengah dinamika ekonomi dan energi dunia. Kementerian ESDM menilai kenaikan ini sebagai indikator positif, meski tetap mengingatkan pentingnya kepatuhan terhadap aturan DMO dan kesadaran terhadap isu lingkungan jangka panjang.

Dengan menjaga keseimbangan antara kepentingan ekspor dan kebutuhan domestik, serta melakukan pengawasan terhadap praktik tambang yang berkelanjutan, pemerintah berharap sektor batubara tetap menjadi pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di masa mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index