Investasi

Batam Menjadi Pusat Investasi Teknologi, Fary Djemy: Pembangunan Pabrik Apple Serap 2.000 Pekerja dan Investasi Rp16 Triliun

Batam Menjadi Pusat Investasi Teknologi, Fary Djemy: Pembangunan Pabrik Apple Serap 2.000 Pekerja dan Investasi Rp16 Triliun

JAKARTA - Batam kembali menjadi sorotan dunia investasi, kali ini berkat rencana besar yang akan membawa Batam menjadi pusat investasi teknologi. Dalam sebuah wawancara dengan media pada Selasa 6 Mei 2025, Fary Djemy Francis, Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan Badan Pengusahaan (BP) Batam, mengungkapkan bahwa Batam akan menjadi lokasi pembangunan pabrik Apple yang akan dioperasikan oleh vendor Apple, Luxshare-ICT. Proyek investasi ini diperkirakan menelan dana sebesar Rp16 triliun dan akan menyerap hingga 2.000 tenaga kerja di wilayah ini.

Investasi Teknologi Apple Diharapkan Mendorong Perekonomian Batam

Menurut Fary Djemy, pembangunan pabrik yang dilakukan oleh Luxshare-ICT ini adalah langkah strategis untuk memperkuat Batam sebagai pusat teknologi. “Proyek ini akan menjadi kontribusi signifikan terhadap ekonomi Batam. Dengan total investasi yang diperkirakan mencapai Rp16 triliun, pembangunan pabrik ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memperkenalkan Batam sebagai hub teknologi di Asia Tenggara,” jelasnya.

Lebih lanjut, Fary menjelaskan bahwa pabrik Apple yang baru ini diharapkan akan mulai beroperasi sebelum akhir tahun 2025. Pabrik tersebut akan memproduksi berbagai komponen untuk perangkat Apple, yang tentunya akan meningkatkan daya saing Batam dalam sektor manufaktur global. Selain menciptakan 2.000 lapangan pekerjaan langsung, proyek ini juga diyakini akan membuka peluang bagi pengembangan industri pendukung di sektor teknologi dan manufaktur.

BP Batam Fokus Percepat Perizinan untuk Menarik Investasi

Fary juga menekankan bahwa BP Batam sedang berusaha keras untuk mempermudah proses perizinan guna menarik lebih banyak investasi ke Batam. Menurutnya, kemudahan perizinan ini sangat penting untuk mendukung kelancaran proyek-proyek investasi besar seperti pabrik Apple dan proyek infrastruktur lainnya yang sedang berlangsung di Batam. “Kami terus berupaya untuk mempermudah perizinan. Kami sadar bahwa semakin cepat dan mudah proses perizinan dilakukan, semakin banyak investor yang akan tertarik berinvestasi di Batam,” ungkap Fary.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya BP Batam untuk mempercepat proses transformasi Batam menjadi kota yang lebih modern dan berbasis teknologi. BP Batam juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan bahwa setiap proyek investasi berjalan sesuai rencana dan memberi manfaat jangka panjang bagi perekonomian lokal.

Proyek Investasi Lain di Batam yang Terus Berjalan

Selain proyek pabrik Apple, Batam juga tengah melaksanakan beberapa proyek besar lainnya yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan dan kawasan industri baru. Fary menyebutkan bahwa proyek panel surya energi baru terbarukan (EBT) dan pembangunan Rempang Eco-City yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) terus berkembang dengan baik. "Semua proyek ini berjalan sesuai rencana dan masih on the track. Kami berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan bahwa segala hal dapat terealisasi dengan baik," jelasnya.

Proyek Rempang Eco-City, yang dirancang sebagai kawasan yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan teknologi terbaru, diharapkan akan menjadi salah satu daya tarik utama bagi investor global yang ingin berinvestasi di sektor hijau dan berkelanjutan. Sementara itu, proyek panel surya EBT yang juga sedang dikembangkan di Batam akan memberikan kontribusi besar terhadap kebutuhan energi terbarukan di Indonesia.

Singapura dan Malaysia: Mitra Kerja Sama, Bukan Kompetitor

Dalam kesempatan tersebut, Fary juga mengungkapkan pandangannya mengenai hubungan Batam dengan negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Ia menjelaskan bahwa kedua negara tersebut bukanlah kompetitor bagi Batam, melainkan mitra strategis dalam hal industri dan investasi. Menurutnya, Batam, Singapura, dan Malaysia dapat saling melengkapi dalam hal pengembangan industri, perdagangan, dan investasi. "Kami melihat Singapura dan Malaysia sebagai mitra kerja sama yang dapat saling mendukung, bukan sebagai kompetitor. Hubungan yang baik antarnegara ini sangat penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi semua pihak," ujar Fary.

Ia menambahkan bahwa Batam harus memanfaatkan kedekatannya dengan Singapura dan Malaysia untuk memperkuat daya saingnya di tingkat internasional. Melalui kolaborasi ini, Batam dapat memanfaatkan peluang investasi yang lebih besar di sektor manufaktur, teknologi, dan energi terbarukan.

Dampak Kebijakan Resiprokal Amerika Serikat terhadap Batam

Seiring dengan perkembangan global yang terjadi, Fary juga membahas dampak dari kebijakan tarif Resiprokal Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini diberlakukan. Meskipun kebijakan ini memberikan tantangan tersendiri, Fary melihatnya sebagai motivasi untuk terus beradaptasi dan mencari solusi bagi pelaku usaha yang terdampak. "Kami memandang kebijakan tarif AS ini sebagai sebuah tantangan yang harus disikapi dengan bijak. Kami akan terus berkolaborasi dengan pelaku usaha untuk mencari solusi yang terbaik, agar iklim investasi di Batam tetap kondusif dan menarik bagi investor," ungkap Fary.

Menurutnya, meskipun ada tantangan, Batam tetap menjadi lokasi yang strategis untuk berinvestasi, terutama di sektor-sektor yang berbasis teknologi dan manufaktur. BP Batam berkomitmen untuk terus memfasilitasi para investor dengan berbagai kebijakan yang mendukung serta mempercepat proses perizinan agar proyek-proyek investasi dapat berjalan lancar.

Optimisme Terhadap Masa Depan Investasi di Batam

Fary menutup wawancara dengan menyampaikan optimisme terhadap masa depan investasi di Batam. Menurutnya, dengan adanya proyek besar seperti pabrik Apple, pengembangan kawasan industri hijau, dan proyek energi terbarukan, Batam akan semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pusat investasi utama di Indonesia. “Kami sangat optimis bahwa Batam akan semakin berkembang dan menjadi pusat teknologi dan investasi di Asia Tenggara. Dengan dukungan dari pemerintah pusat dan kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta, Batam akan terus tumbuh menjadi destinasi investasi yang menarik,” tutup Fary.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index