JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto menggelar acara halalbihalal bersama sejumlah purnawirawan TNI dan Polri di Balai Kartini, Jakarta, Senin 6 Mei 2025. Dalam forum yang sarat nuansa kekeluargaan itu, Prabowo tidak menyinggung isu pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang sempat dilontarkan sebagian purnawirawan dalam beberapa waktu terakhir. Sebaliknya, ia memilih memaparkan visi dan program prioritas untuk masa pemerintahannya ke depan, dengan penekanan khusus pada pengentasan kemiskinan melalui pendidikan.
Acara yang digelar dalam semangat silaturahmi tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh militer senior dan mantan perwira tinggi yang selama ini dikenal aktif menyuarakan aspirasi publik. Namun, meski sebagian dari mereka sebelumnya sempat menggulirkan wacana pemakzulan terhadap Gibran karena dugaan pelanggaran etik dan konflik kepentingan dalam Pemilu 2024, tema tersebut tidak menjadi bagian dari pembicaraan resmi dalam forum ini.
Fokus pada Program Sekolah Rakyat
Dalam pidatonya di hadapan para purnawirawan, Prabowo menekankan pentingnya pemerataan akses pendidikan sebagai salah satu agenda utama dalam pemerintahannya. Ia memperkenalkan program baru bernama “Sekolah Rakyat”, sebuah konsep sekolah berasrama yang diperuntukkan khusus bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
“Biasanya, di setiap negara sekolah seperti itu untuk yang terpintar, tapi saya akan bangun sekolah berasrama untuk keluarga yang paling tidak mampu,” ujar Prabowo di hadapan para hadirin, seperti dikutip dari pidato resminya.
Ia menegaskan bahwa program ini berbeda dari sekolah elit kebanyakan. Sekolah Rakyat nantinya akan dibangun dengan pendekatan inklusif agar bisa diakses oleh masyarakat lapisan bawah yang selama ini kesulitan mendapatkan layanan pendidikan berkualitas. Menurut Prabowo, target awal adalah mendirikan sedikitnya 100 sekolah dengan model asrama, lengkap dengan fasilitas penunjang pembelajaran, gizi, serta kesehatan siswa.
Dukungan dan Harapan dari Para Purnawirawan
Sejumlah purnawirawan yang hadir menyambut baik gagasan tersebut. Mereka melihat bahwa pendekatan Prabowo lebih menitikberatkan pada solusi konkret untuk persoalan mendasar bangsa, khususnya pendidikan dan ketimpangan sosial.
“Saya melihat ini sebagai langkah nyata dan terobosan luar biasa. Banyak keluarga prajurit dan masyarakat pelosok yang tidak memiliki akses pendidikan layak. Program Sekolah Rakyat ini patut didukung,” ujar salah satu purnawirawan yang enggan disebutkan namanya.
Mereka juga menyampaikan harapan agar Presiden terpilih dapat mengakomodasi lebih banyak tokoh militer senior dalam merumuskan kebijakan pertahanan dan keamanan, serta membangun sinergi dengan sipil tanpa menciptakan polarisasi politik di masyarakat.
Tak Singgung Wacana Pemakzulan Gibran
Menariknya, dalam forum tersebut tidak terdengar sedikit pun pembahasan mengenai isu pemakzulan Gibran yang sempat mengemuka. Padahal sebelumnya, sejumlah tokoh dari kalangan purnawirawan TNI dan Polri secara terbuka menyerukan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran, menyusul putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dinilai cacat etik.
Namun, sumber internal yang menghadiri acara tersebut menyatakan bahwa agenda pertemuan difokuskan pada konsolidasi dan pembahasan program strategis masa depan. "Tidak ada pembicaraan soal itu (pemakzulan Gibran), karena ini murni acara silaturahmi dan pembahasan program kerja ke depan," ujar sumber tersebut.
Hal ini mencerminkan strategi politik Prabowo yang memilih untuk tidak menambah ketegangan politik pasca Pemilu 2024, dan lebih memilih merangkul seluruh pihak termasuk yang selama ini bersikap kritis terhadapnya.
Agenda Pembangunan Prabowo: Dari Ketahanan Pangan hingga Kesejahteraan Prajurit
Selain pendidikan, Prabowo juga menyinggung agenda-agenda besar lainnya dalam masa pemerintahannya. Salah satunya adalah program ketahanan pangan nasional, yang akan mengintegrasikan produksi pertanian, distribusi logistik, dan dukungan teknologi kepada petani.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit aktif dan purnawirawan melalui perbaikan fasilitas, tunjangan, dan akses layanan kesehatan. "Negara harus hadir untuk prajuritnya. Kita tidak boleh lupa pada jasa mereka yang telah menjaga kedaulatan negeri ini," tegas Prabowo dalam pidatonya.
Menurutnya, purnawirawan adalah aset bangsa yang memiliki pengalaman dan wawasan strategis yang sangat berharga. Ia mengajak para mantan perwira tinggi itu untuk tetap berkontribusi dalam pembangunan nasional sesuai kapasitas dan pengalaman masing-masing.
Analisis Politik: Prabowo Pilih Jalur Moderat
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Dr. Ade Reza Hariyadi, menilai bahwa keputusan Prabowo untuk tidak menyinggung isu pemakzulan Gibran adalah langkah politik yang cermat.
“Prabowo sadar bahwa stabilitas politik sangat penting menjelang pelantikannya sebagai presiden. Dengan tidak mengangkat isu sensitif itu, ia menunjukkan kepemimpinan yang mengutamakan rekonsiliasi dan fokus pada program pembangunan,” kata Ade Reza saat dihubungi secara terpisah.
Ia juga menilai program Sekolah Rakyat yang digagas Prabowo sebagai bentuk strategi populis yang bisa memperkuat legitimasi sosial di kalangan masyarakat miskin. “Jika dieksekusi dengan baik, program itu akan menjadi legacy penting dalam pemerintahan Prabowo,” tambahnya.
Acara halalbihalal yang digelar oleh Prabowo Subianto bersama purnawirawan TNI-Polri menjadi momen penting untuk menegaskan arah pemerintahan baru yang fokus pada pembangunan dan persatuan. Dengan menekankan program-program strategis seperti Sekolah Rakyat dan tidak terjebak dalam pusaran isu politik, Prabowo ingin menunjukkan bahwa kepemimpinannya akan berjalan inklusif, solutif, dan tidak reaktif terhadap tekanan politik.
Prabowo menutup pidatonya dengan seruan untuk menjaga soliditas bangsa dan terus bekerja demi kesejahteraan rakyat. “Kita semua punya tanggung jawab untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Mari kita bersatu,” ujarnya.