Erick Thohir

Erick Thohir Evaluasi Efisiensi di BUMN: Perjalanan Dinas dan Jumlah Komisaris Jadi Sorotan

Erick Thohir Evaluasi Efisiensi di BUMN: Perjalanan Dinas dan Jumlah Komisaris Jadi Sorotan

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali menyoroti pentingnya efisiensi dalam pengelolaan perusahaan pelat merah. Salah satu langkah konkret yang tengah dipertimbangkan adalah pengurangan frekuensi perjalanan dinas serta peninjauan ulang jumlah komisaris di berbagai BUMN. Hal ini disampaikan Erick saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin 5 Mei 2025.

Erick menjelaskan bahwa langkah efisiensi ini merupakan bagian dari inisiatif bersama dengan Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Perkasa Roeslani. Keduanya sepakat untuk meninjau ulang struktur dan aktivitas operasional BUMN guna menyesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan terkini.

"Saya juga ada diskusi dengan Pak Rosan, mungkin enggak kita juga mereview operasional di BUMN untuk efisiensi lagi," ujar Erick Thohir di hadapan media.

Menurut Erick, banyak aspek dalam pengelolaan BUMN yang perlu dibenahi agar lebih ramping dan efektif. Salah satu contoh nyata adalah perjalanan dinas yang dinilai masih bisa ditekan tanpa mengurangi produktivitas perusahaan. Ia menyebutkan bahwa penggunaan teknologi seperti konferensi virtual dapat menggantikan banyak agenda perjalanan fisik yang selama ini menjadi beban anggaran.

Selain perjalanan dinas, Erick juga memfokuskan perhatian pada struktur komisaris di BUMN. Ia menilai, keberadaan komisaris seharusnya memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perusahaan. Oleh karena itu, pengurangan jumlah komisaris bisa menjadi opsi jika keberadaannya tidak memberikan kontribusi strategis yang sepadan.

"Kita ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan oleh BUMN benar-benar memberikan manfaat bagi perusahaan dan negara. Kalau komisaris tidak memberikan value yang jelas, ya kita evaluasi," tegas Erick.

Inisiatif efisiensi ini muncul di tengah tekanan untuk meningkatkan kinerja keuangan dan operasional BUMN. Selama beberapa tahun terakhir, Kementerian BUMN telah melakukan berbagai reformasi struktural dan manajerial, termasuk penggabungan sejumlah BUMN serta penyederhanaan rantai birokrasi di internal perusahaan.

Kepala Danantara, Rosan Roeslani, mendukung penuh langkah Erick Thohir. Dalam pernyataannya, Rosan menyebutkan bahwa efisiensi bukan hanya soal penghematan biaya, tapi juga tentang menciptakan model bisnis yang berkelanjutan dan kompetitif.

"Kita ingin memastikan bahwa portofolio BUMN di bawah pengelolaan Danantara mampu bersaing di tingkat global. Untuk itu, kita perlu efisiensi yang cerdas dan tepat sasaran," ujar Rosan.

Sebagai bagian dari proses efisiensi, Kementerian BUMN juga tengah menyusun pedoman evaluasi kinerja yang lebih transparan untuk para komisaris dan direksi. Evaluasi ini akan mencakup aspek kehadiran, kontribusi strategis, serta hasil kerja konkret yang telah dicapai selama masa jabatan mereka.

Di sisi lain, pengamat kebijakan publik dan korporasi menyambut baik langkah ini. Menurut Dr. Indira Wibowo, pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, efisiensi operasional di BUMN sudah menjadi kebutuhan mendesak, terutama dalam menghadapi ketatnya persaingan dan tuntutan pasar.

"Langkah penghematan seperti ini penting agar BUMN tidak hanya besar dalam aset, tetapi juga efisien dan gesit dalam operasionalnya. Ini juga bisa mengurangi beban pada APBN," jelas Indira.

Namun, Indira juga mengingatkan bahwa proses evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh dan adil. Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan peran strategis yang mungkin tidak selalu terlihat dalam indikator kuantitatif.

Sejauh ini, belum ada rincian resmi mengenai berapa banyak perjalanan dinas yang akan dikurangi atau jumlah komisaris yang akan dipangkas. Namun, Kementerian BUMN memastikan bahwa semua kebijakan akan diambil dengan prinsip kehati-hatian dan berbasis data.

Langkah efisiensi ini diharapkan dapat meningkatkan citra BUMN sebagai entitas bisnis yang profesional dan akuntabel. Pemerintah menargetkan agar BUMN tidak hanya berperan sebagai agen pembangunan, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi yang andal dan mandiri.

Dengan evaluasi yang menyeluruh dan implementasi yang tepat, upaya efisiensi yang dilakukan Erick Thohir dan timnya dapat menjadi tonggak baru dalam transformasi BUMN ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index