BRI

BRI Catat Laba Bersih Rp13,80 Triliun di Kuartal I/2025, Tetap Optimistis di Tengah Gejolak Ekonomi Global

BRI Catat Laba Bersih Rp13,80 Triliun di Kuartal I/2025, Tetap Optimistis di Tengah Gejolak Ekonomi Global

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBRI) kembali membuktikan ketangguhannya di tengah tantangan ekonomi global. Pada kuartal pertama tahun 2025, bank pelat merah ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp13,80 triliun, mencerminkan fundamental bisnis yang kuat dan strategi manajemen risiko yang tepat sasaran.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Rabu, 30 April 2025, Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyampaikan bahwa pencapaian laba tersebut merupakan hasil dari penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif, disertai dengan upaya menjaga kualitas portofolio kredit yang konsisten.

“Alhamdulillah hingga akhir Maret 2025 ini BRI mampu mencatat laba bersih Rp13,80 triliun,” ujar Hery dalam kesempatan tersebut.

Strategi Kredit Selektif Dorong Pertumbuhan Laba

BRI berhasil menjaga pertumbuhan laba di tengah berbagai tekanan ekonomi dengan menerapkan strategi pembiayaan yang cermat. Bank fokus pada sektor-sektor produktif yang memiliki daya tahan tinggi serta memastikan kualitas aset tetap terjaga. Pendekatan ini menjadi kunci dalam mempertahankan profitabilitas yang sehat.

Kinerja positif ini sekaligus mencerminkan keberhasilan transformasi digital dan operasional yang telah dilakukan BRI dalam beberapa tahun terakhir. Digitalisasi dalam proses pembiayaan, pemantauan risiko, dan layanan perbankan mendorong efisiensi dan kecepatan dalam pengambilan keputusan kredit.

Total Aset Tembus Rp2.098 Triliun, Naik 5,49 Persen

Tak hanya dari sisi laba, BRI juga mencatatkan pertumbuhan total aset yang signifikan. Hingga akhir Maret 2025, total aset BRI mencapai Rp2.098 triliun, meningkat 5,49 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan aset ini mencerminkan ekspansi bisnis yang sehat dan berkelanjutan, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan ekspansi kredit yang seimbang. BRI juga terus memperkuat basis nasabah melalui penetrasi ke segmen mikro dan ultra mikro, yang selama ini menjadi tulang punggung pertumbuhan bank tersebut.

Tensi Global Meningkat, BRI Tetap Waspada

Meski mencetak kinerja impresif, BRI tak menutup mata terhadap tantangan eksternal yang tengah berkembang. Hery Gunardi menyoroti kondisi perekonomian global yang diwarnai oleh ketegangan perdagangan internasional, khususnya akibat kebijakan proteksionis yang kembali dihidupkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

“Perekonomian global diwarnai ketidakpastian, terutama tensi geopolitik dan dampak lanjutan terhadap perdagangan internasional dan rantai pasok. BRI memperkirakan akan ada dampak jangka pendek akibat tarif baru. Namun saat ini tengah berlangsung negosiasi antara Indonesia dan AS yang diharapkan kesepakatan lebih baik,” jelas Hery.

Menurut Hery, ketegangan dagang tersebut berpotensi memicu dampak jangka pendek, terutama dalam hal volatilitas pasar dan fluktuasi nilai tukar. Namun, BRI tetap memandang bahwa pengaruh langsung terhadap operasional bank akan terbatas.

Permintaan Domestik Jadi Penopang Utama

Optimisme BRI terhadap stabilitas bisnisnya di tengah gejolak global berakar pada kekuatan permintaan domestik Indonesia, yang menurut Hery masih sangat kuat dan mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menekankan bahwa kontribusi terbesar terhadap kinerja BRI berasal dari konsumsi dan aktivitas ekonomi dalam negeri, bukan dari eksposur internasional.

“Perekonomian Indonesia, termasuk bisnis BRI, lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik. Selain dari faktor depresiasi mata uang, perang tarif tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap bisnis BRI maupun perekonomian nasional,” ungkap Hery.

Keyakinan ini diperkuat dengan pertumbuhan sektor-sektor domestik yang tetap solid, mulai dari perdagangan, jasa, pertanian, hingga UMKM. BRI sebagai bank yang fokus pada segmen mikro dan ultra mikro menilai bahwa keberlanjutan konsumsi rumah tangga dan peningkatan inklusi keuangan menjadi pondasi penting bagi stabilitas bisnis ke depan.

Digitalisasi dan Ekspansi Mikro Jadi Andalan

Selama beberapa tahun terakhir, BRI terus memperkuat posisinya sebagai bank mikro terbesar di Indonesia. Transformasi digital menjadi salah satu fokus utama yang kini membuahkan hasil. Platform BRImo dan BRISPOT telah mempercepat proses akuisisi nasabah, penyaluran kredit mikro, serta layanan perbankan digital lainnya.

Di sisi lain, BRI juga memperluas cakupan melalui holding ultra mikro yang terdiri dari BRI, Pegadaian, dan PNM. Sinergi ini terbukti memperkuat inklusi keuangan di akar rumput dan memperbesar kontribusi dari sektor informal terhadap ekonomi nasional.

Pandangan ke Depan: Stabil di Tengah Ketidakpastian

Ke depan, BRI menargetkan pertumbuhan yang tetap konservatif namun solid. Fokus akan terus diarahkan pada pembiayaan sektor produktif dan penguatan infrastruktur digital. Di tengah bayang-bayang gejolak global, BRI akan memperkuat mitigasi risiko, baik dari sisi kredit maupun pasar.

Bank juga akan terus mendukung program-program pemerintah, terutama dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, meningkatkan inklusi keuangan, dan memperluas jangkauan layanan ke masyarakat yang belum terakses perbankan.

Kinerja BRI di kuartal pertama 2025 menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat dan adaptif, bank nasional mampu tetap tumbuh bahkan dalam kondisi ekonomi global yang menantang. Laba bersih sebesar Rp13,80 triliun, pertumbuhan aset menjadi Rp2.098 triliun, serta strategi pembiayaan yang selektif dan digitalisasi yang berkelanjutan menjadi bukti nyata keberhasilan BRI menjaga daya saingnya.

Di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan proteksionis dan fluktuasi pasar, BRI tetap menunjukkan ketahanan dan optimisme yang tinggi. Diperkuat oleh fondasi bisnis berbasis permintaan domestik, bank ini siap melangkah lebih jauh sebagai pilar utama sistem keuangan nasional.

Dengan sinyal positif dari negosiasi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta fundamental ekonomi dalam negeri yang masih kuat, BRI diyakini akan mampu mempertahankan kinerjanya sepanjang 2025 dan memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index