JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendampingi nasabah dan pelaku usaha untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin dinamis. Dalam momentum Halalbihalal dan Economic Outlook 2025 yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, BNI mendorong kolaborasi dan strategi adaptif untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi dunia yang dapat berdampak langsung pada sektor riil dalam negeri.
Acara ini menjadi salah satu inisiatif strategis BNI dalam memberikan wawasan kepada para nasabah dan pelaku usaha di wilayah Jawa Tengah agar tetap mampu tumbuh dan berkembang di tengah perubahan lanskap ekonomi global. Dengan mengusung tema “Membangun Resiliensi Bisnis dan Peluang Investasi di Tengah Ketidakpastian Global”, BNI mengajak semua pihak untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga bertransformasi melalui solusi keuangan yang inovatif.
Dorongan Adaptasi di Tengah Volatilitas Ekonomi Global
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan bahwa kondisi ekonomi global saat ini tidak terlepas dari sejumlah tantangan besar, seperti ketegangan geopolitik, perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju, serta fluktuasi harga komoditas. Hal ini, menurutnya, menuntut pelaku usaha untuk lebih lincah dalam membaca peluang dan berani beradaptasi.
“Situasi global saat ini memerlukan kewaspadaan ekstra dari seluruh pelaku ekonomi. BNI hadir untuk mendampingi nasabah agar tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang dengan strategi keuangan yang tepat,” ujar Royke dalam pernyataan resminya.
Menurut Royke, langkah kolaboratif seperti diskusi ekonomi dan silaturahmi pasca-Ramadhan ini penting sebagai wadah berbagi wawasan, strategi, dan semangat optimisme dalam menghadapi masa depan. Ia menekankan pentingnya adaptasi bisnis, diversifikasi usaha, dan efisiensi operasional sebagai kunci menghadapi dinamika global.
Economic Outlook 2025: Arah dan Strategi
Dalam forum Economic Outlook 2025 yang menjadi bagian dari rangkaian acara, para ekonom dan analis dari BNI memaparkan proyeksi ekonomi Indonesia ke depan, dengan penekanan pada sektor-sektor yang memiliki ketahanan tinggi di tengah fluktuasi global. Ditekankan pula bahwa meski ada tantangan, Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan kuat, terutama dari sektor konsumsi domestik, digitalisasi ekonomi, dan ekspor berbasis komoditas unggulan.
Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto, mengungkapkan bahwa perbankan harus menjadi mitra strategis bagi pelaku usaha, tidak hanya sebagai penyedia pembiayaan, tetapi juga sebagai mitra dalam inovasi dan transformasi bisnis.
“Kami melihat bahwa sektor UMKM dan industri berbasis ekspor akan tetap menjadi penopang utama ekonomi nasional. BNI terus mendorong digitalisasi layanan untuk menjangkau pelaku usaha secara lebih luas dan efisien,” ujar Ryan.
Ia menambahkan, berbagai solusi seperti pembiayaan hijau (green financing), digital banking, serta program inklusi keuangan menjadi fokus utama BNI dalam menjawab tantangan dan tren baru perekonomian global.
BNI Perkuat Pendampingan dan Akses Keuangan
Komitmen BNI dalam mendukung dunia usaha juga tercermin dari berbagai inisiatif pendampingan bisnis dan pembukaan akses keuangan yang lebih luas. BNI menyediakan berbagai produk pembiayaan, baik konvensional maupun syariah, untuk mendukung ekspansi usaha kecil hingga korporasi besar.
Executive Vice President BNI Wilayah Jawa Tengah, Ahmad Fikri, menyampaikan bahwa pihaknya siap memberikan dukungan konkret dalam bentuk solusi perbankan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pelaku usaha di wilayah tersebut.
“Kami terus hadir di tengah masyarakat dan pelaku usaha untuk memberikan layanan keuangan yang adaptif dan komprehensif. Dengan pendekatan yang berbasis solusi, kami percaya nasabah dapat lebih siap menghadapi tantangan global,” ujar Fikri.
Selain pembiayaan, BNI juga menyediakan program pelatihan kewirausahaan, literasi keuangan, serta platform digital yang mendukung transaksi dan manajemen usaha secara real-time. Hal ini untuk memastikan bahwa para pelaku usaha memiliki daya saing tinggi di era ekonomi digital.
Silaturahmi yang Menguatkan Kolaborasi
Acara Halalbihalal yang digelar bersamaan dengan forum Economic Outlook juga menjadi sarana mempererat hubungan antara BNI dengan para nasabah strategis, mitra bisnis, serta pemangku kepentingan daerah. Dalam suasana yang hangat dan penuh semangat, para peserta berbagi cerita, tantangan, serta harapan ke depan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang turut hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi inisiatif BNI dalam memberikan dukungan nyata bagi pelaku usaha di daerahnya. Ia menilai kehadiran perbankan nasional seperti BNI sangat penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi daerah.
“Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa sinergi antara perbankan, pemerintah daerah, dan pelaku usaha adalah kunci dalam menghadapi situasi global yang tidak menentu. Saya harap ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain,” kata Ganjar.
Mendorong Semangat Optimisme Nasional
Melalui kegiatan ini, BNI berharap dapat terus mendorong semangat optimisme dan kepercayaan diri pelaku usaha dalam menatap 2025. Meskipun tantangan global masih membayangi, peluang tetap terbuka bagi mereka yang siap berinovasi dan bergerak cepat.
Royke Tumilaar menegaskan bahwa BNI akan terus memperkuat posisinya sebagai bank yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga pada penciptaan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.
“BNI berkomitmen untuk terus menjadi mitra terpercaya nasabah dan pelaku usaha di seluruh Indonesia. Kami percaya, dengan sinergi dan inovasi, kita bisa menghadapi ketidakpastian dengan lebih kuat dan percaya diri,” tutup Royke.
Dengan pendekatan yang strategis dan berorientasi pada solusi, BNI terus memantapkan perannya dalam mendorong adaptasi dunia usaha di tengah dinamika global. Acara Halalbihalal dan Economic Outlook 2025 di Solo menjadi cerminan nyata bagaimana kolaborasi dan komunikasi terbuka mampu menciptakan harapan baru di tengah tantangan yang kompleks.
Melalui sinergi antara pelaku usaha, regulator, dan perbankan, diharapkan ekonomi Indonesia tetap mampu tumbuh secara berkelanjutan dan inklusif dalam menghadapi tantangan-tantangan global yang tidak terduga.