Nikel

Saham Emiten Nikel MDKA, NCKL, hingga NICE Menguat Tajam di Tengah Sentimen Pasar yang Membaik

Saham Emiten Nikel MDKA, NCKL, hingga NICE Menguat Tajam di Tengah Sentimen Pasar yang Membaik

JAKARTA – Saham sejumlah emiten pertambangan nikel mencatatkan penguatan signifikan pada perdagangan Jumat 25 April 2025. Kenaikan harga saham ini terjadi meskipun sektor komoditas, termasuk nikel, masih berada dalam bayang-bayang ketidakpastian global dan domestik. Namun, optimisme pelaku pasar terhadap prospek industri nikel yang berkelanjutan, serta sentimen pasar yang mulai membaik, menjadi pendorong utama penguatan saham-saham di sektor ini.

Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) mencatatkan lonjakan tertinggi dengan kenaikan sebesar 11,89 persen. Sementara itu, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik sebesar 6,21 persen, dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) juga mengalami kenaikan sebesar 4,51 persen.

Kinerja positif saham-saham nikel tersebut menunjukkan adanya minat beli investor yang kembali menguat, terutama terhadap sektor tambang berbasis energi masa depan seperti nikel, yang merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik (EV).

Sentimen Positif Dorong Kenaikan Saham

Kenaikan saham emiten nikel hari ini tidak lepas dari membaiknya sentimen pasar global, meskipun ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan ketidakpastian suku bunga di Amerika Serikat masih membayangi. Pasar tampaknya merespons positif beberapa indikator ekonomi serta kabar dari sektor pertambangan nikel yang menunjukkan prospek cerah ke depan.

Investor juga memandang bahwa potensi jangka panjang industri nikel di Indonesia masih sangat besar, terutama dengan dukungan kebijakan pemerintah dalam hilirisasi mineral. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia terus mendorong transformasi dari ekspor bahan mentah ke produk hilir seperti nikel sulfat dan prekursor baterai.

MDKA dan NCKL Jadi Sorotan

Salah satu saham yang mencuri perhatian adalah MDKA (PT Merdeka Copper Gold Tbk), yang dikenal aktif mengembangkan portofolio bisnis di sektor tambang logam dasar, termasuk nikel. Perusahaan ini juga terlibat dalam proyek-proyek strategis yang berkaitan dengan pengolahan mineral untuk kebutuhan industri energi terbarukan.

Penguatan harga saham MDKA sebesar 6,21 persen pada perdagangan hari ini dinilai sebagai respons positif pasar terhadap perkembangan ekspansi bisnis mereka di segmen nikel. MDKA juga menjadi bagian penting dalam rantai pasok nikel untuk ekosistem kendaraan listrik.

Selain itu, NCKL (PT Trimegah Bangun Persada Tbk) juga mencatat kenaikan 4,51 persen. NCKL merupakan entitas yang terafiliasi dengan Harita Group dan memiliki proyek smelter nikel di Pulau Obi, Maluku Utara. Proyek tersebut menjadi bagian dari strategi hilirisasi nasional dan telah menarik perhatian investor global.

Sebelumnya, NCKL juga mengumumkan rencana peningkatan kapasitas produksi serta kerja sama strategis dengan mitra internasional dalam pengembangan produk turunan nikel untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik.

Saham NICE Melejit Hampir 12 Persen

Sementara itu, saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) mencatatkan lonjakan tertinggi di antara emiten nikel lainnya dengan kenaikan sebesar 11,89 persen. NICE sendiri merupakan emiten yang bergerak dalam bidang pertambangan bijih nikel di Sulawesi Tenggara.

Performa saham NICE yang impresif ini dipandang sebagai refleksi dari optimisme investor terhadap peningkatan produksi dan kinerja keuangan perusahaan ke depan. Meski belum ada pengumuman resmi terkait aksi korporasi terbaru, kenaikan signifikan tersebut menunjukkan bahwa pasar menilai positif potensi pertumbuhan bisnis emiten ini.

Geopolitik dan Isu Domestik Masih Jadi Tantangan

Meskipun tren penguatan saham emiten nikel cukup menggembirakan, analis pasar tetap mengingatkan bahwa kondisi geopolitik global dan dinamika kebijakan dalam negeri masih menjadi faktor penentu pergerakan harga saham ke depan.

Ketegangan antara negara-negara produsen energi seperti Iran dan Israel, serta ketidakpastian arah kebijakan moneter Amerika Serikat, masih menjadi sumber volatilitas di pasar komoditas. Selain itu, kebijakan domestik terkait royalti nikel, insentif hilirisasi, dan perizinan tambang juga akan turut memengaruhi prospek emiten di sektor ini.

Prospek Cerah Industri Nikel Nasional

Kendati demikian, prospek industri nikel di Indonesia masih sangat menjanjikan. Indonesia saat ini merupakan produsen nikel terbesar di dunia, dan pemerintah terus mendorong peningkatan nilai tambah melalui pembangunan smelter dan pabrik pemurnian nikel.

Dukungan kebijakan dari pemerintah menjadi salah satu alasan mengapa sektor ini menarik bagi investor. Pemerintah telah menegaskan komitmennya dalam memperkuat hilirisasi, yang diharapkan mampu meningkatkan ekspor produk bernilai tinggi dan mendukung transisi energi nasional.

Penopang Transisi Energi dan Industri EV

Nikel kini menjadi komoditas strategis dalam era transisi energi. Bahan ini merupakan komponen utama dalam baterai lithium-ion yang digunakan pada kendaraan listrik. Oleh karena itu, permintaan global terhadap nikel diperkirakan akan terus meningkat dalam dekade mendatang.

Dalam konteks tersebut, para emiten nikel di Indonesia berada dalam posisi yang menguntungkan untuk menangkap peluang pasar global, terutama jika mereka mampu mengembangkan produk hilir berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan industri baterai dunia.

Pernyataan Analis: Pasar Mulai Masuk Fase Optimisme Baru

Menanggapi penguatan harga saham emiten nikel, analis pasar dari salah satu sekuritas terkemuka menyatakan bahwa investor mulai melihat fase optimisme baru, terutama pada sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan ekonomi hijau dan transisi energi.

"Saham-saham nikel bergerak positif karena pelaku pasar mulai memperhitungkan prospek jangka panjang sektor ini. Apalagi dengan kebijakan hilirisasi yang konsisten dan permintaan global terhadap baterai kendaraan listrik yang terus naik," ujar seorang analis pasar modal kepada.

Analis juga menambahkan bahwa selama fundamental perusahaan tetap solid dan kebijakan pemerintah konsisten, emiten nikel akan terus menjadi pilihan menarik bagi investor domestik maupun asing.

Kenaikan tajam saham-saham emiten nikel seperti MDKA, NCKL, dan NICE pada Jumat 25 April 2025 mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek cerah industri nikel nasional, meski tantangan global masih membayangi. Sentimen positif didorong oleh perbaikan pasar, prospek jangka panjang kendaraan listrik, dan dukungan kebijakan hilirisasi dari pemerintah. Dengan Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasok nikel dunia, sektor ini berpotensi terus tumbuh dan menjadi penopang penting ekonomi nasional di era transisi energi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index