JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menggelar perayaan penuh makna di seluruh stasiun LRT Jabodebek. Acara ini bertujuan mengapresiasi kontribusi besar perempuan dalam kehidupan sosial dan dunia kerja, khususnya di sektor transportasi publik. Momentum ini dimanfaatkan KAI untuk menekankan komitmen dalam menciptakan sistem transportasi yang inklusif, aman, dan nyaman bagi seluruh kalangan, terutama wanita.
Salah satu yang paling mencolok dalam perayaan Hari Kartini tahun ini adalah penampilan para petugas perempuan LRT Jabodebek. Mereka yang bertugas di lini depan seperti layanan Passenger Service dan Ticketing Service, tampil anggun mengenakan kebaya, pakaian tradisional Indonesia yang sarat makna. Penampilan ini tidak hanya mempercantik suasana stasiun, tetapi juga menjadi simbol dedikasi, kekuatan, dan keanggunan perempuan Indonesia sebagaimana diperjuangkan oleh R.A. Kartini.
"Hari Kartini merupakan momen penting untuk mengingat perjuangan perempuan Indonesia. Dengan melibatkan petugas perempuan dan menghadirkan nuansa tradisional, kami ingin menyampaikan pesan bahwa perempuan memiliki peran besar dalam pembangunan, termasuk dalam pelayanan transportasi publik modern," ujar VP Public Relations KAI, Joni Martinus.
Sebagai bentuk apresiasi kepada para pengguna, KAI turut membagikan souvenir spesial di beberapa stasiun LRT Jabodebek. Hadiah ini diberikan sebagai bentuk terima kasih kepada masyarakat yang telah mempercayakan kebutuhan transportasinya kepada KAI. Para penumpang pun menyambut baik inisiatif ini, dan banyak yang mengabadikan momen unik tersebut di media sosial.
Namun, perayaan ini tidak hanya berhenti pada simbolisasi. KAI juga terus menunjukkan komitmennya terhadap pelayanan yang ramah perempuan melalui berbagai kebijakan nyata. Sejak Desember 2024, KAI telah mengoperasikan gerbong khusus wanita di setiap rangkaian LRT Jabodebek. Gerbong ini ditempatkan di bagian paling belakang kereta dan dioperasikan setiap hari kerja sepanjang jam operasional.
"Langkah ini kami ambil sebagai upaya memberikan rasa aman dan nyaman kepada penumpang wanita. Ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab kami dalam menciptakan layanan transportasi yang inklusif dan sensitif terhadap kebutuhan pengguna dari berbagai latar belakang," terang Joni.
Tidak hanya itu, KAI juga telah melengkapi seluruh stasiun dan kereta dengan tombol darurat yang dapat digunakan dalam situasi berbahaya, termasuk kasus pelecehan seksual. Penempatan tombol ini dirancang agar mudah dijangkau oleh pengguna kapan saja.
"Kami telah melatih seluruh petugas kami, terutama di LRT Jabodebek, untuk merespons cepat dan tepat jika terjadi situasi darurat. Setiap laporan yang masuk akan ditindaklanjuti secara serius, demi menjaga kepercayaan dan kenyamanan masyarakat," imbuhnya.
Langkah KAI ini sejalan dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap transportasi publik yang tidak hanya efisien, tetapi juga aman dari segala bentuk pelecehan dan diskriminasi. Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap keselamatan dan kenyamanan pengguna perempuan memang meningkat, seiring dengan semakin besarnya partisipasi perempuan dalam aktivitas publik dan pekerjaan.
Dengan peringatan Hari Kartini yang dikemas dengan sentuhan budaya dan aksi nyata, KAI berharap dapat terus menjadi pelopor dalam layanan transportasi publik yang berkeadilan gender dan ramah bagi semua pengguna. KAI juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan transportasi yang saling menghargai dan bebas dari kekerasan.
"Perempuan adalah pilar penting dalam masyarakat. Memberikan ruang aman dan nyaman bagi mereka di transportasi publik bukanlah pilihan, tapi kewajiban. Inilah semangat Kartini yang ingin kami hidupkan melalui layanan kami," tutup Joni Martinus.