JAKARTA - Dunia sepak bola tengah menatap Amerika Serikat (AS) sebagai poros baru perkembangan dan popularitas olahraga terpopuler di dunia ini. Dalam kurun waktu tiga tahun sejak 2024 hingga 2026, Negeri Paman Sam dijadwalkan menjadi tuan rumah dari tiga ajang besar sepak bola internasional, menjadikannya episentrum baru untuk berbagai kompetisi elite dunia.
Panggung dimulai pada pertengahan tahun 2024, saat Amerika Serikat menjadi tuan rumah Copa America, turnamen prestisius Amerika Latin yang untuk pertama kalinya dalam sejarah kembali digelar di luar wilayah Amerika Selatan dengan skala penuh. Turnamen ini pun mencatatkan Argentina sebagai juara, dengan Lionel Messi kembali menorehkan sejarah.
Setelah sukses menyelenggarakan Copa America, Amerika Serikat juga telah ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia Antarklub FIFA 2025, yang akan diikuti oleh klub-klub top dunia dari enam konfederasi. Turnamen ini akan menjadi edisi perdana dengan format baru yang lebih kompetitif, menghadirkan total 32 klub dari berbagai penjuru dunia.
Tak berhenti sampai di situ, klimaksnya adalah pada tahun 2026, di mana Amerika Serikat menjadi bagian dari trio tuan rumah Piala Dunia FIFA 2026, bersama dengan Kanada dan Meksiko. Ini akan menjadi Piala Dunia pertama yang digelar dengan jumlah peserta sebanyak 48 tim, serta diselenggarakan di tiga negara sekaligus.
Ketiga turnamen besar ini menjadikan Amerika Serikat tidak hanya sebagai tuan rumah, tetapi juga sebagai panggung utama yang semakin memperkuat posisi mereka di peta kekuatan industri sepak bola global.
Infrastuktur dan Pasar yang Kuat Menjadi Modal Utama
Kehadiran turnamen-turnamen besar tersebut bukanlah sebuah kebetulan. Amerika Serikat telah membuktikan diri sebagai negara dengan infrastruktur olahraga kelas dunia. Puluhan stadion megah tersebar di seluruh negeri, termasuk stadion NFL yang mampu menampung hingga 80.000 penonton dan telah diuji dalam berbagai ajang olahraga internasional lainnya.
Pasar sepak bola AS pun menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan data dari FIFA dan Nielsen, jumlah penggemar sepak bola di AS meningkat secara eksponensial, didorong oleh berkembangnya liga domestik Major League Soccer (MLS), serta meningkatnya konsumsi konten sepak bola Eropa dan Amerika Latin melalui berbagai platform digital.
“Amerika Serikat telah menjadi pasar yang sangat penting bagi pertumbuhan sepak bola global. Dengan populasi yang besar dan basis penggemar yang terus berkembang, negara ini memberikan peluang luar biasa bagi industri sepak bola,” ujar Gianni Infantino, Presiden FIFA, dalam pernyataannya saat mengumumkan tuan rumah Piala Dunia Antarklub 2025.
Efek Domino terhadap Perkembangan Sepak Bola Global
Momentum Amerika Serikat menjadi tuan rumah dalam tiga turnamen penting ini juga membawa efek domino bagi perkembangan sepak bola global. Salah satunya adalah peningkatan investasi dari klub-klub Eropa yang mulai melirik pasar Amerika sebagai lahan ekspansi bisnis dan pencarian talenta muda.
Banyak akademi sepak bola besar dari Eropa, seperti Barcelona, Manchester City, hingga Bayern Munich, telah membuka cabang pelatihan dan pengembangan pemain di berbagai kota di AS. Tujuannya adalah untuk menjaring pemain muda lokal berbakat dan memperluas jaringan bisnis mereka di pasar yang potensial ini.
Selain itu, nilai siaran dan hak komersial turnamen juga mengalami peningkatan signifikan. Misalnya, hak siar Piala Dunia 2026 di pasar Amerika Utara telah mencatatkan rekor nilai tertinggi dalam sejarah FIFA.
“Amerika Serikat bukan hanya sekadar tuan rumah, tetapi juga mitra strategis FIFA untuk membawa sepak bola ke level yang lebih tinggi secara global,” kata Victor Montagliani, Presiden CONCACAF, dalam wawancaranya dengan media internasional.
Transformasi Budaya Olahraga di Amerika
Secara historis, sepak bola bukanlah olahraga nomor satu di Amerika Serikat, kalah pamor dari American football, baseball, dan basket. Namun, dalam dua dekade terakhir, persepsi publik mulai bergeser. Generasi muda Amerika, terutama generasi milenial dan Gen Z, mulai menjadikan sepak bola sebagai olahraga favorit mereka.
Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah penonton MLS, baik di stadion maupun di siaran televisi dan streaming. Klub-klub MLS juga semakin aktif mendatangkan pemain bintang dari Eropa dan Amerika Latin, yang turut meningkatkan daya tarik kompetisi domestik.
“Sepak bola kini bukan lagi olahraga asing bagi masyarakat Amerika. Anak-anak kecil di sini sudah tumbuh dengan menyukai pemain seperti Messi, Ronaldo, atau Mbappe. Ini sebuah perubahan besar,” ujar Alexi Lalas, mantan pemain timnas AS dan sekarang analis sepak bola ternama.
Dengan populasi muda yang mulai mendominasi preferensi olahraga, serta dukungan teknologi dan media sosial yang kuat, transformasi budaya sepak bola di AS bisa dikatakan tidak terelakkan.
Harapan Jangka Panjang: Amerika Jadi Motor Penggerak Sepak Bola Dunia
Dengan kesuksesan sebagai tuan rumah Copa America 2024, Piala Dunia Antarklub 2025, dan Piala Dunia 2026, Amerika Serikat diyakini akan memainkan peran strategis dalam memajukan sepak bola global, baik dari sisi ekonomi, industri, hingga pengembangan pemain muda.
Dalam jangka panjang, banyak pihak memprediksi bahwa Amerika Serikat akan menjelma sebagai hub sepak bola dunia, tidak hanya sebagai tempat penyelenggaraan turnamen, tetapi juga sebagai pusat pelatihan, pengembangan teknologi olahraga, dan inovasi komersial di industri sepak bola.
“Amerika Serikat memiliki semua potensi untuk menjadi pusat baru sepak bola dunia: infrastruktur, teknologi, ekonomi, dan semangat muda yang luar biasa,” tutur Gianni Infantino.
Dengan semua indikator yang terus meningkat—dari sisi infrastruktur, basis penggemar, prestise turnamen, hingga dukungan komersial—bukan tidak mungkin bahwa dalam satu dekade mendatang, Amerika Serikat akan berdiri sejajar, atau bahkan melampaui, negara-negara dengan tradisi sepak bola yang sudah lebih dahulu mapan.
Amerika Serikat kini tidak hanya sekadar bermain di lapangan, tetapi juga mengendalikan panggung besar sepak bola dunia.