JAKARTA - Nilai tukar Yen Jepang (JPY) kembali menunjukkan penguatan setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan moderat pada sesi Asia. Pergerakan ini menandai hari kedua berturut-turut JPY menguat terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Pendorong utama datang dari data domestik Jepang yang menunjukkan hasil beragam.
Pesanan Mesin Inti Jepang tercatat meningkat pada Juni, sebuah kejutan positif bagi pasar yang sebelumnya memperkirakan stagnasi. Namun, kabar baik ini harus dihadapkan dengan penurunan ekspor Jepang yang berlanjut selama tiga bulan berturut-turut hingga Juli, sebuah sinyal bahwa perekonomian Negeri Sakura masih menghadapi tekanan signifikan.
Pesanan Mesin Inti Jadi Sinyal Positif
Kenaikan pesanan mesin inti Jepang di luar dugaan memberi napas segar bagi sentimen ekonomi domestik. Sektor manufaktur, yang menjadi salah satu indikator penting dalam menilai aktivitas investasi perusahaan, memperlihatkan adanya harapan pemulihan.
Lonjakan ini mencerminkan masih adanya permintaan dalam negeri yang mendukung stabilitas ekonomi Jepang. Meski begitu, para pelaku pasar tetap berhati-hati, mengingat faktor eksternal seperti ekspor yang terus melemah menjadi ancaman yang tak bisa diabaikan.
Ekspor Jepang Alami Tekanan Beruntun
Berbeda dengan pesanan mesin yang tumbuh, sektor ekspor justru mencatat penurunan tiga bulan beruntun. Tren ini memicu kekhawatiran serius, mengingat ekspor selama ini menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Jepang.
Penurunan ekspor tidak hanya menandakan tantangan dalam perdagangan global, tetapi juga menggarisbawahi dampak perlambatan permintaan dari mitra dagang utama Jepang. Kondisi ini membuat pemerintah dan pelaku pasar semakin waspada terhadap prospek ekonomi yang sangat bergantung pada ekspor barang manufaktur.
Dolar AS Tetap Menunjukkan Daya Tarik
Di sisi lain, Dolar AS masih memperlihatkan kekuatan dengan menarik minat beli selama tiga hari berturut-turut. Hal ini didukung oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) tidak akan melakukan pelonggaran kebijakan secara agresif dalam waktu dekat.
Kecenderungan ini membuat USD tetap memiliki daya tarik di mata investor, meskipun pasar masih memperkirakan kemungkinan besar bahwa bank sentral AS akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada September.
Kebijakan BoJ Jadi Sorotan Pasar
Bank of Japan (BoJ) kini berada dalam posisi yang penuh perhatian. Pasar memperkirakan BoJ akan tetap pada jalur normalisasi kebijakan dan kemungkinan menaikkan suku bunga pada akhir tahun. Langkah ini diyakini sebagai bagian dari strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi Jepang dan memperkuat nilai tukar Yen. Meskipun demikian, pendekatan BoJ yang cenderung hati-hati tetap menjadi faktor yang membatasi pergerakan JPY di pasar global.
Prospek JPY Menjelang Risalah FOMC
Menjelang dirilisnya risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), para pelaku pasar masih memantau pergerakan lebih lanjut. Yen, meski menghadapi tekanan dari data ekspor yang menurun, tetap memiliki peluang untuk bertahan berkat prospek kenaikan suku bunga BoJ.
Sebaliknya, Dolar AS yang tetap solid akibat kebijakan The Fed juga menciptakan persaingan ketat dalam menentukan arah pasangan mata uang USD/JPY. Ke depan, dinamika ini akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana kedua bank sentral menyeimbangkan kebijakan moneter mereka masing-masing.