BUMN

Danantara Perkuat Konsolidasi Bisnis Sembilan Sektor BUMN

Danantara Perkuat Konsolidasi Bisnis Sembilan Sektor BUMN
Danantara Perkuat Konsolidasi Bisnis Sembilan Sektor BUMN

JAKARTA - Upaya strategis untuk mengoptimalkan potensi BUMN dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional tengah dikuatkan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Fokus utama saat ini adalah konsolidasi bisnis di sembilan sektor yang menjadi ruang lingkup kegiatan usaha BUMN, sebagai bagian dari arah baru transformasi manajemen investasi negara.

Pendekatan konsolidatif ini diyakini akan memperkuat posisi perusahaan-perusahaan BUMN, tidak hanya dari sisi efisiensi dan daya saing, tetapi juga dari kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam forum bersama Komisi VI DPR, penjelasan mengenai program strategis Danantara disampaikan langsung oleh Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Danantara Asset Management (Persero).

Dengan pemaparan yang menyeluruh, Dony menegaskan pentingnya melakukan penataan yang lebih terarah terhadap bisnis BUMN, agar aset yang dikelola tidak hanya menguntungkan secara jangka pendek, melainkan memiliki dampak panjang terhadap stabilitas ekonomi nasional.

“Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) membeberkan program strategis yang akan digeber hingga akhir 2025. Salah satunya, konsolidasi bisnis yang menyasar sembilan sektor usaha yang digeluti oleh BUMN,” ungkap Dony Oskaria dalam rapat tersebut.

Pendekatan Danantara tidak hanya berhenti pada penggabungan atau integrasi bisnis semata, tetapi juga menyasar optimalisasi nilai dari setiap lini usaha yang tergabung. Artinya, konsolidasi ini akan menciptakan ekosistem usaha yang saling melengkapi, bukan sekadar memangkas entitas atau efisiensi semu.

Dalam pertemuan bersama anggota legislatif itu, Dony menggarisbawahi bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Danantara telah melalui proses kajian menyeluruh dan bertumpu pada kepentingan nasional. Ini menjadi penegasan bahwa kehadiran BPI Danantara bukan sekadar pengelola dana atau portofolio, melainkan sebagai akselerator transformasi dan pencipta nilai bagi aset-aset negara yang selama ini tersebar dalam berbagai BUMN.

Sebagai lembaga pengelola investasi yang berada di bawah payung pemerintah, Danantara mengemban mandat untuk mengonsolidasikan sekaligus mengakselerasi performa sektor-sektor vital yang digeluti oleh BUMN. Program strategis yang dipaparkan merupakan bentuk konkret pelaksanaan mandat tersebut dalam bentuk kerja nyata, terukur, dan berjangka waktu jelas.

Program-program yang digeber hingga akhir 2025 ini mencakup sejumlah pilar transformasi. Mulai dari penyelarasan arah bisnis, pembentukan holding tematik di sektor-sektor tertentu, hingga penempatan dana investasi jangka panjang yang diharapkan mampu memberikan hasil optimal bagi negara, sekaligus memperbesar skala operasional BUMN secara nasional maupun regional.

Sembilan sektor usaha yang menjadi target konsolidasi mencakup berbagai bidang penting dalam struktur ekonomi nasional. Meski tidak dirinci satu per satu dalam forum tersebut, namun dari konteksnya dapat dipahami bahwa sektor-sektor tersebut merupakan pilar utama dalam kontribusi BUMN terhadap pembangunan. Melalui konsolidasi yang tepat, potensi sinergi antar-BUMN di dalam sektor yang sama maupun lintas sektor akan lebih mudah diwujudkan.

Dengan pendekatan yang berbasis pada good corporate governance, setiap langkah Danantara diarahkan untuk memberikan nilai tambah terhadap portofolio investasi negara. Konsolidasi bukan dimaksudkan untuk mempersempit ruang gerak usaha, namun justru sebagai penguatan sistemik atas kelembagaan bisnis negara yang selama ini berjalan sendiri-sendiri.

Rencana strategis ini juga merupakan respons terhadap dinamika global dan tantangan ekonomi yang semakin kompleks. Di tengah persaingan yang kian ketat, efisiensi, sinergi, dan akuntabilitas menjadi keniscayaan bagi BUMN yang ingin bertahan dan tumbuh. Oleh karena itu, Danantara menempatkan transformasi manajemen portofolio sebagai agenda utama dalam kerjanya hingga 2025.

Dony menegaskan bahwa sinergi dan konsolidasi bukanlah akhir dari proses, melainkan titik awal dari penguatan fundamental usaha BUMN. Dengan adanya restrukturisasi yang terarah, akan tercipta BUMN yang tidak hanya besar dari sisi aset, tetapi juga tangguh dalam operasional dan adaptif terhadap perubahan zaman.

“Program strategis Danantara itu dipaparkan oleh Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia sekaligus Direktur Utama PT Danantara Asset Management (Persero) Dony Oskaria dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR,” terang pernyataan yang dibacakan dalam forum tersebut.

Konsolidasi yang akan dilakukan juga mempertimbangkan aspek sosial dan keberlanjutan. Setiap langkah strategis yang diambil dirancang agar tetap sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan tidak menimbulkan gejolak dalam sistem ketenagakerjaan maupun eksistensi entitas usaha daerah.

Lebih dari itu, kehadiran Danantara sebagai entitas pengelola investasi negara membawa harapan baru atas tata kelola yang lebih modern, profesional, dan transparan. Dengan didukung oleh tenaga profesional serta struktur kerja yang lincah, Danantara diharapkan mampu merealisasikan seluruh target konsolidasi sebelum akhir 2025.

Langkah ini sekaligus menjadi pengingat bahwa aset negara harus dikelola dengan strategi berorientasi jangka panjang, bukan sekadar reaktif terhadap kondisi saat ini. Dengan manajemen yang tepat, setiap sektor yang digeluti BUMN dapat memberikan kontribusi maksimal bagi masyarakat, dunia usaha, dan negara secara keseluruhan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index