JAKARTA - Proyek strategis nasional jalan tol Probolinggo–Banyuwangi (Probowangi) yang akan melintasi wilayah perkotaan Situbondo diyakini bakal membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya di Desa Kotakan, sebuah kawasan agraris yang sarat akan nilai religius dan budaya tradisional.
Pembangunan ruas tol ini menjadi titik balik penting bagi masyarakat Situbondo. Desa Kotakan yang terletak persis di selatan pusat Kota Situbondo, kini bersiap menyambut peradaban baru yang diprediksi akan mengubah wajah kawasan tersebut secara signifikan.
Desa Kotakan: Dari Penyangga Kota Menuju Kawasan Strategis Ekonomi
Selama ini, Desa Kotakan berperan sebagai penyangga kawasan kota, dengan identitas agraris dan religius yang kuat. Namun, kehadiran proyek tol Probowangi telah menumbuhkan harapan baru bagi warga, terutama dalam aspek konektivitas dan ekonomi.
"Kami melihat proyek ini sebagai peluang besar bagi masyarakat lokal. Akses transportasi yang lebih baik akan membuka peluang investasi dan lapangan kerja baru," ujar Kepala Desa Kotakan, H. Fauzi.
Tol Probowangi merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun untuk memperkuat konektivitas antarwilayah di Jawa Timur. Jalan tol ini akan menghubungkan Probolinggo dan Banyuwangi melalui Situbondo dengan panjang total sekitar 175 kilometer. Ruas yang melintasi Situbondo menjadi bagian penting karena berada di tengah jalur dan dekat dengan jalur pantura yang selama ini menjadi tulang punggung transportasi.
Transformasi Infrastruktur: Harapan dan Tantangan
Meski disambut dengan antusias, proyek ini juga menghadirkan tantangan tersendiri, terutama dalam hal penyesuaian lahan, adaptasi sosial, dan potensi pergeseran nilai-nilai budaya lokal. Masyarakat diharapkan mampu menyeimbangkan pembangunan fisik dengan pelestarian identitas lokal.
"Kami terus melakukan sosialisasi agar warga bisa memahami dampak positif dan menyiapkan diri terhadap perubahan. Perlu pendekatan yang humanis agar nilai-nilai tradisi tetap lestari meskipun pembangunan terus berjalan," kata Camat Situbondo, Nanik Sugiharti.
Menurut data dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur, pembangunan ruas tol di wilayah Situbondo saat ini tengah memasuki tahap pembebasan lahan dan studi dampak lingkungan. Pemerintah daerah bekerja sama dengan pelaksana proyek dan kementerian terkait untuk memastikan proses ini berjalan sesuai aturan dan memperhatikan hak-hak masyarakat.
Peluang Ekonomi Lokal: UMKM, Wisata, dan Properti
Kehadiran tol diyakini akan memicu pertumbuhan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar Desa Kotakan. Arus mobilitas yang meningkat akan memperluas jangkauan pasar bagi produk-produk lokal seperti kerajinan tangan, kuliner khas Situbondo, serta jasa penginapan dan transportasi.
"Kami sudah mulai mempersiapkan pelatihan bagi pelaku UMKM agar bisa memanfaatkan peluang dari meningkatnya akses dan kunjungan wisatawan," ungkap Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Situbondo, Irwan Syahputra.
Sementara itu, sektor pariwisata juga digadang-gadang akan terdampak positif. Destinasi wisata religi dan alam yang tersebar di Situbondo, termasuk kawasan wisata religi di Kotakan, akan lebih mudah diakses oleh wisatawan dari luar kota.
Tidak hanya itu, sektor properti juga mengalami geliat. Beberapa pengembang mulai melirik lahan-lahan strategis di sekitar jalur tol untuk pengembangan hunian, perumahan komersial, dan pusat layanan publik.
Partisipasi Warga dan Perencanaan Jangka Panjang
Pemerintah desa bersama masyarakat setempat terus memperkuat perencanaan pembangunan berbasis partisipatif. Salah satu fokusnya adalah merancang tata ruang dan pengelolaan kawasan agar perkembangan infrastruktur tidak merusak lingkungan dan keseimbangan sosial.
"Kami ingin memastikan pembangunan ini memberi manfaat jangka panjang dan merata, bukan hanya untuk investor tapi juga warga lokal," ujar H. Fauzi.
Program padat karya berbasis infrastruktur juga digencarkan agar masyarakat bisa turut terlibat dalam proses pembangunan sejak awal. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan rasa memiliki terhadap proyek serta mendukung pengurangan angka pengangguran.
Menuju Gerbang Ekonomi Baru
Secara keseluruhan, Desa Kotakan berada di persimpangan penting antara pelestarian nilai tradisional dan penerimaan terhadap modernisasi. Dengan strategi pembangunan yang tepat dan melibatkan masyarakat, proyek tol Probowangi bisa menjadi pintu masuk bagi Situbondo menuju era ekonomi baru yang lebih dinamis, inklusif, dan berdaya saing.
"Kami berharap Kotakan bisa menjadi contoh desa yang mampu tumbuh tanpa kehilangan jati dirinya," tutup Nanik Sugiharti.