JAKARTA - Di balik kelezatan makanan yang garing dan menggoda seperti kentang goreng, biskuit, atau roti panggang, ternyata tersimpan ancaman yang tak terlihat. Zat kimia bernama akrilamida bisa terbentuk selama proses memasak pada suhu tinggi dan diam-diam menumpuk dalam tubuh jika dikonsumsi terus-menerus.
Akrilamida adalah senyawa yang terbentuk secara alami ketika bahan makanan kaya karbohidrat—seperti kentang, tepung, atau biji-bijian—mengalami reaksi antara gula dan asam amino saat digoreng, dipanggang, atau dibakar. Meskipun tidak berbau maupun berasa, senyawa ini dapat menimbulkan dampak serius jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa paparan akrilamida dapat meningkatkan risiko gangguan saraf hingga kanker. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui makanan apa saja yang berpotensi mengandung zat ini dan bagaimana cara aman mengonsumsinya tanpa kehilangan cita rasa.
Bahaya Tersembunyi di Balik Gorengan
Tidak dapat dipungkiri, gorengan adalah camilan favorit banyak orang. Namun, makanan seperti kentang goreng, keripik kentang, atau cemilan renyah lainnya merupakan sumber utama terbentuknya akrilamida. Zat ini muncul ketika gula alami pada kentang bereaksi dengan asam amino selama proses penggorengan pada suhu tinggi.
Semakin lama digoreng dan semakin gelap warnanya, semakin tinggi pula kadar akrilamida yang terbentuk. Penelitian menunjukkan, kadar akrilamida dalam keripik kentang dapat mencapai 300–2.000 µg/kg, sementara kentang goreng sekitar 200–700 µg/kg.
Untuk mengurangi risikonya, sebaiknya goreng makanan hingga berwarna kuning keemasan, bukan kecokelatan atau gosong. Teknik ini membantu menekan pembentukan akrilamida tanpa mengorbankan rasa gurih yang disukai banyak orang.
Renyahnya Biskuit dan Kue Kering Bisa Jadi Ancaman
Biskuit dan kue kering sering menjadi pilihan camilan praktis yang lezat. Namun, proses pemanggangan pada suhu tinggi juga berpotensi menghasilkan akrilamida, terutama pada produk berbahan dasar tepung putih dan gula rafinasi.
Kadar akrilamida pada biskuit dapat bervariasi, mulai dari 160 hingga 1.000 µg/kg tergantung bahan baku dan suhu pemanggangan. Makin tinggi suhu dan makin lama dipanggang, makin besar pula risiko terbentuknya senyawa ini.
Untuk membuat camilan yang lebih aman, kamu bisa mencoba memanggang kue sendiri di rumah menggunakan tepung gandum utuh dan memanggang dengan suhu sedang. Selain lebih sehat, cara ini juga mempertahankan tekstur renyah tanpa menghasilkan zat berbahaya dalam jumlah besar.
Roti Panggang, Nikmat tapi Perlu Waspada
Banyak orang menyukai aroma harum dan rasa gurih dari roti panggang, apalagi saat permukaannya kecokelatan. Sayangnya, roti yang dipanggang terlalu lama hingga gosong justru menandakan terbentuknya akrilamida dalam jumlah tinggi.
Roti dengan warna terlalu cokelat atau hangus dapat mengandung akrilamida hingga 50–500 µg/kg. Karena itu, penting untuk memanggang roti hanya sampai berwarna keemasan lembut, bukan hitam pekat.
Untuk pilihan yang lebih sehat, gunakan roti gandum utuh atau multigrain. Kandungan serat dan nutrisi alaminya lebih tinggi dibandingkan roti putih biasa, serta membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Kopi dan Sereal, Dua Produk Populer yang Perlu Diperhatikan
Bagi pecinta kopi, mungkin mengejutkan bahwa proses roasting biji kopi juga bisa menghasilkan akrilamida, terutama pada tahap awal pemanggangan. Namun, kadar akrilamida dalam kopi tergantung pada tingkat sangrainya.
Kopi dengan tingkat sangrai sedang biasanya memiliki kadar akrilamida lebih rendah dibandingkan kopi sangrai gelap. Secara umum, kopi seduh mengandung sekitar 5–20 µg/L, sedangkan kopi instan bubuk dapat mencapai 100–400 µg/kg.
Oleh karena itu, memilih kopi sangrai sedang dan membatasi konsumsi kopi instan bisa menjadi langkah bijak untuk mengurangi paparan senyawa ini.
Sementara itu, sereal sarapan kemasan juga tak luput dari risiko. Produk sereal yang dipanggang hingga renyah dan memiliki warna kecokelatan—terutama yang manis—berpotensi mengandung akrilamida antara 150–1.200 µg/kg.
Sebagai alternatif, pilihlah oatmeal atau biji-bijian utuh yang dimasak dengan cara direbus. Metode ini tidak hanya menekan pembentukan akrilamida, tetapi juga menjaga kandungan serat dan nutrisi tetap optimal untuk tubuh.
Langkah Bijak Mengurangi Paparan Akrilamida
Akrilamida memang sulit dihindari sepenuhnya karena terbentuk secara alami dari proses memasak sehari-hari. Namun, risiko paparan berlebih bisa diminimalkan dengan beberapa langkah sederhana yang mudah dilakukan di rumah:
Hindari menggoreng atau memanggang makanan terlalu lama.
Jangan konsumsi makanan yang terlihat terlalu gosong atau berwarna gelap.
Pilih metode memasak bersuhu rendah seperti merebus atau mengukus.
Perbanyak konsumsi makanan segar seperti sayuran, buah, dan biji-bijian.
Gunakan bahan alami seperti tepung gandum utuh dan kurangi pemakaian gula rafinasi.
Langkah-langkah kecil ini bisa membantu tubuh terhindar dari akumulasi akrilamida tanpa harus mengorbankan kenikmatan menyantap makanan favorit.
Nikmati dengan Cerdas, Hidup Lebih Sehat
Kita sering kali menganggap bahwa makanan renyah dan beraroma menggoda aman dikonsumsi setiap hari. Padahal, proses memasak dengan suhu tinggi seperti menggoreng dan memanggang bisa mengubah bahan makanan menjadi sumber akrilamida yang berpotensi berbahaya.
Kuncinya bukan pada menghindari sepenuhnya, tetapi mengontrol cara memasak dan frekuensi konsumsi. Dengan mengenali sumber akrilamida dan menerapkan kebiasaan memasak yang lebih bijak, kamu tetap bisa menikmati cita rasa gurih tanpa mengorbankan kesehatan jangka panjang.
Makanan lezat tetap bisa menjadi pilihan yang menyehatkan—asal diolah dengan cara yang benar dan dikonsumsi dengan kesadaran penuh akan keseimbangannya.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                   
                
            