JAKARTA - Dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan tangguh, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengembangkan beton hijau yang tahan terhadap sulfat dan klorida. Kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan infrastruktur di kawasan pesisir dan laut yang semakin menghadapi tantangan akibat perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Penandatanganan kerja sama antara SIG dan BRIN dilakukan pada tanggal 30 April 2025, di Jakarta, sebagai langkah strategis dalam merespons kebutuhan mendesak akan material bangunan yang ramah lingkungan dan memiliki daya tahan tinggi di lingkungan ekstrem.
Inovasi beton hijau ini merupakan jawaban atas urgensi penanganan dampak perubahan iklim, yang semakin mengkhawatirkan, terutama terkait dengan ketahanan infrastruktur di kawasan pesisir yang rentan terhadap kerusakan akibat aksi alam seperti abrasi pantai, kenaikan permukaan air laut, serta tingginya kadar garam dan klorida. Dengan menggabungkan teknologi ramah lingkungan dan bahan baku rendah karbon, pengembangan beton hijau diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Tantangan Infrastruktur di Kawasan Pesisir
Indonesia, yang memiliki garis pantai sepanjang lebih dari 54.000 kilometer, menghadapi berbagai tantangan dalam pembangunan infrastruktur di kawasan pesisir. Struktur beton yang digunakan dalam pembangunan fasilitas dan gedung di kawasan pesisir sering kali mengalami degradasi yang cepat akibat pengaruh lingkungan yang keras, seperti tingginya kadar garam di udara dan air laut. Sulfat dan klorida yang terkandung dalam air laut dapat menyebabkan korosi pada beton, mengurangi daya tahan dan masa pakainya, yang pada akhirnya menambah biaya perawatan dan perbaikan infrastruktur.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Semen Indonesia menggandeng BRIN untuk mengembangkan beton dengan komposisi yang lebih tahan terhadap pengaruh sulfat dan klorida. Beton hijau yang dikembangkan ini menggunakan bahan baku yang lebih ramah lingkungan, yang tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga meningkatkan ketahanan beton terhadap faktor-faktor yang dapat mempercepat kerusakan infrastruktur di kawasan pesisir dan laut.
Menurut Reni Wulandari, Direktur Operasi PT Semen Indonesia, “Kolaborasi antara SIG dan BRIN ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat pengembangan infrastruktur yang tidak hanya cepat, tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan. Beton hijau ini merupakan inovasi yang sangat penting, terutama di kawasan pesisir yang sangat rentan terhadap kerusakan akibat lingkungan ekstrem. Dengan teknologi ini, kami berharap dapat memberikan solusi konkret yang mendukung pembangunan infrastruktur yang tahan lama dan berkelanjutan.”
Lebih lanjut, Teguh Muttaqie, Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, menambahkan, “Kami sangat antusias dengan hasil dari kerja sama ini. Beton hijau yang kami kembangkan memiliki daya tahan yang jauh lebih baik dalam menghadapi kondisi lingkungan yang keras, terutama di kawasan pesisir yang sering terpapar air laut dan garam. Ini adalah langkah besar untuk menjaga keberlanjutan pembangunan infrastruktur kita, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.”
Beton Hijau: Solusi Berkelanjutan untuk Pembangunan Infrastruktur
Beton hijau merupakan salah satu solusi dalam upaya untuk menciptakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan dan tahan terhadap kerusakan. Produk beton konvensional sering kali memiliki jejak karbon yang tinggi, terutama karena proses produksinya yang menggunakan bahan baku seperti semen yang menghasilkan emisi karbon yang besar. Dengan mengembangkan beton hijau, SIG dan BRIN berupaya untuk mengurangi emisi karbon tersebut, sekaligus meningkatkan daya tahan bahan bangunan terhadap elemen-elemen yang dapat merusaknya, terutama di kawasan pesisir yang menghadapi ancaman perubahan iklim.
Beton hijau yang dikembangkan dalam kerja sama ini menggunakan material alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti slag dan fly ash, yang mengurangi penggunaan klinker semen yang berkontribusi pada emisi CO2. Selain itu, inovasi dalam formulasi beton hijau juga meningkatkan ketahanannya terhadap pengaruh air laut dan garam, yang selama ini menjadi masalah utama pada struktur beton di kawasan pesisir.
Pentingnya Kolaborasi antara Pemerintah dan Swasta
Kerja sama antara SIG dan BRIN ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam menciptakan solusi inovatif yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan riset dan teknologi yang ada, kedua belah pihak berharap dapat menghasilkan produk beton yang tidak hanya memenuhi standar teknis dan fungsionalitas, tetapi juga ramah lingkungan.
Inisiatif ini juga merupakan langkah nyata untuk mewujudkan komitmen Indonesia terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama dalam hal pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan pengurangan dampak perubahan iklim. Inovasi beton hijau diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan ketahanan infrastruktur di kawasan pesisir dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.
Dampak Positif terhadap Lingkungan dan Ekonomi
Pengembangan beton hijau ini juga diharapkan dapat membawa dampak positif tidak hanya bagi sektor infrastruktur, tetapi juga bagi sektor ekonomi dan lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan bahan baku yang mengandung emisi karbon tinggi dan meningkatkan ketahanan struktur terhadap kerusakan, biaya perawatan dan perbaikan infrastruktur di kawasan pesisir dapat ditekan. Selain itu, beton hijau ini dapat membuka peluang baru dalam sektor industri bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan.
Dalam jangka panjang, pengembangan beton hijau ini berpotensi menciptakan ekosistem industri yang lebih berkelanjutan, yang akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Melalui inovasi ini, Indonesia tidak hanya menjadi pionir dalam penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan, tetapi juga berperan aktif dalam upaya global untuk menanggulangi perubahan iklim.
Proyeksi Ke Depan: Infrastruktur Pesisir yang Lebih Tangguh
Ke depannya, kerja sama antara SIG dan BRIN diharapkan dapat memperluas penggunaan beton hijau tidak hanya di kawasan pesisir, tetapi juga di berbagai sektor pembangunan infrastruktur lainnya. Dengan semakin banyaknya proyek-proyek besar yang melibatkan pembangunan di daerah rawan bencana, penggunaan beton hijau yang tahan terhadap kondisi ekstrem akan menjadi semakin penting.
Seiring dengan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya pembangunan berkelanjutan, SIG dan BRIN berharap dapat terus mengembangkan dan memperkenalkan produk-produk inovatif yang dapat memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.
Kolaborasi antara PT Semen Indonesia dan BRIN dalam mengembangkan beton hijau tahan sulfat dan klorida merupakan langkah strategis yang mendukung percepatan pembangunan infrastruktur kawasan pesisir yang tangguh dan berkelanjutan. Inovasi ini tidak hanya memberikan solusi bagi permasalahan ketahanan infrastruktur di wilayah pesisir yang rentan terhadap perubahan iklim, tetapi juga sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon. Dengan teknologi beton hijau ini, Indonesia berpotensi menjadi pemimpin dalam penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan yang akan membawa dampak positif bagi ekonomi, masyarakat, dan lingkungan.