JAKARTA - Provinsi Jawa Tengah kembali mencatatkan performa positif dalam sektor ekonomi dan investasi. Pada triwulan I tahun 2025, nilai investasi yang masuk ke provinsi ini mencapai Rp21,848 triliun, dengan total 20.431 proyek tersebar di berbagai wilayah. Capaian ini menjadi salah satu indikasi membaiknya iklim investasi di tengah pemulihan ekonomi nasional.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan bahwa tingginya capaian tersebut tidak hanya menunjukkan kepercayaan investor, tetapi juga berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja. “Investasi sebesar Rp21,848 triliun yang masuk ke Jawa Tengah pada triwulan pertama tahun ini berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 97.550 orang. Ini membuktikan bahwa Jawa Tengah adalah daerah yang ramah investasi dan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar Luthfi dalam keterangan resminya.
Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, kontribusi terbesar berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). PMDN tercatat menyumbang sekitar Rp11,4 triliun, sedangkan PMA berkontribusi sebesar Rp10,4 triliun. Beberapa sektor utama yang mendominasi investasi termasuk industri manufaktur, perdagangan besar dan eceran, serta sektor transportasi dan pergudangan.
“Dominasi sektor industri manufaktur menunjukkan bahwa Jawa Tengah masih menjadi basis produksi strategis di kawasan tengah Indonesia. Hal ini didukung oleh infrastruktur yang memadai dan sumber daya manusia yang kompetitif,” ujar Kepala DPMPTSP Jawa Tengah, Ratna Dewi.
Selain itu, faktor-faktor pendukung seperti kemudahan perizinan melalui sistem Online Single Submission (OSS), stabilitas politik daerah, serta upaya proaktif pemerintah provinsi dalam memfasilitasi investor turut mendorong pertumbuhan investasi yang sehat.
Kota-kota seperti Semarang, Kendal, dan Solo menjadi wilayah favorit para investor, terutama karena adanya kawasan industri yang telah terintegrasi dengan pelabuhan dan akses tol. Kawasan Industri Kendal misalnya, mencatat peningkatan signifikan dalam realisasi investasi PMA khususnya dari negara-negara Asia seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
Luthfi menambahkan, “Kami berkomitmen untuk terus memperbaiki iklim investasi di Jawa Tengah. Kami membuka seluas-luasnya peluang bagi para investor untuk berinvestasi di berbagai sektor, mulai dari industri, pertanian, pariwisata hingga energi terbarukan.”
Program unggulan Pemprov Jateng seperti “Jateng di Rumah Saja” yang sempat diterapkan untuk penanggulangan COVID-19 kini diimbangi dengan inisiatif pemulihan ekonomi seperti pelatihan tenaga kerja industri, pembukaan akses pasar, serta promosi investasi digital melalui forum internasional dan pameran dagang.
Sementara itu, para pelaku usaha juga menyambut positif pencapaian ini. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Tengah, Budi Santoso, menyebut bahwa pencapaian ini mencerminkan efisiensi birokrasi dan kejelasan regulasi yang selama ini menjadi hambatan investasi di daerah.
“Komitmen pemerintah daerah dalam mendukung investasi sangat terasa. Kami sebagai pelaku usaha merasa lebih mudah dalam berkoordinasi dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Ini akan terus mendorong peningkatan investasi jangka panjang di Jawa Tengah,” ungkap Budi.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor yang paling banyak menyerap pekerja adalah industri tekstil dan garmen, diikuti oleh sektor makanan dan minuman, serta logistik. Sebagian besar tenaga kerja yang diserap merupakan usia produktif antara 20 hingga 35 tahun, yang menunjukkan kontribusi nyata terhadap pengurangan angka pengangguran di provinsi ini.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga tengah mengembangkan kawasan industri ramah lingkungan untuk menarik lebih banyak investor di bidang energi hijau dan teknologi berkelanjutan. Rencana ini sejalan dengan agenda pembangunan nasional yang mendorong ekonomi hijau dan transisi energi bersih.
Dengan pencapaian di triwulan I ini, Jawa Tengah optimis dapat mencapai target investasi tahun 2025 sebesar Rp85 triliun. Pemerintah pun terus berupaya menjaga stabilitas sosial-ekonomi dan memperluas jaringan promosi internasional untuk menarik investasi berkualitas.
Gubernur Luthfi menegaskan, “Kami akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa investasi yang masuk benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat Jawa Tengah. Tidak hanya angka besar, tetapi juga kualitas dan dampak jangka panjangnya bagi pertumbuhan ekonomi daerah.”
Capaian investasi Jawa Tengah ini menjadi sinyal positif bahwa dengan strategi yang tepat, sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, serta dukungan infrastruktur dan regulasi yang kondusif, daerah mampu menjadi motor penggerak ekonomi nasional dari level regional.