Infrastruktur

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Resmikan Infrastruktur Konektivitas Terintegrasi di Dukuh Atas, Janji Selesaikan Masalah Integrasi Antarmoda

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Resmikan Infrastruktur Konektivitas Terintegrasi di Dukuh Atas, Janji Selesaikan Masalah Integrasi Antarmoda

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi mencanangkan pembangunan infrastruktur konektivitas terintegrasi di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Peresmian tersebut dilakukan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, di Gedung Transport Hub MRT Jakarta-Dukuh Atas, pada Rabu 7 Mei 2025.

Dalam sambutannya, Gubernur Pramono menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan permasalahan klasik yang selama ini menghambat konektivitas transportasi antarmoda di wilayah pusat bisnis ibu kota tersebut. Infrastruktur konektivitas ini akan menjadi tonggak penting dalam menciptakan sistem transportasi publik yang terintegrasi secara fisik maupun digital, sekaligus inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.

“Pada hari ini, Rabu 7 Mei 2025, infrastruktur konektivitas terintegrasi di kawasan Dukuh Atas, serta digitalisasi dan integrasi layanan angkutan umum massal gratis kepada 15 golongan masyarakat, secara resmi saya nyatakan dicanangkan,” ujar Pramono Anung dalam sambutannya di lokasi acara.

Integrasi Transportasi Jadi Prioritas Pemprov DKI

Pramono mengungkapkan, pencanangan proyek ini merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda strategis pembangunan Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya keberadaan sistem transportasi publik yang efisien dan saling terhubung antar moda, seperti MRT, Transjakarta, KRL Commuter Line, dan ke depan, kereta cepat serta angkutan perkotaan lainnya.

Dalam peninjauan langsung yang ia lakukan ke lokasi Transport Hub di Dukuh Atas, Pramono menyampaikan bahwa ia mendapati masih adanya sejumlah kendala integrasi, terutama dari segi akses, kenyamanan pengguna, dan sinkronisasi antar jadwal moda transportasi.

“Tadi Bapak Dirut MRT menyampaikan, belum terintegrasi seluruh transmoda yang ada, dan untuk itu saya sudah minta kepada jajaran Balai Kota, dan juga Transjakarta, Dirut MRT, untuk segera mempersiapkan itu,” katanya menegaskan.

Instruksi Tegas kepada Jajaran Pemprov DKI

Merespons temuan di lapangan, Gubernur Pramono telah memberikan instruksi langsung kepada seluruh jajaran di Balai Kota, Direksi Transjakarta, dan Direktur Utama MRT Jakarta untuk mempercepat penyelesaian kendala integrasi tersebut. Ia berharap adanya langkah konkret dalam waktu dekat yang dapat memastikan semua moda transportasi di Jakarta benar-benar terhubung secara seamless bagi para pengguna.

Selain penataan fisik seperti jalur penghubung dan fasilitas pejalan kaki, Pramono juga menyoroti pentingnya digitalisasi layanan. Dalam visi besarnya, ia ingin seluruh layanan transportasi publik Jakarta terintegrasi dalam satu platform digital terpadu, yang memungkinkan warga untuk mengakses informasi, membeli tiket, hingga menikmati insentif dalam satu aplikasi.

Fasilitas Transportasi Gratis untuk 15 Golongan Masyarakat

Pada kesempatan yang sama, Pramono mengumumkan peluncuran layanan transportasi umum massal gratis bagi 15 golongan masyarakat. Kebijakan ini akan menyasar kelompok rentan dan berpenghasilan rendah, termasuk lansia, pelajar, penyandang disabilitas, dan pekerja informal. Ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov DKI untuk menjadikan transportasi publik tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga inklusif dan terjangkau.

Langkah ini juga sejalan dengan upaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi, sekaligus mendukung target penurunan emisi karbon di wilayah perkotaan.

“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada warga Jakarta yang tertinggal dari layanan transportasi publik karena alasan ekonomi,” jelas Pramono.

Dukuh Atas sebagai Simbol Modernisasi Transportasi Ibu Kota

Dukuh Atas, sebagai salah satu kawasan transit-oriented development (TOD) utama di Jakarta, memang telah lama menjadi simbol integrasi moda transportasi di ibu kota. Dengan kehadiran stasiun MRT Jakarta, KRL Sudirman, Transjakarta koridor 1, hingga future LRT dan kereta cepat, kawasan ini diharapkan mampu menjadi model konektivitas masa depan Jakarta.

Namun demikian, pengamat transportasi kerap menilai bahwa integrasi antarmoda di Dukuh Atas masih jauh dari sempurna, terutama dalam hal konektivitas fisik antar stasiun, manajemen arus penumpang, serta koordinasi lintas operator.

Melalui proyek infrastruktur konektivitas terintegrasi ini, Pemprov DKI ingin menjawab tantangan tersebut secara menyeluruh. Penambahan fasilitas seperti skybridge penghubung, eskalator vertikal, jalur pedestrian tertutup, serta penyempurnaan sistem informasi digital menjadi bagian dari rencana besar ini.

Komunikasi Intensif dengan Pemerintah Pusat

Untuk memastikan proyek ini berjalan optimal, Gubernur Pramono juga menyatakan akan menjalin komunikasi erat dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Ia berharap pemerintah pusat dapat ikut serta dalam menyinergikan regulasi dan pendanaan, mengingat integrasi moda transportasi juga mencakup jaringan antar kota dan regional.

“Saya akan berkomunikasi langsung dengan Menteri Perhubungan agar fasilitas ini bisa terkoneksi dengan seluruh moda transportasi, bukan hanya di Jakarta, tetapi juga yang menjangkau kawasan penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi,” kata Pramono.

Harapan untuk Masa Depan Transportasi Jakarta

Dengan pencanangan ini, Pemprov DKI berharap dapat membawa Jakarta selangkah lebih dekat menuju sistem transportasi berkelas dunia—efisien, ramah lingkungan, dan adil bagi semua kalangan. Di tengah urbanisasi yang terus meningkat, integrasi transportasi menjadi solusi strategis untuk mengatasi kemacetan, polusi, dan ketimpangan akses mobilitas.

Pemprov DKI menargetkan penyelesaian tahap pertama proyek integrasi konektivitas ini rampung dalam 6–12 bulan ke depan, disusul pengembangan lanjutan untuk kawasan TOD lainnya seperti Blok M, Tanah Abang, dan Senen.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, BUMD transportasi, swasta, dan masyarakat, Jakarta diyakini dapat mempercepat transformasinya menjadi kota dengan mobilitas pintar (smart mobility city) yang sejajar dengan kota-kota maju di dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index