JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) segera melakukan investigasi untuk menyelidiki penyebab pemadaman listrik massal atau blackout yang melanda sebagian besar wilayah Bali pada Jumat, 2 Mei 2025. Pemadaman tersebut berlangsung hampir 12 jam, menyebabkan gangguan besar bagi kehidupan masyarakat dan berbagai sektor ekonomi di Pulau Dewata.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menugaskan tim Inspektur Ketenagalistrikan untuk melakukan penyelidikan mendalam di lapangan guna mengidentifikasi akar masalah dari kejadian tersebut. Investigasi ini bertujuan untuk menemukan penyebab pasti dari gangguan yang menyebabkan sistem kelistrikan Bali mengalami pemadaman total.
Tim Inspektur Ketenagalistrikan Turun ke Lapangan
Jisman Hutajulu dalam keterangan resminya menyatakan, "Kami telah menugaskan Inspektur Ketenagalistrikan untuk memeriksa secara menyeluruh instalasi pembangkit dan jaringan transmisi di sistem kelistrikan Bali." Pernyataan tersebut menggarisbawahi keseriusan pemerintah dalam menanggapi insiden besar ini, yang mempengaruhi lebih dari satu juta pelanggan PLN di Bali.
Investigasi oleh tim Inspektur Ketenagalistrikan ESDM akan mencakup pemeriksaan terhadap berbagai aspek teknis kelistrikan, mulai dari pembangkit listrik, saluran transmisi, hingga sistem distribusi. Pemeriksaan tersebut diharapkan dapat mengungkap secara rinci penyebab pemadaman dan apakah ada faktor teknis atau human error yang terlibat dalam insiden ini.
Gangguan pada Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi
Berdasarkan temuan sementara dari pihak PT PLN (Persero), penyebab utama pemadaman listrik di Bali pada Jumat lalu disinyalir berkaitan dengan gangguan yang terjadi pada saluran kabel laut tegangan tinggi (SKLT) yang menghubungkan Bali dengan sistem kelistrikan Jawa-Bali. Kabel laut ini berfungsi untuk menyalurkan aliran listrik antara kedua pulau, yang sangat penting untuk menjaga kestabilan pasokan listrik di Bali.
"Gangguan pada saluran kabel laut tegangan tinggi ini menyebabkan terputusnya aliran listrik dari pembangkit utama, sehingga memicu pemadaman listrik secara luas di seluruh Bali," kata Jisman Hutajulu. Gangguan pada SKLT ini menyebabkan sistem kelistrikan Bali kehilangan sumber daya listrik utama, yang kemudian memicu pemadaman hampir di seluruh wilayah Bali, dari Kota Denpasar hingga daerah sekitarnya.
Pemadaman Listrik Meluas, Dampaknya Terasa Hingga Sektor Ekonomi
Pemadaman listrik yang berlangsung hampir 12 jam ini menimbulkan dampak yang sangat besar, terutama bagi masyarakat dan sektor usaha di Bali. Banyak aktivitas sehari-hari yang terhambat, mulai dari transportasi, perhotelan, hingga sektor pariwisata yang merupakan tulang punggung ekonomi Bali. Tak sedikit wisatawan yang mengalami gangguan di berbagai lokasi, dan sejumlah bisnis terpaksa berhenti beroperasi karena tidak adanya pasokan listrik.
Sejumlah warga mengeluhkan kesulitan yang mereka alami akibat pemadaman listrik yang berlangsung lama. Beberapa hotel dan restoran terpaksa menutup operasionalnya, sementara kantor-kantor bisnis harus menunda atau membatalkan sejumlah kegiatan yang telah direncanakan. Pemadaman yang meluas juga menyebabkan gangguan pada layanan komunikasi, termasuk internet dan telepon, yang sangat mengganggu mobilitas informasi.
Penanganan Krisis oleh PT PLN dan Pemerintah Daerah
Dalam upaya mengatasi situasi darurat ini, PT PLN (Persero) segera melakukan berbagai langkah darurat untuk memulihkan pasokan listrik di Bali. Tim teknis PLN bekerja keras untuk memperbaiki saluran kabel laut yang mengalami gangguan dan mengembalikan sistem kelistrikan ke kondisi normal. Namun, proses pemulihan pasokan listrik memakan waktu yang cukup lama, mengingat pentingnya kabel laut tersebut dalam mendukung kelancaran distribusi listrik di Bali.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bali juga turut terlibat dalam upaya pemulihan dan memberikan bantuan bagi masyarakat yang terdampak. Pemprov Bali mengimbau agar warga tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi terkait pemulihan listrik melalui saluran resmi.
Proses Investigasi Berlanjut
Jisman Hutajulu menambahkan bahwa meskipun gangguan pada kabel laut telah disinyalir menjadi penyebab utama pemadaman, "Proses investigasi akan terus berlanjut, untuk memastikan tidak ada faktor lain yang ikut berkontribusi terhadap pemadaman listrik ini. Kami juga akan mengevaluasi apakah ada langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan," ujarnya.
Selain itu, ESDM juga berencana untuk memperketat pengawasan terhadap infrastruktur kelistrikan di seluruh Indonesia, termasuk di Bali, guna mencegah terulangnya insiden serupa. Pemerintah juga akan mengevaluasi keberadaan dan ketahanan saluran kabel laut tegangan tinggi yang menghubungkan Bali dengan Jawa, mengingat betapa pentingnya infrastruktur ini bagi stabilitas kelistrikan di Bali.
Pembelajaran dari Insiden Blackout
Insiden blackout yang melanda Bali ini menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah dan perusahaan penyedia listrik dalam memastikan keberlanjutan dan keandalan sistem kelistrikan. Dalam upaya menjaga kestabilan pasokan listrik di Bali dan daerah lainnya, perlu adanya investasi lebih lanjut dalam memperbarui infrastruktur kelistrikan yang lebih tahan terhadap gangguan alam maupun teknis.
Pihak terkait juga akan lebih fokus pada perencanaan dan pengelolaan yang lebih baik terkait sumber daya energi terbarukan di Bali, dengan tujuan meningkatkan ketahanan sistem kelistrikan dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.
Pemadaman listrik yang terjadi di Bali pada Jumat (2/5/2025) lalu mengungkapkan sejumlah tantangan yang perlu dihadapi dalam menjaga ketahanan sistem kelistrikan di Indonesia. Kementerian ESDM bersama dengan PT PLN (Persero) telah mengambil langkah cepat untuk menangani masalah tersebut dan sedang melakukan investigasi mendalam untuk mengetahui penyebab pasti dari gangguan ini. Ke depannya, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan infrastruktur kelistrikan serta menjaga agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, sekaligus memastikan bahwa sistem kelistrikan di Bali dan seluruh Indonesia dapat tetap andal dan berkelanjutan.