JAKARTA - Pemerintah terus mendorong transisi energi melalui optimalisasi energi bersih dan ramah lingkungan. Salah satu upaya nyata dilakukan melalui program gasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yang diprediksi akan secara signifikan meningkatkan kebutuhan gas domestik di masa mendatang.
PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI), sebagai anak usaha dari PT PLN (Persero) yang bertugas memastikan pasokan energi primer untuk pembangkit listrik, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjamin ketersediaan pasokan gas guna mendukung proyek gasifikasi tersebut.
Corporate Secretary PT PLN EPI, Mamit Setiawan, mengatakan bahwa PLN EPI akan mengamankan pasokan gas dari sejumlah lapangan gas eksisting yang sudah terhubung dalam sistem distribusi nasional.
“Kami akan memastikan pasokan gas untuk pembangkit berasal dari berbagai lapangan gas eksisting yang telah terhubung ke sistem,” ujar Mamit pada Sabtu 3 Mei 2025.
Daftar Sumber Pasokan Gas Eksisting
Beberapa lapangan gas yang menjadi andalan PLN dalam mendukung proyek gasifikasi ini mencakup sejumlah wilayah produksi besar. Di antaranya:
- BP Tangguh di Papua Barat, yang menjadi salah satu penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di Indonesia,
- Energi Mega Persada (EMP Group),
- Pertamina EP Cepu (PEPC Group),
- Perusahaan Gas Negara (PGN) khususnya untuk kebutuhan wilayah Batam,
- Medco Energy, perusahaan energi terintegrasi nasional,
- Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) yang beroperasi di wilayah kerja Madura,
serta Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai entitas hulu Pertamina yang mengelola blok-blok migas domestik.
Pasokan dari berbagai lapangan tersebut dinilai cukup untuk mendukung konversi pembangkit ke gas dan pengoperasian pembangkit baru berbasis gas di berbagai wilayah Indonesia.
Antisipasi Pasokan Tambahan: Akhir Masa Ekspor LNG
Selain memanfaatkan pasokan dari lapangan aktif, Mamit juga mengungkapkan bahwa PLN EPI turut mengantisipasi tambahan pasokan dari lapangan yang kontrak ekspornya akan berakhir dalam waktu dekat. Beberapa sumber yang menjadi sorotan dalam rencana ini meliputi:
- Tangguh LNG (Papua Barat),
- Bontang LNG (Kalimantan Timur),
- dan Donggi Senoro LNG (Sulawesi Tengah).
“Selain itu, kami mengantisipasi pasokan tambahan dari berakhirnya kontrak ekspor di Tangguh, Bontang, dan Donggi Senoro,” jelas Mamit.
Dengan berakhirnya kontrak ekspor, maka gas dari lapangan-lapangan tersebut berpotensi besar untuk dialokasikan ke kebutuhan domestik, khususnya untuk sektor kelistrikan yang berbasis gas.
Proyek Gasifikasi Didorong Pemerintah, PLN Bersiap
Program gasifikasi PLTMG merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mendorong penggunaan energi bersih serta mengurangi ketergantungan pada batu bara sebagai sumber energi primer. Dalam konteks ini, PLN bertanggung jawab untuk mengimplementasikan konversi dan pengoperasian pembangkit berbahan bakar gas yang lebih ramah lingkungan.
Selain mengurangi emisi karbon, penggunaan gas bumi juga dinilai lebih efisien dari sisi operasional dan mendukung stabilitas sistem kelistrikan nasional. Konversi ke gas diharapkan dapat memperbaiki efisiensi biaya pokok penyediaan (BPP) listrik di berbagai wilayah.
PLN EPI, sebagai pemasok energi primer bagi PLN Group, memiliki peran penting dalam menjamin ketersediaan dan kontinuitas pasokan gas bagi pembangkit.
“Program ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat pemanfaatan gas domestik sekaligus mengurangi ekspor bahan baku energi,” ujar Mamit.
Tantangan Distribusi dan Infrastruktur
Kendati prospeknya menjanjikan, implementasi proyek gasifikasi juga menghadapi tantangan, terutama dalam hal infrastruktur distribusi gas. Banyak daerah di luar Pulau Jawa belum memiliki jaringan pipa gas yang memadai, sehingga pasokan masih bergantung pada moda pengangkutan LNG dalam bentuk terkompresi atau diangkut menggunakan truk (trucking LNG).
Oleh karena itu, PLN EPI bekerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk PGN dan Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), untuk mempercepat pembangunan infrastruktur penyaluran gas.
PLN juga mendorong model kerja sama swasta-pemerintah (PPP) untuk mempercepat pengembangan terminal LNG mini, fasilitas regasifikasi, serta jaringan pipa distribusi di wilayah-wilayah yang akan mengadopsi pembangkit berbasis gas.
Potensi Ekonomi: Multiplier Effect Gasifikasi
Penggunaan gas dalam negeri untuk sektor pembangkit diperkirakan akan memberikan efek ganda (multiplier effect) terhadap perekonomian nasional. Selain meningkatkan nilai tambah gas bumi, proyek ini juga mendorong terbukanya lapangan kerja baru di bidang konstruksi, transportasi energi, hingga pemeliharaan fasilitas gas.
Secara fiskal, peningkatan pemanfaatan gas domestik juga berpotensi mengurangi subsidi energi yang selama ini cukup besar dialokasikan untuk bahan bakar berbasis impor seperti minyak solar.
Menurut data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki cadangan gas yang melimpah namun belum dimanfaatkan secara optimal untuk sektor kelistrikan dan industri domestik.
“Kami percaya gasifikasi pembangkit akan menjadi langkah strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor,” kata Mamit menegaskan komitmen PLN EPI.
Langkah Strategis Jangka Panjang
PLN EPI menargetkan dalam beberapa tahun ke depan, sebagian besar pembangkit baru yang dibangun akan menggunakan bahan bakar gas atau setidaknya memiliki fasilitas dual-fuel (bisa beroperasi dengan gas dan bahan bakar lain). Hal ini akan meningkatkan fleksibilitas sistem kelistrikan nasional dalam menghadapi fluktuasi pasokan energi global.
Di samping itu, penggunaan gas juga menjadi bagian dari upaya PLN untuk mematuhi komitmen penurunan emisi karbon dalam kerangka transisi energi nasional dan target net zero emission (NZE) pada 2060.
Proyek gasifikasi PLTMG menjadi langkah krusial dalam mendukung transformasi sektor energi nasional menuju arah yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan. Dengan strategi penyediaan pasokan gas yang matang, termasuk pemanfaatan lapangan gas eksisting dan alokasi dari lapangan pasca-ekspor, PLN EPI memastikan proyek ini dapat berjalan optimal.
Sebagaimana disampaikan oleh Mamit Setiawan, “Kami siap mendukung kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan energi bersih dengan memastikan ketersediaan gas bagi pembangkit. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami untuk menyediakan energi yang andal, berkelanjutan, dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.”