JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan kinerja keuangan yang impresif pada kuartal I-2025. Emiten bersandi saham BRIS ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,87 triliun, tumbuh 10,05% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh peningkatan signifikan pada pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang melesat hingga 39,3% yoy menjadi Rp1,71 triliun. Hal ini menegaskan peran diversifikasi pendapatan sebagai salah satu strategi utama BSI dalam menjaga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta menyampaikan rasa syukur atas pencapaian tersebut. "Alhamdulillah, BSI dapat menunjukkan kinerja keuangan yang solid dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan BSI kuartal I-2025 dapat tumbuh di atas pertumbuhan industri dengan kualitas yang sehat," ujarnya saat konferensi pers Paparan Kinerja Triwulan I 2025 yang digelar secara daring dari Jakarta pada Rabu 30 April 2025.
Bob menambahkan, pertumbuhan laba bersih ini mencerminkan keberhasilan BSI dalam memperkuat fondasi bisnis, menjaga efisiensi, dan meningkatkan kualitas pembiayaan. Pihaknya juga menilai bahwa sinergi internal dan dukungan nasabah menjadi faktor kunci dalam pencapaian tersebut.
Dari sisi aset, total aset BSI tercatat mencapai Rp401 triliun hingga akhir Maret 2025, mengalami pertumbuhan sebesar 12,01% yoy. Lonjakan aset ini sejalan dengan ekspansi pembiayaan yang agresif namun tetap prudent. BSI menyalurkan pembiayaan sebesar Rp287 triliun selama tiga bulan pertama tahun ini, naik 16,21% dibandingkan kuartal I-2024.
Pertumbuhan pembiayaan tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan syariah, serta konsistensi BSI dalam mengimplementasikan prinsip kehati-hatian dalam setiap aktivitas pembiayaan. Sektor-sektor prioritas seperti UMKM, pembiayaan konsumer, serta sektor-sektor strategis menjadi pendorong utama realisasi pembiayaan di awal tahun ini.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, BSI juga menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas yang tinggi. Strategi transformasi digital dan penguatan kanal distribusi terus dilakukan untuk menjangkau segmen nasabah yang lebih luas, terutama generasi muda dan masyarakat yang belum terakses layanan perbankan (unbanked population).
"Kami percaya bahwa masa depan perbankan syariah sangat potensial. Oleh karena itu, kami terus memperkuat peran BSI sebagai institusi keuangan yang inklusif, modern, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat," ujar Bob.
Ke depan, BSI akan terus fokus pada peningkatan kualitas aset, efisiensi operasional, serta pengembangan produk dan layanan digital yang sesuai dengan prinsip syariah. Dengan pendekatan tersebut, BSI menargetkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Pencapaian BSI ini juga menjadi indikator positif terhadap kinerja sektor perbankan syariah nasional. Dengan pangsa pasar yang terus meningkat, BSI berkomitmen untuk menjadi katalis utama dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.
Sebagai bank syariah terbesar di tanah air, BSI terus memperkuat visinya menjadi top 10 global Islamic banks pada masa mendatang. Laba bersih, pertumbuhan aset, serta peningkatan fee based income yang dicapai pada kuartal pertama 2025 menjadi fondasi kuat menuju tujuan jangka panjang tersebut.
Dengan pencapaian positif di awal tahun ini, BSI optimistis dapat mempertahankan tren pertumbuhan sepanjang 2025, sekaligus meningkatkan kontribusi terhadap inklusi keuangan syariah dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara luas.