OJK

OJK Bali Gencarkan Edukasi Keuangan Digital untuk Perbekel di Bali, Waspadai Kejahatan Digital

OJK Bali Gencarkan Edukasi Keuangan Digital untuk Perbekel di Bali, Waspadai Kejahatan Digital

JAKARTA - Kejahatan keuangan digital terus menjadi ancaman serius di Indonesia, khususnya di Bali. Maraknya penipuan online, judi digital, dan kejahatan siber lainnya menuntut masyarakat untuk lebih waspada. Menanggapi hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali telah meluncurkan inisiatif edukasi keuangan digital sebagai upaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat, khususnya para Perbekel (Kepala Desa), dalam menghadapi tantangan kejahatan digital yang kian meresahkan.

Pada Rabu, 30 April 2025, OJK Provinsi Bali menggelar kegiatan edukasi bertajuk “Mengelola Keuangan dengan Dharma” yang diadakan di Kantor OJK Bali, Denpasar. Acara tersebut menjadi bagian dari upaya intensif OJK dalam meningkatkan pemahaman masyarakat Bali mengenai literasi keuangan, serta pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai bentuk penipuan online yang marak belakangan ini.

Peningkatan Literasi Keuangan dan Kejahatan Digital

Dalam sambutannya, Kepala OJK Provinsi Bali, Siti Rahmawati, menjelaskan bahwa maraknya penipuan online dan kejahatan digital di kalangan masyarakat Bali telah menimbulkan keresahan. Oleh karena itu, OJK Bali merasa perlu untuk memperluas pemahaman dan kewaspadaan terhadap risiko tersebut, khususnya di kalangan para Perbekel yang memiliki peran penting dalam membina masyarakat di tingkat desa.

“Dengan semakin berkembangnya teknologi digital, kami melihat pentingnya memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pengelolaan keuangan yang aman serta cara mengenali dan menghindari jebakan kejahatan digital. Kami ingin agar para Perbekel tidak hanya menjadi pemimpin desa yang baik, tetapi juga bisa mengedukasi masyarakat di bawah binaan mereka tentang pentingnya literasi dan perlindungan keuangan di dunia digital,” jelas Siti dalam sesi pembukaan.

Kolaborasi untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa

Kegiatan edukasi ini merupakan kolaborasi antara OJK Provinsi Bali dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Provinsi Bali. Dalam acara tersebut, OJK Bali tidak hanya memberikan pemahaman tentang literasi keuangan, tetapi juga mengajak para Perbekel untuk lebih aktif dalam menyebarluaskan informasi terkait keuangan digital kepada warganya, terutama dalam hal penggunaan aplikasi perbankan dan produk keuangan berbasis teknologi.

Siti Rahmawati menambahkan bahwa sinergi antara berbagai instansi terkait sangat penting untuk menciptakan ekosistem keuangan yang aman dan bermanfaat bagi masyarakat Bali. “Kami ingin para Perbekel dapat menjadi agen perubahan dalam penyebaran informasi terkait keuangan digital. Mereka adalah tokoh yang dekat dengan masyarakat, sehingga edukasi yang mereka terima bisa langsung diteruskan kepada warga di desa masing-masing,” kata Siti.

Ancaman Kejahatan Keuangan Digital

Berdasarkan data OJK, tingkat kejahatan keuangan digital di Bali menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, dengan banyak kasus penipuan yang melibatkan penggunaan teknologi. Kejahatan tersebut sering kali bermoduskan tawaran investasi bodong, penipuan melalui aplikasi palsu, hingga judi online yang semakin marak. Penipuan yang melibatkan transaksi online juga semakin sulit dikenali oleh sebagian besar masyarakat, terutama yang kurang memiliki pemahaman tentang cara-cara aman dalam bertransaksi di dunia digital.

Dalam hal ini, OJK Bali mengingatkan agar masyarakat, terutama para Perbekel, lebih hati-hati dalam melakukan transaksi digital. Salah satu cara untuk menghindari penipuan adalah dengan selalu memverifikasi sumber informasi yang diterima, tidak mudah tergiur dengan tawaran investasi yang tidak jelas, serta menghindari penggunaan aplikasi atau platform keuangan yang tidak terdaftar resmi.

Strategi OJK dalam Meningkatkan Keamanan Digital

Untuk menghadapi ancaman kejahatan digital ini, OJK Bali juga mengedukasi para Perbekel mengenai cara-cara yang lebih aman dalam mengelola keuangan secara digital. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan penggunaan aplikasi keuangan yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK, serta memberikan informasi mengenai hak-hak konsumen dalam dunia keuangan digital.

Dalam kegiatan ini, OJK Bali juga memfasilitasi diskusi tentang cara-cara mengenali investasi bodong dan judi digital, yang semakin meresahkan di kalangan masyarakat. Para peserta diberikan pengetahuan mengenai cara melaporkan kejahatan siber kepada pihak berwajib, serta pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi dan informasi finansial agar tidak jatuh ke tangan yang salah.

Harapan untuk Masyarakat Bali

Siti Rahmawati berharap bahwa kegiatan ini akan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran yang lebih besar di kalangan masyarakat Bali terkait pentingnya literasi keuangan dan kewaspadaan terhadap kejahatan digital. OJK Bali juga berkomitmen untuk terus melakukan edukasi melalui berbagai kegiatan yang melibatkan banyak pihak, termasuk peran serta pemerintah daerah dan sektor swasta.

“Selain memberikan edukasi kepada Perbekel, kami juga berencana untuk melakukan pelatihan serupa kepada masyarakat di tingkat yang lebih luas, baik di kota maupun di desa-desa terpencil. Kejahatan digital bukan hanya menjadi tanggung jawab OJK, tetapi juga membutuhkan peran aktif dari masyarakat dan berbagai pihak terkait,” ujar Siti.

Meningkatkan Keamanan Digital di Bali

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, menjaga keamanan informasi pribadi menjadi prioritas utama bagi OJK Bali. Mereka akan terus bekerja sama dengan pihak kepolisian dan lembaga-lembaga terkait untuk memerangi kejahatan siber yang semakin kompleks. Para Perbekel di Bali diharapkan dapat menjadi agen yang menyebarkan informasi terkait pentingnya menjaga keamanan data pribadi, serta mengedukasi masyarakat tentang cara-cara mencegah dan melawan penipuan online.

Pentingnya Edukasi Keuangan Digital

Kegiatan edukasi yang digelar oleh OJK Bali pada perayaan Hari Suci Galungan dan Kuningan ini bukan hanya sebatas sebuah acara rutin, tetapi merupakan langkah penting dalam meningkatkan literasi dan kewaspadaan masyarakat Bali terhadap ancaman kejahatan digital. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor keuangan, OJK Bali berharap dapat menciptakan ekosistem keuangan yang lebih aman dan inklusif di Bali.

OJK Bali terus mendorong semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak dan aman, serta mencegah potensi kerugian akibat kejahatan digital yang semakin marak.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index