JAKARTA - Upaya pemberdayaan ekonomi lokal kembali digaungkan di Kampung Gambut, Siantan Hilir, Pontianak. Pada Sabtu 26 April 2025, pelatihan digital marketing untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) digelar sebagai bagian dari program "Langkah Kecil di Gambut". Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kemampuan masyarakat dalam memasarkan produk olahan hasil pertanian dan perikanan secara daring, seiring dengan tuntutan era digital.
Pelatihan ini merupakan bagian dari inisiatif pemberdayaan yang diselenggarakan oleh Tim Yudistira, kelompok mahasiswa penerima Beasiswa Bakti BCA. Melalui kegiatan ini, Tim Yudistira berupaya membekali warga Kampung Gambut dengan keterampilan praktis di bidang pemasaran digital, yang kini menjadi elemen krusial dalam pengembangan usaha.
Digitalisasi UMKM Jadi Kunci Peningkatan Daya Saing
Pelatihan yang digelar ini menyasar UMKM lokal yang selama ini masih bergantung pada pemasaran konvensional. Dengan memanfaatkan platform digital seperti media sosial, marketplace, hingga aplikasi perpesanan, pelaku usaha didorong untuk meningkatkan jangkauan pemasaran dan mengenalkan produknya ke pasar yang lebih luas, bahkan lintas daerah.
Monica Sintia, selaku Humas Tim Yudistira, menyampaikan bahwa kegiatan ini lahir dari keprihatinan terhadap keterbatasan akses dan literasi digital di masyarakat Kampung Gambut. Menurutnya, digital marketing kini bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan esensial bagi keberlangsungan dan pertumbuhan usaha kecil.
“Digital marketing bukan hanya tren, tapi kebutuhan. Dengan pelatihan ini, kami ingin membantu masyarakat Kampung Gambut untuk naik kelas, dari usaha kecil ke skala yang lebih luas,” ujar Monica saat ditemui di sela kegiatan pelatihan.
Dalam sesi pelatihan, peserta diberikan materi mengenai strategi pemasaran digital, pembuatan konten kreatif, optimalisasi penggunaan media sosial, serta pemanfaatan marketplace untuk meningkatkan penjualan. Selain itu, peserta juga diajarkan cara menganalisis pasar dan merespons kebutuhan konsumen melalui data yang tersedia dari interaksi daring.
Antusiasme Warga Kampung Gambut Tinggi
Pelatihan ini disambut antusias oleh masyarakat setempat. Sekitar 50 pelaku UMKM dari berbagai bidang usaha hadir dan mengikuti rangkaian kegiatan sejak pagi hingga sore. Mereka aktif bertanya, berdiskusi, dan bahkan membawa produk masing-masing untuk didiskusikan strategi pemasarannya.
Antusiasme tinggi tersebut menjadi sinyal positif bahwa masyarakat lokal memiliki keinginan kuat untuk berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Tim penyelenggara menyebutkan bahwa keterlibatan peserta menunjukkan capaian yang signifikan terhadap tujuan pelatihan.
“Kami melihat respon yang luar biasa. Para peserta tidak hanya mendengarkan, tapi juga langsung berdiskusi bagaimana ilmu ini diterapkan di bisnis mereka. Itu yang paling kami harapkan,” jelas Monica Sintia.
Kegiatan ini juga menghadirkan sesi praktik langsung, di mana peserta diminta membuat akun media sosial bisnis, memotret produk dengan teknik sederhana namun menarik, serta membuat caption promosi yang efektif. Materi disampaikan secara sederhana dan aplikatif, sehingga mudah dipahami oleh peserta yang sebagian besar belum terbiasa dengan teknologi digital.
Mendorong UMKM Menjadi Aktor Ekonomi Digital Daerah
Langkah konkret seperti pelatihan ini dinilai strategis dalam menjawab tantangan pembangunan ekonomi di daerah, khususnya di sektor informal dan UMKM. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, UMKM menjadi tulang punggung ekonomi yang perlu mendapat perhatian dan pendampingan berkelanjutan.
Kampung Gambut sendiri dikenal sebagai salah satu wilayah dengan potensi produk lokal berbasis hasil pertanian dan perikanan, seperti keripik ikan, abon lele, manisan buah lokal, hingga olahan kerajinan dari serat alam. Namun, keterbatasan akses informasi dan jaringan pemasaran sering kali menjadi kendala dalam pengembangan usaha tersebut.
Melalui pelatihan ini, pelaku usaha diharapkan dapat memahami bahwa platform digital tidak hanya untuk hiburan, tetapi bisa menjadi alat produktif untuk mendongkrak omzet usaha. Bahkan, beberapa peserta sudah menunjukkan keseriusan untuk memperluas pasar melalui penjualan daring di marketplace populer seperti Tokopedia dan Shopee.
“Kami percaya, ketika UMKM menguasai pemasaran digital, mereka tidak hanya bertahan, tapi bisa tumbuh lebih cepat dan menciptakan lapangan kerja baru. Ini adalah bagian dari pembangunan ekonomi inklusif,” terang Monica.
Dampak Jangka Panjang dan Rencana Tindak Lanjut
Tim Yudistira tidak berhenti sampai di pelatihan ini saja. Mereka juga berencana melakukan pendampingan lanjutan dan membentuk komunitas digital UMKM Kampung Gambut. Komunitas ini akan menjadi wadah berbagi ilmu, pengalaman, serta ajang promosi bersama antar-pelaku usaha.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa ilmu yang diberikan dalam pelatihan tidak menguap begitu saja, melainkan terus dipraktikkan dan berkembang secara berkelanjutan.
“Kami ingin pelatihan ini berkelanjutan, tidak hanya sekali selesai. Rencananya akan ada pendampingan lanjutan, termasuk pelatihan membuat konten video, pengelolaan keuangan digital, dan lainnya,” imbuh Monica.
Kegiatan “Langkah Kecil di Gambut” sendiri telah memasuki tahap kedua dari serangkaian program yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat di kawasan tersebut. Sebelumnya, kegiatan pertama difokuskan pada pelatihan dasar kewirausahaan dan literasi keuangan. Kegiatan selanjutnya direncanakan akan menyasar pengembangan produk dan pengemasan (packaging) yang lebih menarik untuk pasar digital.
Transformasi Digital UMKM Harus Dimulai dari Akar Rumput
Pelatihan digital marketing untuk UMKM di Kampung Gambut menjadi contoh nyata bagaimana perubahan bisa dimulai dari akar rumput. Dengan pendekatan edukatif dan pendampingan langsung, masyarakat dapat menyadari pentingnya digitalisasi sebagai alat untuk memperkuat ekonomi keluarga dan komunitas.
Program seperti ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain yang memiliki tantangan serupa. Digitalisasi bukan hanya milik kota besar atau perusahaan besar, tetapi harus menyentuh desa dan pelaku usaha kecil agar tercipta pertumbuhan ekonomi yang merata.
Sebagaimana disampaikan Monica Sintia dari Tim Yudistira:
“Kami ingin menjadi jembatan antara teknologi dan masyarakat. Ketika warga desa bisa menjual produknya ke luar kota atau bahkan luar negeri lewat internet, di situlah pemberdayaan yang sesungguhnya terjadi.”
Dengan semangat kolaborasi, pendidikan, dan keberlanjutan, Kampung Gambut kini melangkah lebih percaya diri menuju masa depan ekonomi digital yang inklusif dan berdaya saing.