JAKARTA - Pemerintah Provinsi Gorontalo menyatakan komitmennya dalam mendukung transisi energi hijau melalui pengembangan pertanian sorghum dan energi biomasa. Dukungan tersebut ditegaskan Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, saat menyambut rencana investasi dua perusahaan nasional, PT Sorbu Agro Energi dan Pertamina Gas Nasional (PGN), dalam sebuah pertemuan resmi di Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo.
Rencana investasi ini dinilai sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam mempercepat transisi energi dari sumber berbasis fosil ke sumber energi terbarukan, sekaligus memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat lokal, khususnya petani.
Proyek Strategis: Sorghum dan Energi Biomasa
Dalam proyek yang dirancang secara terintegrasi ini, PT Sorbu Agro Energi akan fokus pada pengembangan dan hilirisasi tanaman sorghum, sementara PGN akan mengelola limbah pertanian seperti batang, daun, serta tongkol jagung untuk diubah menjadi energi biomasa ramah lingkungan.
“Saya sangat senang dan menyambut baik inisiatif besar ini. Proyek pengembangan sorghum sebagai sumber energi terbarukan bukan hanya relevan secara nasional, tapi juga sangat strategis bagi daerah. Apalagi proyek ini sudah berjalan konkret dari bawah, bukan hanya rencana dari pusat, sehingga kami melihatnya lebih realistis dan berdampak langsung,” ujar Gubernur Gusnar Ismail dalam pertemuan tersebut.
Menurutnya, keterlibatan langsung pihak swasta dalam proyek energi hijau berbasis pertanian menunjukkan arah pembangunan yang progresif, apalagi bila diarahkan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan partisipasi masyarakat.
Keterlibatan Petani Lokal dalam Rantai Bisnis
Dalam sambutannya, Gubernur menekankan pentingnya membangun kemitraan erat dengan petani lokal, baik dalam tahap budidaya (on-farm) maupun dalam proses industrialisasi produk pertanian. Ia mengingatkan bahwa proyek ini tidak boleh menyimpang dari tujuan utamanya, yaitu untuk mendukung pertanian berkelanjutan, bukan menjadi pintu masuk eksploitasi sumber daya alam yang tidak ramah lingkungan.
“Saya ingatkan dari awal, jangan sampai proyek ini nanti bergeser ke tambang emas. Kita harus konsisten, karena kalau sudah lari ke sana, persoalannya akan berbeda,” tegas Gusnar.
Gubernur juga menyoroti pentingnya proses riset dan pengujian varietas sorghum yang dilakukan oleh PT Sorbu bersama balai penelitian. Ia berharap proses tersebut tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar diterapkan di lapangan dan membawa manfaat langsung bagi petani.
PT Sorbu Siapkan Lahan 9.000 Hektare dan Bangun Pabrik
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady Mario, menambahkan bahwa PT Sorbu Agro Energi telah menunjukkan komitmen kuat dalam mengembangkan sorghum di Gorontalo. Selama dua tahun terakhir, perusahaan tersebut intens berkoordinasi dengan pemerintah daerah guna mempersiapkan semua aspek teknis dan administratif, termasuk urusan lahan dan perizinan.
“Saat ini PT Sorbu tengah bersiap membangun pabrik pengolahan sorghum di Gorontalo dan telah mengurus izin konsesi lahan seluas sekitar 9.000 hektare. Lahan ini nantinya akan melibatkan petani lokal sebagai mitra dalam budidaya,” jelas Muljady Mario.
Ia menambahkan, langkah ini akan membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan petani, dan memperkuat ketahanan pangan serta energi daerah.
Energi Terbarukan Berbasis Biomasa, Kontribusi Nyata PGN
Sementara itu, kehadiran Pertamina Gas Nasional (PGN) dalam proyek ini juga memberikan dimensi baru dalam pengembangan energi berbasis pertanian. PGN berencana memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan baku produksi energi biomasa, yang dinilai lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pemanfaatan limbah pertanian yang selama ini tidak bernilai ekonomis menjadi energi biomasa akan memberikan nilai tambah bagi daerah, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap energi berbasis fosil yang semakin terbatas.
Langkah Nyata Dukung Transisi Energi dan Ketahanan Pangan
Pemerintah Provinsi Gorontalo memandang proyek ini sebagai bagian dari langkah nyata untuk menjawab tantangan krisis energi dan pangan. Dengan mengintegrasikan sektor pertanian dan energi dalam satu ekosistem pembangunan yang berkelanjutan, proyek ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan ekonomi daerah yang berbasis pada sumber daya lokal.
Selain itu, pengembangan sorghum juga dinilai strategis karena tanaman ini dikenal tahan terhadap perubahan iklim, memiliki nilai gizi tinggi, dan berpotensi sebagai bahan pangan maupun energi alternatif.
“Proyek ini sangat cocok dengan karakteristik Gorontalo yang memiliki lahan luas, iklim tropis, dan sumber daya manusia yang siap dilibatkan. Jika dikelola dengan benar, sorghum bisa menjadi komoditas unggulan baru di daerah ini,” kata Gusnar.
Harapan Ke Depan
Gubernur berharap agar seluruh pemangku kepentingan dapat menjaga komitmen dan fokus pada pengembangan sorghum dan energi biomasa, serta memastikan bahwa seluruh proses dilakukan dengan transparan dan partisipatif.
“Pemerintah siap memberikan dukungan penuh, baik dalam hal regulasi, fasilitasi, maupun dalam upaya pembinaan petani. Yang penting, semua pihak tetap konsisten dan tidak tergoda dengan eksploitasi yang tidak berkelanjutan,” ujar Gusnar mengakhiri.
Dengan komitmen kuat antara pemerintah daerah dan investor nasional, Gorontalo berpotensi menjadi daerah pionir dalam pengembangan energi hijau berbasis pertanian. Keberhasilan proyek ini diharapkan tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjadi kontribusi penting dalam upaya nasional menuju kemandirian energi dan ketahanan pangan yang berkelanjutan.