Minyak

Wajib Tahu! Ini Alasan Mengapa Ganti Minyak Rem Mobil Harus Pakai DOT yang Sama Sesuai Rekomendasi Pabrikan

Wajib Tahu! Ini Alasan Mengapa Ganti Minyak Rem Mobil Harus Pakai DOT yang Sama Sesuai Rekomendasi Pabrikan

JAKARTA - Penggantian minyak rem merupakan bagian penting dari perawatan rutin mobil yang kerap kali diabaikan oleh sebagian pemilik kendaraan, terutama untuk mobil bekas. Padahal, memilih jenis minyak rem yang tepat sangat berpengaruh terhadap performa sistem pengereman dan keselamatan berkendara. Salah satu hal krusial yang harus diperhatikan saat mengganti minyak rem adalah memastikan spesifikasinya sesuai dengan rekomendasi pabrikan, termasuk tingkat DOT (Department of Transportation) dari cairan tersebut.

Minyak rem atau brake fluid berfungsi sebagai media penghantar tekanan hidrolik dalam sistem pengereman. Dalam jangka waktu tertentu, kualitas minyak rem dapat menurun akibat kontaminasi air, suhu ekstrem, dan penggunaan yang intensif. Oleh karena itu, penggantian minyak rem secara berkala menjadi kewajiban agar sistem rem tetap bekerja optimal.

Namun, penggantian minyak rem tidak bisa dilakukan sembarangan. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah menggunakan minyak rem dengan spesifikasi yang berbeda dari standar pabrikan kendaraan. Menurut Fu Tony, mekanik senior dari bengkel Karunia Jaya Motor (KJM), hal ini bisa berdampak negatif pada kinerja rem.

"Kalau pabrikan sudah suruh pakai DOT 4 ya wajib pakai itu," jelas Fu Tony saat ditemui di bengkel Karunia Jaya Motor.

Apa Itu DOT pada Minyak Rem?

DOT atau Department of Transportation adalah standar internasional yang menunjukkan tingkat performa minyak rem berdasarkan titik didih dan komposisinya. DOT yang umum digunakan adalah DOT 3, DOT 4, dan DOT 5.1. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, termasuk titik didih kering dan titik didih basah.

- DOT 3: Umumnya digunakan untuk kendaraan standar dan memiliki titik didih kering sekitar 205°C.

- DOT 4: Memiliki titik didih kering lebih tinggi, sekitar 230°C, cocok untuk kendaraan modern atau yang sering digunakan di kondisi ekstrem.

- DOT 5.1: Dirancang untuk performa tinggi dan memiliki titik didih yang lebih tinggi dari DOT 4, serta lebih tahan terhadap kelembapan.

Bahaya Mengganti Minyak Rem dengan DOT Berbeda

Mengganti minyak rem dengan DOT yang berbeda dari rekomendasi pabrikan bisa menimbulkan risiko serius. Perbedaan kandungan kimia dan titik didih dapat menyebabkan minyak rem tidak kompatibel satu sama lain, sehingga tidak tercampur sempurna atau bahkan bereaksi negatif.

Fu Tony menjelaskan bahwa masih banyak pengguna mobil bekas yang kurang memperhatikan hal ini saat melakukan servis. Mereka sering memilih minyak rem berdasarkan harga atau ketersediaan di pasaran, bukan berdasarkan spesifikasi kendaraan.

"Ini sering terjadi di bengkel. Mobilnya minta DOT 4, tapi yang dipakai DOT 3 karena dianggap lebih murah atau sudah tersedia di bengkel. Padahal, kalau kandungan minyak rem sebelumnya tidak benar-benar bersih, bisa mengganggu performa rem," ungkap Fu Tony.

Risiko Campur Minyak Rem Berbeda Spesifikasi

Minyak rem bersifat higroskopis, artinya mudah menyerap air dari udara. Ketika DOT yang berbeda dicampur, selain tidak bisa bercampur secara sempurna, kandungan air di dalam sistem juga bisa meningkatkan risiko korosi pada komponen rem. Titik didih minyak rem akan turun, dan ini menyebabkan rem cepat ‘ngebul’ atau kehilangan kemampuan pengereman saat suhu meningkat.

Kondisi ini disebut dengan vapor lock, yaitu ketika minyak rem mendidih dan menciptakan gelembung udara di dalam saluran rem, sehingga tekanan rem tidak tersalurkan dengan baik.

“Kalau sampai vapor lock terjadi, pedal rem bisa tiba-tiba ‘kosong’ atau tidak ada tekanan sama sekali. Itu sangat berbahaya terutama kalau sedang ngebut atau di jalan menurun,” tambah Fu Tony.

Rekomendasi Penggantian Minyak Rem

Idealnya, penggantian minyak rem dilakukan setiap 20.000 km atau setiap dua tahun, tergantung pemakaian. Namun, untuk mobil yang sering digunakan di daerah pegunungan atau menghadapi lalu lintas padat, disarankan untuk lebih sering mengganti minyak rem karena suhu sistem rem lebih cepat naik.

Berikut beberapa tips saat mengganti minyak rem:

1. Cek Buku Manual Kendaraan: Informasi tentang jenis dan spesifikasi minyak rem yang direkomendasikan tersedia di buku manual.

2. Jangan Campur DOT Berbeda: Selalu gunakan jenis yang sama seperti yang sebelumnya digunakan, kecuali sistem rem sudah dikuras sepenuhnya.

3. Gunakan Produk Berkualitas: Pilih merek minyak rem yang terpercaya dan sesuai standar internasional.

4. Lakukan di Bengkel Terpercaya: Pastikan penggantian dilakukan oleh teknisi berpengalaman yang memahami sistem pengereman.

Efek Jangka Panjang Jika Salah Pilih Minyak Rem

Salah menggunakan minyak rem bukan hanya berdampak jangka pendek seperti menurunnya performa rem, tapi juga mempercepat kerusakan komponen rem seperti master rem, kaliper, dan selang rem. Biaya perbaikannya bisa jauh lebih mahal dibandingkan sekadar membeli minyak rem yang sesuai spesifikasi.

Untuk mobil modern, yang sistem remnya sudah dilengkapi dengan ABS dan kontrol traksi, menggunakan minyak rem yang tepat menjadi semakin penting. Sistem ini sangat sensitif terhadap tekanan dan respons rem, sehingga kualitas minyak rem akan sangat menentukan efektivitasnya.

Penggantian minyak rem merupakan prosedur penting yang tidak bisa dianggap remeh. Pemilik mobil, terutama mobil bekas, harus memperhatikan spesifikasi DOT yang direkomendasikan pabrikan, bukan hanya berdasarkan asumsi atau harga. Menggunakan jenis minyak rem yang salah dapat membahayakan keselamatan berkendara dan merusak sistem rem secara permanen.

“Jangan asal ganti minyak rem, karena efeknya bisa sangat fatal. Patuhi rekomendasi pabrikan, itu sudah yang paling aman,” tutup Fu Tony.

Dengan pengetahuan dan kesadaran yang tepat, pemilik mobil dapat menjaga kinerja pengereman tetap optimal dan mencegah risiko kecelakaan akibat kegagalan rem. Selalu konsultasikan dengan teknisi profesional sebelum melakukan penggantian cairan penting pada kendaraan Anda.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index