JAKARTA - Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, melakukan kunjungan resmi ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Selasa (22/04), untuk membahas kelanjutan proposal proyek pembangunan pembangkit listrik hybrid yang berbasis pada energi baru terbarukan (EBT). Proyek ini mengombinasikan dua teknologi pembangkit, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), yang menggunakan bahan baku tandan kosong kelapa sawit (Tankos).
Kunjungan ini menjadi langkah signifikan dalam upaya meningkatkan ketersediaan energi di wilayah perbatasan Indonesia, khususnya di Pulau Nunukan dan Sebatik. Dengan kapasitas total 11,4 MW, proyek ini diharapkan dapat mendukung kebutuhan energi yang terus berkembang di wilayah tersebut, sekaligus berkontribusi pada pemanfaatan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Proyek Pembangkit Hybrid untuk Meningkatkan Ketahanan Energi
Bupati Irwan Sabri memaparkan proposal proyek yang melibatkan pembangunan pembangkit listrik dengan kombinasi PLTS dan PLTBm. Proyek ini dirancang dengan total kapasitas 11,4 MW yang terdiri dari dua sumber energi utama, yakni 2 MW dari PLTS dan 2,2 MW dari PLTBm. Sementara itu, sistem penyimpanan energi (Battery Energy Storage System/BESS) yang direncanakan sebesar 7,2 MW akan mendukung stabilitas pasokan listrik.
“Proyek ini akan sangat mendukung ketahanan energi di Pulau Nunukan dan Sebatik yang selama ini masih bergantung pada pasokan energi dari sumber konvensional. Dengan menggunakan energi terbarukan seperti PLTS dan PLTBm, kami berharap bisa menciptakan sistem kelistrikan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Bupati Irwan Sabri dalam pernyataan resminya.
Proyek pembangkit hybrid ini direncanakan memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit (Tankos) sebagai bahan baku utama untuk PLTBm. Mengingat banyaknya perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut, proyek ini dipandang sebagai solusi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi limbah dari sektor perkebunan.
Estimasi Investasi dan Dampaknya Terhadap Wilayah
Proyek pembangkit listrik hybrid ini diperkirakan memerlukan investasi sekitar Rp250 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur pembangkit, instalasi PLTS, PLTBm, serta sistem penyimpanan energi yang diperlukan untuk menjamin keberlanjutan pasokan listrik. Anggaran ini juga mencakup biaya operasional dan pemeliharaan dalam beberapa tahun ke depan.
“Dengan investasi yang signifikan ini, kami berharap dapat menciptakan sistem kelistrikan yang lebih efisien dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Keberlanjutan energi di wilayah ini menjadi prioritas utama dalam pengembangan ekonomi lokal, serta membuka peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan,” tambah Bupati Irwan Sabri.
Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Selain itu, proyek ini juga melibatkan kerjasama antara pemerintah daerah dan pihak swasta. Bupati Irwan Sabri mengungkapkan bahwa keterlibatan sektor swasta sangat penting dalam mendukung kelancaran implementasi proyek ini. “Kami berharap sektor swasta, terutama perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan, bisa terlibat dalam pembangunan dan pengelolaan proyek ini. Kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta sangat penting untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam pengembangan energi yang berkelanjutan,” ujar Irwan.
Proyek ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong transisi menuju energi terbarukan yang lebih bersih, sesuai dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim. Pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan ini akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi sektor energi, tetapi juga untuk ekonomi lokal dan masyarakat sekitar.
Meningkatkan Akses Energi di Wilayah Perbatasan
Pulau Nunukan dan Sebatik, yang merupakan wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, sering menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan dan distribusi energi. Keterbatasan pasokan listrik di daerah ini kerap menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, proyek pembangkit listrik hybrid yang direncanakan ini diharapkan dapat menjawab masalah tersebut dengan memberikan akses listrik yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Pembangunan pembangkit listrik terbarukan juga akan mendukung program pemerintah dalam pemerataan energi di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dalam hal infrastruktur kelistrikan. Dengan kapasitas yang mencukupi, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi di Nunukan dan Sebatik yang selama ini bergantung pada pasokan energi dari pembangkit konvensional.
Kolaborasi dengan Kementerian ESDM
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Irwan Sabri mendapatkan respons positif dari Kementerian ESDM terkait proposal proyek tersebut. Diharapkan, kerjasama antara pemerintah daerah dan kementerian terkait akan mempercepat realisasi proyek pembangkit listrik hybrid ini. Kementerian ESDM berkomitmen untuk mendukung upaya daerah dalam pengembangan energi terbarukan, sebagai bagian dari strategi nasional untuk mencapai target bauran energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana, menyambut baik proposal ini dan menyatakan bahwa proyek ini sangat relevan dengan program pemerintah dalam memperluas penggunaan energi terbarukan di seluruh Indonesia. “Proyek pembangkit listrik hybrid berbasis PLTS dan PLTBm di Nunukan dan Sebatik ini merupakan langkah maju dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Kami mendukung penuh kelanjutan proyek ini dan berharap dapat segera diwujudkan,” ujar Rida Mulyana.
Harapan untuk Pembangunan Berkelanjutan
Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lainnya yang memiliki potensi serupa dalam pengembangan energi terbarukan. Dengan pemanfaatan sumber daya alam yang ada, proyek ini tidak hanya akan mendukung ketersediaan energi yang berkelanjutan, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan pengurangan dampak lingkungan.
Selain itu, dengan dukungan dari pemerintah pusat dan kementerian terkait, proyek ini diharapkan dapat berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Pulau Nunukan dan Sebatik, serta menjadi contoh konkret bagi daerah-daerah lainnya yang sedang berupaya mengembangkan energi terbarukan.
Proyek pembangkit listrik hybrid yang berbasis energi baru terbarukan ini merupakan langkah strategis dalam mengatasi masalah ketahanan energi di Pulau Nunukan dan Sebatik. Dengan dukungan penuh dari Kementerian ESDM dan kolaborasi yang solid antara pemerintah daerah dan sektor swasta, diharapkan proyek ini dapat segera terwujud dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian lokal. Proyek ini juga menjadi bagian dari komitmen Indonesia untuk mendukung transisi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.