JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju kencang pada penutupan sesi pertama perdagangan hari Rabu 23 April 2025, menandai optimisme pasar terhadap prospek ekonomi dan daya tarik sektor-sektor unggulan. IHSG ditutup naik sebesar 78,17 poin atau 1,2 persen ke level 6.616,4, setelah bergerak di kisaran 6.588 hingga 6.631 sepanjang sesi pagi.
Data perdagangan yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa selama sesi I, volume perdagangan mencapai 13,27 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 7,52 triliun. Aktivitas perdagangan pun terpantau cukup ramai, dengan frekuensi transaksi menyentuh angka 774.521 kali.
Sebanyak 383 saham mencatatkan penguatan, sementara 192 saham melemah, dan 217 saham stagnan. Tren positif ini menunjukkan adanya dominasi aksi beli oleh investor, terutama pada saham-saham unggulan di sektor-sektor tertentu.
Sektor Properti Pimpin Reli Saham
Sektor properti mencuri perhatian pada perdagangan sesi pertama, dengan lonjakan mencapai 1,9 persen dan memimpin penguatan di antara sektor lainnya. Analis pasar modal menilai bahwa kinerja impresif sektor ini tak lepas dari ekspektasi pemulihan ekonomi serta potensi pertumbuhan yang kuat di sektor perumahan dan kawasan industri.
"Penguatan sektor properti mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek pemulihan permintaan hunian dan komersial. Ini juga dipicu oleh ekspektasi penurunan suku bunga yang mendukung pembiayaan properti," ujar seorang analis.
Sektor lainnya yang turut menopang penguatan IHSG termasuk sektor keuangan, infrastruktur, dan energi, yang masing-masing mencatatkan penguatan moderat seiring dengan membaiknya sentimen pasar domestik dan global.
Sentimen Positif dan Faktor Pendorong
Kinerja IHSG yang positif juga dipengaruhi oleh sejumlah sentimen eksternal dan internal. Dari luar negeri, melunaknya ketegangan geopolitik serta sinyal dovish dari bank sentral Amerika Serikat turut memberikan angin segar bagi pasar keuangan global. Di dalam negeri, stabilitas politik menjelang masa transisi pemerintahan baru serta data ekonomi yang menunjukkan tren pemulihan turut mendongkrak minat beli investor.
"Pasar menyambut baik arah kebijakan ekonomi baru yang lebih pro investasi dan infrastruktur. Hal ini mendorong optimisme bahwa sektor riil akan kembali menggeliat dan memberikan dampak positif terhadap emiten-emiten besar," jelas ekonom dari Lembaga Penelitian Ekonomi Indonesia.
Prospek dan Strategi Investor
Dengan tren penguatan yang terjadi, para analis menyarankan investor untuk tetap waspada namun selektif dalam memilih saham. Sektor-sektor yang memiliki eksposur tinggi terhadap kebijakan fiskal dan moneter, seperti properti dan perbankan, masih menjadi incaran.
"Investor disarankan untuk memantau saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan prospek pertumbuhan jangka panjang, terutama di sektor properti, keuangan, dan energi," kata analis dari Samuel Sekuritas.
Secara teknikal, IHSG dinilai memiliki peluang untuk melanjutkan tren positifnya dalam beberapa hari ke depan, terutama jika didukung oleh arus modal asing yang terus masuk ke pasar domestik.
Hingga berita ini ditulis, para pelaku pasar masih menantikan rilis data ekonomi kuartal I 2025 yang dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan moneter ke depan serta potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah.
Dengan berbagai indikator yang mengarah pada stabilitas dan optimisme, IHSG berpotensi melanjutkan reli dalam jangka pendek, dengan sektor properti tetap menjadi motor utama penguatan indeks.
"Selama fundamental makro tetap kondusif dan tidak ada gangguan besar dari sisi eksternal, kami memperkirakan tren bullish jangka pendek IHSG masih akan berlanjut," tutup analis.