Energi

PGN Fokus Perkuat Keandalan Energi Nasional, Batalkan Kontrak Gas dari Lapangan Mako

PGN Fokus Perkuat Keandalan Energi Nasional, Batalkan Kontrak Gas dari Lapangan Mako

JAKARTA - Dalam upaya mendukung ketahanan energi nasional dan menjaga keandalan pasokan gas untuk kebutuhan domestik, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero), terus melakukan penjajakan berbagai potensi sumber pasokan gas baru. Selain memperkuat komunikasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan, PGN juga memperluas infrastruktur serta mencari alternatif sumber energi termasuk gas hasil regasifikasi LNG.

Langkah strategis ini menunjukkan komitmen PGN dalam menjaga stabilitas dan keamanan pasokan energi di tengah dinamika pasar migas global. Salah satu keputusan penting terbaru yang diambil adalah pembatalan kontrak pembelian gas dari Lapangan Mako, yang berada di Blok Duyung, Kepulauan Riau.

Informasi mengenai pembatalan tersebut disampaikan secara resmi oleh PGN kepada publik melalui Laporan Informasi atau Fakta Material kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 14 April 2025.

Pembatalan Kontrak Strategis dari Lapangan Mako

Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman, menjelaskan bahwa keputusan pembatalan kontrak tersebut merupakan bagian dari penyesuaian strategi pasokan gas nasional. Dalam keterangannya, Fajriyah menyampaikan bahwa pembatalan ini merupakan kejadian material berupa kehilangan kontrak penting yang terjadi pada 12 April 2025.

“Sumber pasokan gas untuk GSA ini berasal dari Wilayah Kerja (WK) Duyung yang dikelola oleh West Natuna Energy Ltd, bersama dengan mitranya, yaitu Empyrean Energy Plc dan Coro Energy Duyung (Singapore) Pte. Ltd,” jelas Fajriyah Usman.

Kontrak Gas Sales Agreement (GSA) yang dibatalkan itu mencakup total volume sebesar 122,77 TBTU (triliun British thermal unit). Berdasarkan perjanjian, jangka waktu kontrak dimulai pada 1 November 2026 (atau tanggal lain yang disepakati para pihak) dan direncanakan berlangsung hingga volume total tersebut terpenuhi, yang diperkirakan pada 15 Januari 2037.

Upaya Diversifikasi dan Penguatan Pasokan

Meski kontrak dari Lapangan Mako dibatalkan, PGN menegaskan komitmennya untuk terus menjajaki berbagai alternatif sumber pasokan. Perusahaan berfokus pada pembangunan ekosistem energi gas yang berkelanjutan melalui pengembangan infrastruktur serta integrasi dengan sumber daya LNG.

Pemanfaatan gas dari regasifikasi LNG telah menjadi salah satu strategi utama PGN untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan, khususnya di sektor industri dan kelistrikan. Dalam beberapa tahun terakhir, PGN gencar membangun fasilitas LNG Receiving Terminal dan Small-Scale LNG Distribution untuk menjangkau pelanggan di wilayah-wilayah non-pipeline.

“PGN akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, agar setiap keputusan terkait pasokan gas dapat mendukung agenda energi nasional, baik dari sisi keandalan maupun keekonomian,” ujar Fajriyah dalam pernyataan resminya.

Dampak Terhadap Pasar dan Pelanggan

Keputusan pembatalan kontrak Lapangan Mako tentu memiliki implikasi terhadap strategi bisnis dan pasokan jangka panjang PGN. Namun, dengan diversifikasi sumber pasokan dan penguatan sistem transportasi gas, perusahaan optimistis kebutuhan pasar dapat tetap terpenuhi.

Pasar gas domestik Indonesia diproyeksikan terus tumbuh seiring dengan peningkatan kebutuhan energi bersih dan efisien. Oleh karena itu, PGN mengambil langkah proaktif untuk memastikan pasokan tidak bergantung pada satu titik sumber saja.

PGN juga telah membangun jaringan pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10.000 kilometer yang menjangkau berbagai kawasan industri dan rumah tangga di Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Indonesia Timur. Jaringan ini didukung oleh infrastruktur tambahan seperti floating storage, LNG trailer, dan fasilitas regasifikasi skala kecil.

Kolaborasi dan Arah Strategis Nasional

Sebagai bagian dari Pertamina Group, PGN memiliki peran penting dalam pencapaian target bauran energi nasional yang menempatkan gas sebagai transisi menuju energi baru dan terbarukan. Pemerintah menargetkan porsi gas dalam bauran energi nasional mencapai 22% pada tahun 2050.

Upaya PGN untuk menjajaki sumber gas baru juga sejalan dengan kebijakan hilirisasi energi oleh Kementerian ESDM. Pemerintah mendorong pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar utama bagi sektor transportasi, industri, dan pembangkit listrik berbasis energi bersih.

“Dengan strategi yang adaptif dan kolaborasi lintas sektor, PGN akan terus menjadi garda depan dalam membangun masa depan energi Indonesia yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan andal,” tegas Fajriyah Usman.

Tinjauan atas Kontrak GSA yang Dibatalkan

Kontrak yang dibatalkan tersebut sebelumnya menjadi salah satu pilar penting dalam rencana pemenuhan pasokan jangka panjang PGN. Berdasarkan skema GSA, pasokan gas akan dikirim dari Lapangan Mako di perairan Natuna, dan dialirkan melalui sistem jaringan West Natuna Transportation System (WNTS).

Namun, pembatalan kontrak ini mencerminkan dinamika di sektor hulu migas, termasuk aspek komersial, teknis, dan kesesuaian dengan kebijakan energi nasional. Meski tidak diuraikan secara rinci alasan pembatalan oleh PGN, analis industri menilai hal ini bisa berkaitan dengan optimalisasi portofolio pasokan dan negosiasi harga yang lebih kompetitif.

“Total volume dalam GSA yang dihentikan adalah sebesar 122,77 TBTU, dengan jangka waktu yang panjang hingga 2037. Artinya, keputusan ini tentu melalui kajian matang dari sisi keekonomian dan keberlanjutan pasokan,” ujar Fajriyah menegaskan.

Komitmen PGN Tetap Konsisten

Langkah PGN dalam membatalkan kontrak gas dari Lapangan Mako tidak lantas mengurangi komitmen perusahaan dalam mendukung transisi energi nasional. Sebaliknya, keputusan ini menjadi bagian dari strategi yang lebih besar untuk menata ulang prioritas pasokan yang lebih fleksibel, efisien, dan selaras dengan kebutuhan pasar.

Ke depan, PGN akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai mitra strategis dan membuka peluang bagi pengembangan sumber gas domestik maupun internasional. Dengan kekuatan infrastruktur dan dukungan kebijakan pemerintah, PGN optimistis dapat terus menjaga keandalan energi Indonesia di masa transisi menuju energi bersih.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index