JAKARTA - Sebuah survei terbaru membeberkan fakta menarik mengenai kondisi finansial perempuan di Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya. Meskipun mayoritas perempuan mengaku berada dalam kondisi finansial yang lebih baik dibandingkan generasi pendahulu mereka, tekanan dari tanggung jawab keluarga dan kurangnya akses ke produk keuangan yang memadai tetap menjadi tantangan signifikan.
Survei yang diberi judul *Women’s Wealth in Focus: Building Confidence and Security* ini dilakukan oleh Sun Life Asia pada bulan Desember 2024. Dengan melibatkan 3.023 responden perempuan berusia 30 tahun dari latar belakang ekonomi menengah dan tinggi, survei ini menyoroti kondisi di enam negara, yakni Indonesia, Hong Kong SAR, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam.
Survei menemukan bahwa lebih dari tiga perempat, atau sekitar 78 persen, perempuan di Indonesia merasa bahwa kondisi keuangan mereka saat ini lebih baik dibandingkan dengan ketika ibu mereka berada pada usia yang sama. "Kemajuan ini menunjukkan adanya perubahan positif dalam pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia jika dibandingkan dengan satu generasi sebelumnya," kata salah satu peneliti dari Sun Life Asia. Namun, peningkatan ini tidak serupa dengan pengurangan beban, terutama yang berkaitan dengan tanggung jawab multi-generasi.
Dalam wawancara dengan narasumber, ditemukan bahwa banyak perempuan yang harus menyeimbangkan berbagai tanggung jawab, mulai dari pekerjaan profesional hingga tugas domestik. “Perempuan masa kini memiliki aspirasi tinggi dan banyak dari mereka kini berkontribusi sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Namun, mereka juga masih bertanggung jawab atas kesejahteraan keluarga secara keseluruhan,” ungkap Maria, salah satu responden asal Jakarta yang berpartisipasi dalam survei ini.
Beban multifungsi yang dialami perempuan menimbulkan berbagai tekanan finansial. Tanggung jawab untuk mengurus anak, mendukung orang tua yang menua, dan memenuhi kebutuhan rumah tangga, semuanya menjadi bagian yang tidak dapat diabaikan. Kurangnya akses ke produk dan layanan keuangan yang memadai memperparah situasi ini. "Salah satu kendala utama adalah rendahnya tingkat literasi keuangan di kalangan perempuan, sehingga mereka kurang memanfaatkan instrumen keuangan yang tersedia," kata seorang ahli keuangan dari Asia Finance Group.
Indonesia, bersama dengan negara lain yang disurvei, menunjukkan hasil serupa di mana perempuan merasa memiliki kondisi keuangan yang lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya. Di Vietnam dan Filipina, misalnya, perempuan juga merasa adanya peningkatan finansial. Namun, sebagaimana di Indonesia, mereka juga melaporkan adanya tekanan dari tanggung jawab keluarga besar.
Pihak Sun Life Asia mengemukakan bahwa untuk lebih memberdayakan perempuan, perlu adanya peningkatan aksesibilitas terhadap produk keuangan. “Penting bagi industri keuangan untuk menciptakan produk yang lebih inklusif dan mudah diakses oleh perempuan, terutama bagi mereka yang menanggung tanggung jawab multi-generasi,” kata seorang eksekutif Sun Life Asia.
Lebih lanjut, para ahli menyarankan agar edukasi keuangan dan peningkatan literasi keuangan menjadi prioritas utama. Langkah ini diharapkan dapat membantu perempuan dalam mengelola keuangan dengan lebih baik, sehingga kesejahteraan finansial yang dirasakan saat ini dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. Peningkatan kesadaran ini diharapkan dapat membekali perempuan dalam menghadapi tantangan keuangan yang kompleks.
Dalam perbicangan lebih lanjut dengan Maria, ia menyampaikan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk lebih banyak sumber daya yang mendukung perempuan dalam keuangan. “Program pelatihan dan pembelajaran tentang bagaimana mengelola keuangan pribadi dan keluarga bisa menjadi game changer bagi banyak perempuan seperti saya,” tambah Maria.
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, survei Sun Life Asia juga menyoroti sisi optimisme di kalangan perempuan. Ada keyakinan kuat bahwa dengan alat dan dukungan yang tepat, perempuan dapat mencapai kemandirian finansial yang lebih kokoh dari sebelumnya.
Secara keseluruhan, survei ini mencerminkan perubahan paradigma dalam lanskap finansial perempuan di Asia. Dengan terus mendorong educasi keuangan dan akses yang lebih baik ke produk keuangan, diharapkan perempuan di Indonesia dan seluruh Asia dapat memperoleh kebebasan finansial dan mengurangi beban yang mereka tanggung.
Seiring kemajuan ini, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung keterlibatan perempuan yang lebih besar dalam pasar keuangan. Ini bukan hanya tentang penguatan finansial tetapi juga memberdayakan perempuan untuk mengambil peran yang lebih aktif dan berpengaruh dalam masyarakat. Dalam konteks ini, dukungan komunitas dan lembaga adalah kunci menuju perubahan positif bagi masa depan perempuan di Indonesia.