JAKARTA - Banjir kembali melanda Perumahan Sawangan Asri di Kota Depok, Jawa Barat, Selasa 4 Maret 2025, mengakibatkan sekitar 40 rumah warga terendam dengan ketinggian air mencapai 150 hingga 160 sentimeter di titik-titik terdalam. Musibah ini diduga disebabkan oleh luapan Kali Pesanggrahan yang tidak mampu menampung debit air yang meningkat tajam akibat curah hujan tinggi di wilayah Bogor pada malam sebelumnya, Senin 3 Maret 2025.
Menurut pantauan di lokasi, situasi di Perumahan Sawangan Asri RT 04/RW 09, Jalan Raya Sawangan, memperlihatkan pemandangan yang mengkhawatirkan. Sejumlah warga terlihat berjuang mengamankan barang-barang berharga mereka agar tidak rusak terendam air. Kendati demikian, sebagian warga memilih untuk tetap bertahan di tempat tinggal mereka dengan alasan keamanan dan kenyamanan.
Dalam sebuah wawancara, Ketua RT 04/RW 09, Bapak Ahmad, menjelaskan, "Banjir kali ini memang cukup parah. Ketinggian air mencapai lebih dari satu setengah meter di beberapa titik, namun sebagian warga tetap memilih untuk bertahan karena tidak punya tempat lain untuk mengungsi. Kami berharap ada bantuan segera dari pihak terkait."
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Depok, Ibu Siti Nurhani, turut memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah penanganan yang telah dan akan diambil. "Kami sudah menurunkan tim evakuasi dan mendirikan posko darurat di sekitar lokasi. Bantuan logistik juga sudah kami salurkan, termasuk makanan siap saji, air bersih, dan selimut bagi warga terdampak. Kami berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan dukungan kepada warga yang terkena dampak banjir."
Banjir yang melanda Perumahan Sawangan Asri ini bukanlah kejadian pertama sepanjang tahun ini. Beberapa warga mengungkapkan kekhawatirannya terkait sistem drainase yang buruk dan aliran sungai yang tidak mampu menampung debit air saat hujan deras. "Hampir setiap tahun kami menghadapi banjir seperti ini. Kami harap pemerintah segera melakukan perbaikan pada sistem drainase dan melakukan normalisasi sungai agar tidak terjadi lagi banjir," ungkap Bapak Rahmat, salah seorang warga yang rumahnya juga terendam banjir.
Hal ini mengundang perhatian anggota DPRD Kota Depok, Ibu Rina Andriani, yang menyatakan, "Kita perlu melihat ini sebagai peringatan serius agar segera dilakukan pembenahan. Infrastruktur yang memadai harus segera dibangun untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Kami di DPRD akan mendorong pemerintah kota untuk segera merealisasikan rencana perbaikan ini."
Di sisi lain, beberapa aktivis lingkungan menyarankan perlunya pendekatan berbasis ekosistem dalam penanganan banjir. "Penghijauan di daerah tangkapan air dan pelestarian lingkungan di sekitar aliran sungai harus lebih diperhatikan. Banjir bukan hanya persoalan teknis semata, tetapi juga memerlukan solusi ekologis," ujar seorang aktivis lingkungan lokal, Ibu Desty Purnamasari.
Upaya penanganan banjir memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan organisasi terkait. Kerjasama ini penting untuk membangun langkah-langkah mitigasi yang berkelanjutan. Pemerintah Kota Depok bersama BPBD, aparat keamanan, dan relawan penyelamat terus bekerja keras untuk memastikan keselamatan warga yang terdampak banjir.
"Kami menyarankan agar warga berhati-hati dan tidak memaksakan diri untuk melewati area yang terendam banjir, terutama yang menggunakan kendaraan. Arus deras banjir bisa sangat berbahaya," tambah Kepala BPBD Ibu Siti.
Di tengah kesulitan ini, warga berharap agar banjir segera surut dan kehidupannya bisa kembali normal. Permasalahan banjir yang tak kunjung selesai ini menjadi pekerjaan rumah yang sangat berat bagi pemerintah agar segera memberikan solusi jangka panjang.
Dalam pada itu, Bapak Ahmad juga menyatakan, "Tentu kami semua berharap agar permasalahan banjir ini cepat diatasi. Semoga pemerintah mendengar aspirasi kami dan segera membuat kebijakan yang berpihak kepada masyarakat untuk membuat perubahan."
Sementara itu, prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan potensi hujan lebat masih akan terjadi di wilayah Bogor dan sekitarnya dalam beberapa hari mendatang. Hal ini memperingatkan warga Depok, khususnya yang tinggal di sekitar daerah rawan banjir, untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Untuk masa depan, sinergitas antar-stakeholder diharapkan dapat menemukan kebijakan tepat guna mengelola bencana alam, terutama banjir, serta mendukung pembangunan infrastruktur yang tangguh dan tahan bencana di Kota Depok dan sekitarnya. Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan masyarakat bisa lebih terjaga, dan dampak banjir dapat diminimalisir dengan lebih efektif dan efisien.