JAKARTA - Aksi heroik dilakukan oleh anggota Komando Distrik Militer (Kodim) 0811 Tuban dalam menggagalkan upaya penyelundupan ratusan tabung gas LPG yang berasal dari Dusun Sarigede, Desa Latsari, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban. Gas LPG yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan masyarakat lokal tersebut nyaris berhasil diselundupkan ke Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kejadian ini berhasil dihentikan berkat kesiapsiagaan dan kejelian anggota Kodim 0811/Tuban yang melakukan patroli rutin di daerah tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan, trayek penyelundupan ini diduga kuat telah direncanakan secara sistematis oleh pihak-pihak yang ingin memperoleh keuntungan besar dari distribusi gas bersubsidi tersebut.
Dalam konferensi pers yang diadakan pada Rabu 5 Maret 2025, Komandan Kodim 0811/Tuban, Letkol Inf Dicky Purwanto, mengungkapkan rasa bangganya terhadap seluruh anggotanya yang terlibat dalam operasi ini. "Saya sangat mengapresiasi ketanggapan dan dedikasi anggota kami di lapangan. Mereka telah menunjukkan profesionalisme dan komitmen tinggi dalam menjalankan tugas," ujar Letkol Dicky Purwanto.
Menurut Letkol Dicky, penangkapan ini bermula dari laporan masyarakat yang curiga akan aktivitas bongkar muat yang terjadi di suatu gudang di Dusun Sarigede. Berdasarkan laporan tersebut, tim dari Kodim 0811 segera melakukan penyelidikan dan pengawasan di lokasi yang dicurigai.
Setelah pengamatan mendalam, pada titik yang sudah ditentukan, tim akhirnya memutuskan untuk melakukan penggerebekan. Hasilnya, mereka berhasil mengamankan dua truk yang telah penuh dengan muatan tabung gas LPG siap kirim. "Ini adalah bukti nyata sinergi antara masyarakat dan aparat keamanan dalam menjaga keamanan dan kestabilan di wilayah kita," tambah Letkol Dicky.
Gas elpiji yang disita merupakan gas bersubsidi yang sejatinya diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah dan industri kecil. Upaya penyelundupan semacam ini tidak hanya merugikan ekonomi tetapi juga dapat menimbulkan krisis energi bagi kalangan yang benar-benar sangat membutuhkan.
Dalam kesempatan itu, Letkol Dicky menegaskan bahwa para pelaku yang tertangkap akan diproses secara hukum. Penyidikan lebih lanjut sedang dalam pengerjaan untuk mengungkap jaringan dan motif di balik penyelundupan ini. "Kita akan bekerjasama dengan pihak berwajib dan institusi terkait lainnya untuk memastikan bahwa alur hukum ditegakkan dengan benar," imbuhnya.
Selain itu, kasus ini membuka mata pemerintah daerah tentang pentingnya memperketat pengawasan distribusi barang-barang bersubsidi agar tidak disalahgunakan. Koordinasi dengan distributor dan agen resmi distribusi LPG akan semakin digalakkan untuk mencegah hal serupa terjadi kembali di masa mendatang.
Fenomena penyelundupan seperti ini memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak, terutama pemerintah pusat dan pihak kepolisian yang mengawasi logistik distribusi barang bersubsidi. Pemerintah daerah setempat pun didorong untuk lebih aktif memantau distribusi dan penggunaan LPG bersubsidi oleh pelanggan di area mereka.
Pakar ekonomi dari Universitas Tuban, Dr. Suryono, mengatakan bahwa masalah penyelundupan LPG bersubsidi telah menjadi isu yang mengganggu ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat. "Pemerintah harus memperketat regulasi dan meningkatkan transparansi distribusi subsidi untuk mencegah kebocoran yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab," kata Dr. Suryono.
Dengan adanya penangkapan ini, harapannya situasi pasar gas LPG bersubsidi dapat kembali stabil dan tidak lagi terjadi kelangkaan yang merugikan masyarakat. Kodim 0811 Tuban akan memperkuat koordinasi dan patroli di lapangan untuk menjaga distribusi gas LPG tetap merata dan tepat sasaran.
"Ini adalah kemenangan kecil dalam perjuangan melawan kejahatan yang lebih besar. Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk memastikan keamanan dan kebutuhan masyarakat terpenuhi," pungkas Letkol Dicky.
Kasus ini mengingatkan kembali betapa pentingnya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat dalam menjaga ketertiban dan kepentingan bersama. Semoga kesadaran ini senantiasa hadir di hati setiap individu agar kejadian serupa dapat dihindari di kemudian hari.