Bisnis

Industri Pusat Perbelanjaan di Kaltim Tancap Gas Sambut 2025, Targetkan 90 Juta Pengunjung Meski Ekonomi Fluktuatif

Industri Pusat Perbelanjaan di Kaltim Tancap Gas Sambut 2025, Targetkan 90 Juta Pengunjung Meski Ekonomi Fluktuatif
Industri Pusat Perbelanjaan di Kaltim Tancap Gas Sambut 2025, Targetkan 90 Juta Pengunjung Meski Ekonomi Fluktuatif

JAKARTA - Di tengah ketidakpastian ekonomi nasional maupun global, sektor ritel modern di Kalimantan Timur justru menunjukkan sinyal pertumbuhan positif. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kalimantan Timur mengungkapkan optimisme tinggi terhadap prospek bisnis pusat perbelanjaan sepanjang 2025. Ketua APPBI Kaltim, Aries Adriyanto, bahkan menargetkan lonjakan jumlah pengunjung hingga mencapai 90 juta orang sepanjang tahun ini.

"Kami menargetkan angka kunjungan mal di Kaltim dapat mencapai 90 juta orang pada tahun 2025," ujar Aries Adriyanto dalam pernyataan resminya.

Target ambisius tersebut tidak datang tanpa strategi. Untuk mencapainya, APPBI Kaltim membutuhkan rata-rata kunjungan sebesar 7,5 juta orang setiap bulan. Angka tersebut akan didistribusikan secara merata ke berbagai pusat perbelanjaan utama di tiga kota besar Kalimantan Timur, yakni Balikpapan, Samarinda, dan Bontang.
 

Tingkat Hunian Mal Tembus 90 Persen Saat Lebaran
 

Salah satu indikator optimisme APPBI Kaltim datang dari kinerja positif pusat-pusat perbelanjaan selama periode Ramadan dan Idulfitri. Aries mencatat bahwa tingkat keterisian tenant di sejumlah pusat perbelanjaan telah mencapai lebih dari 80%, bahkan beberapa di antaranya sudah menyentuh angka 90%.

“Kondisi ini menjadi angin segar bagi pelaku industri, terutama di tengah dinamika ekonomi yang masih penuh tantangan,” ujarnya.

Aries menyebut bahwa Ramadan dan Lebaran tahun ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan ritel. Hal itu terlihat dari nilai redeem belanja yang dicatat oleh layanan pelanggan di berbagai mal yang mencapai hampir Rp2,5 miliar.

Angka tersebut merefleksikan tingginya antusiasme belanja masyarakat yang memanfaatkan momentum Lebaran untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga, busana, makanan, dan produk gaya hidup.
 

Konsumsi Lokal Diprediksi Naik, Pemudik Turun Jadi Peluang Baru
 

Sementara itu, data dari Kementerian Perhubungan mengenai penurunan jumlah pemudik pada tahun ini justru dilihat sebagai peluang oleh APPBI Kaltim. Penurunan arus mudik diprediksi mendorong masyarakat untuk lebih banyak menghabiskan waktu libur di dalam kota.

“Fenomena ini dapat menjadi katalisator bagi peningkatan kunjungan ke pusat perbelanjaan. Masyarakat cenderung mencari hiburan dan pengalaman berbelanja yang nyaman dan lengkap selama masa libur,” jelas Aries.

Tren ini turut memperkuat keyakinan asosiasi bahwa mal akan tetap menjadi destinasi utama masyarakat, khususnya kelas menengah perkotaan yang mencari hiburan berkualitas tanpa perlu bepergian jauh.
 

Strategi Unggulan APPBI Kaltim Sambut 2025
 

Guna mewujudkan target kunjungan yang tinggi, APPBI Kaltim telah menyiapkan sejumlah strategi jitu. Salah satu langkah prioritas adalah peningkatan kualitas dan kuantitas acara yang digelar di pusat-pusat perbelanjaan, khususnya di Balikpapan sebagai kota dengan potensi ritel terbesar di Kalimantan Timur.

“Kami akan menghadirkan berbagai event tematik yang tidak hanya menarik perhatian masyarakat lokal, tapi juga wisatawan domestik,” kata Aries.

Strategi ini mencakup penyelenggaraan festival budaya, bazar kuliner, pertunjukan musik lokal, hingga program loyalitas pelanggan yang dikemas lebih kreatif. Menurut Aries, program tersebut akan menciptakan pengalaman belanja yang tidak hanya transaksional, tetapi juga emosional, sehingga memperkuat loyalitas pengunjung.

Selain itu, APPBI Kaltim juga mendorong kolaborasi antara pengelola pusat perbelanjaan dan tenant untuk mengembangkan konsep pemasaran bersama. Ini bertujuan menciptakan sinergi dalam menghadirkan promo menarik dan diskon besar-besaran yang akan meningkatkan trafik secara konsisten.
 

Inovasi Digital dan Aksesibilitas Juga Jadi Fokus
 

Tak hanya mengandalkan event offline, APPBI Kaltim juga melihat digitalisasi sebagai faktor krusial dalam meningkatkan daya tarik pusat perbelanjaan. Beberapa pusat perbelanjaan di Balikpapan dan Samarinda disebut telah mengadopsi teknologi terkini seperti smart parking, digital directory, hingga aplikasi mobile untuk informasi tenant dan promo.

“Transformasi digital menjadi kebutuhan mutlak jika ingin bersaing dengan kota-kota besar di Jawa seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya,” terang Aries.

Di sisi lain, upaya untuk meningkatkan aksesibilitas pusat perbelanjaan juga terus dilakukan. Aries menyebut pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan konektivitas transportasi publik ke area mal, serta penyediaan fasilitas ramah disabilitas dan lansia.
 

Peran Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam Dorong Pertumbuhan Ritel
 

Faktor lain yang memperkuat keyakinan APPBI Kaltim terhadap prospek positif industri pusat perbelanjaan di tahun ini adalah keberadaan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Pembangunan IKN yang berada di wilayah Kalimantan Timur diyakini akan membawa dampak ekonomi berantai, termasuk pada sektor konsumsi masyarakat dan industri ritel.

“Keberadaan IKN akan menjadi magnet pertumbuhan baru di Kalimantan Timur. Arus investasi yang masuk serta peningkatan jumlah penduduk akan menjadi potensi luar biasa bagi pusat-pusat perbelanjaan di daerah penyangga seperti Balikpapan dan Samarinda,” ungkap Aries.

Ia menambahkan bahwa APPBI Kaltim tengah menjajaki kemungkinan pengembangan pusat perbelanjaan baru di kawasan yang berdekatan dengan IKN. Menurutnya, ini adalah langkah strategis untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan gaya hidup dan belanja masyarakat di masa mendatang.
 

Tantangan dan Harapan ke Depan
 

Meski optimisme tinggi, APPBI Kaltim juga menyadari sejumlah tantangan yang masih harus dihadapi oleh industri pusat perbelanjaan. Salah satunya adalah daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi dan kenaikan harga kebutuhan pokok yang dapat menekan konsumsi.

Namun demikian, Aries menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi agar tetap relevan dengan kebutuhan konsumen.

“Kami terus beradaptasi dengan dinamika pasar. Inovasi dan kolaborasi adalah kunci untuk menjaga industri pusat perbelanjaan tetap tumbuh berkelanjutan,” pungkasnya.

Dengan kombinasi strategi event kreatif, inovasi digital, kolaborasi tenant, serta dukungan infrastruktur dan potensi dari proyek IKN, industri pusat perbelanjaan di Kalimantan Timur tampaknya siap menyambut 2025 dengan penuh semangat. Target 90 juta pengunjung bukan hanya sekadar angka, melainkan simbol dari harapan besar terhadap kebangkitan sektor ritel di luar Pulau Jawa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index