Kereta Api

Mudik Lebaran 2025: Pemudik Harapkan Fasilitas Kereta Api Lebih Ramah Disabilitas

Mudik Lebaran 2025: Pemudik Harapkan Fasilitas Kereta Api Lebih Ramah Disabilitas
Mudik Lebaran 2025: Pemudik Harapkan Fasilitas Kereta Api Lebih Ramah Disabilitas

JAKARTA — Tingginya antusiasme masyarakat dalam menggunakan kereta api untuk mudik Lebaran 2025 tercermin dari lonjakan okupansi penumpang di berbagai stasiun utama. Namun, di tengah euforia tersebut, muncul harapan dari kalangan penyandang disabilitas agar fasilitas kereta api lebih ramah dan inklusif, terutama dalam hal aksesibilitas toilet dan ruang kursi roda.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta mencatat okupansi penumpang mencapai lebih dari 100 persen. Manajer Humas Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, mengungkapkan bahwa jumlah penumpang yang berangkat hari itu mencapai 27.934 orang, dengan total keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen dan Gambir mencapai 49.696 penumpang melalui 87 perjalanan.

Meskipun kereta api menjadi primadona transportasi mudik, beberapa penumpang penyandang disabilitas menyuarakan perlunya perbaikan fasilitas yang lebih inklusif. Putri Windi Aulia (29), seorang karyawan swasta asal Tangerang Selatan yang mudik menggunakan KA Sawunggalih dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Kutoarjo, berharap toilet kereta dibuat lebih ramah bagi pengguna kursi roda.

Putri juga menambahkan bahwa selain akses ke toilet, tantangan lain yang dihadapi adalah perbedaan tinggi antara peron dan pintu kereta, serta tidak tersedianya ruang khusus bagi pengguna kursi roda selama perjalanan.

“Kadang ada kereta yang mau naik ke peronnya itu susah banget, terlalu tinggi, harus gotong-gotong. Jadi pas kursi roda mau masuk kadang enggak muat. Kemudian juga tempat untuk menyimpan kursi rodanya saat perjalanan perlu ada,” jelasnya.

Meski kereta difabel mulai dihadirkan sejak tahun 2001 dan diperluas penggunaannya pada 2012, realisasinya dinilai belum merata dan optimal. Saat ini, kereta dengan toilet khusus difabel baru tersedia di beberapa rangkaian, seperti KA Jayabaya, KA Menoreh, dan kereta wisata Panoramic, yang memiliki ruang toilet cukup luas namun belum sepenuhnya memenuhi standar aksesibilitas disabilitas.

Staf Kajian Aksesibilitas dari Direktorat Jenderal Kereta Api Kementerian Perhubungan, Muhammad Subhan, mengakui bahwa belum ada spesifikasi teknis standar untuk toilet disabilitas di kereta api konvensional.

“Untuk kriteria toilet disabilitas di kereta belum ada spesifikasi teknisnya, yang baru ada toilet khusus disabilitas di Indonesia adalah kereta cepat,” ujar Subhan.

Saat ini, KAI menyediakan area penyimpanan kursi roda lipat di ujung gerbong dengan asumsi bahwa penumpang akan berpindah dari kursi roda ke kursi penumpang. Namun, kenyataannya, banyak pengguna kursi roda yang membutuhkan area untuk tetap duduk di kursinya selama perjalanan.

Dengan meningkatnya jumlah penumpang disabilitas yang menggunakan kereta api, para pemudik berharap PT KAI dan pemerintah terus meningkatkan sarana dan prasarana agar layanan kereta api semakin inklusif dan layak bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index