KESEHATAN

Waspada! Konsumsi Daging Kambing Berlebihan Bisa Picu Risiko Serius bagi Kesehatan

Waspada! Konsumsi Daging Kambing Berlebihan Bisa Picu Risiko Serius bagi Kesehatan
Waspada! Konsumsi Daging Kambing Berlebihan Bisa Picu Risiko Serius bagi Kesehatan

JAKARTA — Daging kambing dikenal sebagai salah satu sumber protein hewani favorit masyarakat Indonesia. Rasanya yang khas dan kandungan nutrisinya seperti protein, zat besi, serta vitamin B12 membuat daging ini kerap menjadi menu utama, terutama pada momen-momen spesial seperti Idul Adha maupun acara keluarga.

Namun, di balik kenikmatannya, konsumsi daging kambing secara berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Pakar gizi dan kesehatan masyarakat telah lama mengingatkan pentingnya menjaga porsi konsumsi daging merah, termasuk daging kambing, agar tidak melebihi batas yang dianjurkan.

Daging Kambing dan Kandungan Gizinya

Daging kambing mengandung berbagai zat gizi penting, terutama protein hewani yang berfungsi membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Selain itu, zat besi dalam daging kambing membantu mencegah anemia, sedangkan vitamin B12 mendukung sistem saraf dan pembentukan sel darah merah.

Namun, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai riset kesehatan, kelebihan konsumsi daging kambing justru dapat menimbulkan tujuh risiko kesehatan serius yang perlu diwaspadai masyarakat.

1. Peningkatan Kolesterol dan Risiko Jantung

Salah satu bahaya utama dari konsumsi berlebihan daging kambing adalah meningkatnya kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Daging kambing mengandung lemak jenuh yang dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri.

“Tingginya kadar kolesterol jahat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Lemak jenuh dalam daging merah seperti kambing perlu dibatasi,” kata pakar gizi klinik dari Jakarta, dalam wawancara bersama media kesehatan nasional.

2. Risiko Hipertensi

Kandungan lemak jenuh dalam daging kambing juga dapat memengaruhi elastisitas pembuluh darah, yang berujung pada peningkatan tekanan darah.

“Hipertensi seringkali tak disadari, tapi bisa dipicu dari pola makan tinggi lemak jenuh seperti konsumsi daging kambing berlebihan,” ujar seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

3. Gangguan Pencernaan

Daging kambing tinggi protein dan lemak, namun rendah serat, sehingga bila dikonsumsi tanpa diimbangi sayur atau buah dapat menyebabkan sembelit, perut kembung, hingga ketidaknyamanan di saluran pencernaan.

4. Kenaikan Berat Badan

Dengan kandungan kalori dan lemak yang cukup tinggi, konsumsi daging kambing secara rutin dan berlebih berkontribusi pada obesitas.

“Obesitas meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes dan kolesterol tinggi. Semua berawal dari kebiasaan makan yang tidak seimbang,” ungkap ahli nutrisi dari Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat.

5. Penyakit Kardiovaskular Lainnya

Tidak hanya serangan jantung, konsumsi daging kambing berlebih juga dikaitkan dengan aterosklerosis, yaitu pengerasan arteri akibat penumpukan plak kolesterol yang menghambat aliran darah.

6. Risiko Kanker Usus Besar

Beberapa penelitian global menunjukkan bahwa konsumsi daging merah berlebihan, termasuk daging kambing, dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal (usus besar).

“Senyawa karsinogenik seperti heterosiklik amina dan nitrosamin terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi, misalnya dibakar atau digoreng,” jelas seorang peneliti dari WHO.

7. Gangguan Fungsi Ginjal

Tingginya kandungan protein dalam daging kambing bisa memperberat kerja ginjal, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat gangguan ginjal.

“Orang dengan penyakit ginjal harus sangat hati-hati terhadap asupan protein, karena konsumsi tinggi protein dapat memperburuk kondisi ginjal mereka,” jelas seorang dokter spesialis penyakit dalam.

Tips Konsumsi Sehat Daging Kambing

Agar tetap bisa menikmati manfaat nutrisi daging kambing tanpa terkena dampaknya, berikut beberapa tips yang bisa diikuti:

-Batasi porsi konsumsi maksimal 2–3 kali seminggu.

-Pilih bagian yang lebih rendah lemak, seperti daging has dalam.

-Imbangi dengan serat tinggi, dari sayuran, buah, dan biji-bijian.

-Gunakan metode memasak sehat, seperti dikukus, direbus, atau dipanggang tanpa minyak berlebih.

-Hindari memasak terlalu matang atau gosong untuk mencegah pembentukan senyawa karsinogenik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index