JAKARTA - Berkarier di perusahaan besar dengan proses rekrutmen ketat bukanlah hal mudah, namun Jessica Putri Adhy Jusuf berhasil mewujudkannya. Lulusan Master of Business Administration (MBA) dengan spesialisasi Creative Marketing dari James Cook University (JCU) ini akhirnya diterima di PT Freeport Indonesia setelah menunggu selama tujuh bulan dengan penuh harap.
Perjalanan Jessica menuju dunia pertambangan bermula pada November 2023, sebulan sebelum ia menyelesaikan studinya. Saat itu, ia menemukan lowongan pekerjaan PT Freeport Indonesia di media sosial. Meski telah menerima tawaran dari perusahaan besar lain yang sesuai dengan bidang studinya dan berlokasi lebih dekat dengan tempat tinggalnya di Jakarta, ia tetap memutuskan untuk mencoba peruntungan di Freeport. Keputusan itu ternyata membawanya ke pengalaman yang penuh tantangan.
Proses Rekrutmen yang Ketat
Jessica menceritakan bahwa dirinya melalui tahapan seleksi yang cukup panjang. “Saya harus menjalani beberapa tahap seleksi, mulai dari tes tertulis hingga wawancara yang cukup mendalam. Saya tahu prosesnya tidak mudah, tetapi saya tetap optimistis karena saya ingin mencari tantangan baru,” ungkapnya.
Setelah melewati berbagai tahapan, Jessica akhirnya mendapatkan kabar gembira: ia diterima bekerja di PT Freeport Indonesia. Namun, kabar ini juga datang dengan konsekuensi besar, yakni harus meninggalkan Jakarta dan menetap di Timika, Papua.
Tantangan Hidup di Timika
Bagi banyak orang, pindah ke daerah terpencil seperti Timika bisa menjadi tantangan tersendiri, terlebih bagi mereka yang terbiasa dengan kehidupan kota besar. Jessica mengakui bahwa butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. “Saya harus belajar banyak hal, termasuk bagaimana berinteraksi dengan masyarakat lokal serta memahami dinamika sosial di Timika,” jelasnya.
Selain tantangan adaptasi lingkungan, Jessica juga harus menghadapi berbagai keluhan dari masyarakat setempat terkait operasional perusahaan. Sebagai seorang profesional di bidang marketing dan komunikasi, tugasnya adalah membantu menjembatani hubungan antara perusahaan dan masyarakat agar tercipta komunikasi yang baik.
Menghadapi Keluhan Masyarakat
Bekerja di perusahaan pertambangan tidak hanya menuntut kemampuan teknis, tetapi juga keterampilan komunikasi dan manajemen krisis. Jessica mengungkapkan bahwa salah satu tugasnya adalah menangani keluhan dan aspirasi masyarakat Timika yang terdampak oleh aktivitas Freeport. “Saya sering mendapat pertanyaan dan keluhan dari warga sekitar. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, tetapi saya berusaha untuk selalu memberikan solusi terbaik,” katanya.
Menurutnya, komunikasi yang efektif dan transparan adalah kunci utama dalam menjaga hubungan baik antara perusahaan dan masyarakat. Oleh karena itu, ia terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam membangun komunikasi yang harmonis.
Pelajaran Berharga dan Rencana ke Depan
Jessica menilai bahwa bekerja di PT Freeport Indonesia memberikan banyak pelajaran berharga, baik dalam hal profesionalisme maupun kehidupan sosial. “Di sini saya belajar untuk lebih mandiri dan tangguh. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan seperti ini, dan saya ingin memanfaatkannya sebaik mungkin,” ujarnya.
Ke depan, ia berencana untuk terus berkembang dalam dunia industri pertambangan dan berharap dapat berkontribusi lebih besar dalam pengelolaan komunikasi perusahaan, terutama dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat setempat.
Dengan tekad dan semangatnya, Jessica membuktikan bahwa tantangan sebesar apa pun dapat dihadapi dengan kesiapan mental dan kerja keras. Keputusannya untuk meninggalkan zona nyaman dan menghadapi realitas baru di dunia pertambangan menunjukkan bahwa sukses tidak selalu datang dari jalan yang mudah, tetapi dari keberanian untuk menghadapi tantangan.
