Nikel

PT Green Power Group LABA Siap Ekspansi, Tambang Nikel Jadi Fokus Utama

PT Green Power Group LABA Siap Ekspansi, Tambang Nikel Jadi Fokus Utama

JAKARTA - PT Green Power Group Tbk (LABA) berencana mengubah ruang lingkup bisnisnya menjadi holding dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan datang. Langkah strategis ini bertujuan untuk memperluas cakupan bisnis perseroan, khususnya di sektor tambang nikel, serta memperkuat struktur permodalan melalui penerbitan saham baru.

Direktur LABA, An Shaohong, menjelaskan bahwa perseroan akan menerbitkan saham tambahan hingga 6 miliar saham dengan total nilai penerbitan tidak lebih dari Rp 900 miliar. Dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk ekspansi bisnis, termasuk akuisisi tambang nikel dan properti perkantoran.

“Dalam rights issue ini, pemegang saham pengendali akan memasukkan (inbreng) aset yang mencakup tambang nikel dan gedung perkantoran yang dimiliki oleh PT Neopower Teknologi Indonesia (NTI) serta menghimpun dana tunai,” ungkap An Shaohong dalam keterbukaan informasi yang dikutip pada Kamis 20 Maret 2025.

Strategi Ekspansi Melalui Akuisisi Tambang Nikel

Keputusan LABA untuk mengakuisisi tambang nikel sejalan dengan meningkatnya permintaan global terhadap komoditas ini, terutama untuk kebutuhan industri baterai kendaraan listrik. Dengan memasukkan tambang nikel dalam portofolio asetnya, perseroan berharap dapat memperkuat posisinya di sektor energi hijau yang sedang berkembang pesat.

“Kami melihat bahwa industri nikel memiliki potensi besar, terutama dengan berkembangnya pasar kendaraan listrik dan kebutuhan bahan baku baterai yang semakin meningkat. Oleh karena itu, LABA berkomitmen untuk menjadi bagian dari rantai pasok industri ini dengan mengakuisisi tambang nikel yang potensial,” jelas An Shaohong.

Tambang nikel yang akan diakuisisi oleh LABA dimiliki oleh PT Neopower Teknologi Indonesia (NTI), perusahaan yang selama ini bergerak di sektor energi dan teknologi berkelanjutan. Melalui langkah ini, LABA berharap dapat meningkatkan nilai tambah bagi para pemegang saham dan memperkuat fundamental bisnisnya di sektor pertambangan.

Penerbitan Saham untuk Memperkuat Modal

Rights issue yang akan dilakukan oleh LABA merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat permodalan. Penerbitan hingga 6 miliar saham baru diharapkan dapat menghimpun dana segar sebesar Rp 900 miliar, yang akan digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis dan investasi strategis.

“Dengan tambahan modal ini, kami akan memiliki fleksibilitas keuangan yang lebih besar untuk mempercepat pengembangan usaha, termasuk optimalisasi aset pertambangan yang akan kami kelola,” ujar An Shaohong.

LABA juga memastikan bahwa proses penerbitan saham baru akan dilakukan dengan transparan dan sesuai dengan regulasi pasar modal. Perseroan berharap langkah ini mendapat dukungan penuh dari para pemegang saham dalam RUPS mendatang.

Respon Pasar dan Prospek Bisnis

Rencana ekspansi LABA mendapat perhatian dari para investor dan analis pasar modal. Banyak yang menilai bahwa langkah perusahaan untuk masuk ke sektor pertambangan nikel merupakan strategi yang tepat mengingat tren positif industri ini.

“Langkah LABA untuk mengakuisisi tambang nikel dapat menjadi katalis positif bagi pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Permintaan nikel terus meningkat, terutama karena peran pentingnya dalam industri baterai kendaraan listrik,” ujar seorang analis pasar modal yang enggan disebutkan namanya.

Di sisi lain, para pemegang saham juga menantikan hasil dari RUPS yang akan menentukan arah baru bagi perseroan. Dengan adanya rights issue dan akuisisi tambang nikel, diharapkan valuasi perusahaan dapat meningkat dan memberikan keuntungan jangka panjang bagi para investor.

Tantangan dan Langkah Antisipatif

Meski prospek bisnis tambang nikel terlihat menjanjikan, LABA juga menghadapi beberapa tantangan, seperti regulasi pertambangan yang ketat, fluktuasi harga nikel di pasar global, serta kebutuhan investasi yang besar untuk eksplorasi dan operasional tambang.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, LABA telah menyiapkan strategi mitigasi risiko, termasuk menjalin kerja sama dengan mitra strategis dan mengoptimalkan efisiensi operasional.

“Kami menyadari bahwa bisnis pertambangan memiliki tantangan tersendiri, namun dengan strategi yang tepat dan manajemen risiko yang baik, kami yakin dapat mengembangkan bisnis ini dengan sukses,” tambah An Shaohong.

Rencana PT Green Power Group Tbk (LABA) untuk mengubah bisnisnya menjadi holding serta mengakuisisi tambang nikel merupakan langkah strategis yang berpotensi besar. Dengan penerbitan saham baru senilai Rp 900 miliar, LABA siap memperkuat modal dan ekspansi bisnisnya di sektor pertambangan yang sedang berkembang pesat.

Didukung oleh permintaan nikel yang tinggi di pasar global, langkah LABA ini diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi para pemegang saham. Dengan strategi yang matang dan manajemen yang solid, perseroan optimis dapat meraih kesuksesan di industri energi hijau dan pertambangan nikel.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index