JAKARTA - Deutsche Bank, salah satu bank terbesar di Jerman, mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 2.000 pegawainya pada tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi efisiensi perusahaan yang mencakup penutupan sejumlah kantor cabang di berbagai lokasi.
Kepala Eksekutif Deutsche Bank, Christian Sewing, dalam konferensi keuangan yang diselenggarakan oleh Morgan Stanley pada Kamis 20 Maret 2025, menyebut PHK ini sebagai langkah "signifikan" yang akan berdampak pada banyak cabang bank.
"Kami akan mengurangi lagi jumlah kantor cabang seperti yang telah kami rencanakan tahun ini dalam jumlah yang cukup signifikan," ujar Sewing, dikutip dari Reuters.
Langkah ini akan berdampak pada merek Deutsche Bank serta Postbank, sebuah unit perbankan ritel yang dimiliki Deutsche Bank. Postbank sendiri merupakan bank yang dibentuk dari divisi tabungan pos Deutsche Bundespost pada tahun 1990.
Penutupan Kantor Cabang Berlanjut
Pada tahun 2024 lalu, Deutsche Bank telah menutup 125 kantor cabang sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran. Namun, Sewing tidak merinci jumlah tambahan kantor cabang yang akan ditutup pada 2025.
“Restrukturisasi ini merupakan bagian dari upaya kami dalam meningkatkan efisiensi operasional dan menyesuaikan diri dengan tren digitalisasi di industri perbankan,” kata Sewing.
Keputusan untuk memangkas tenaga kerja dan menutup kantor cabang ini juga dipengaruhi oleh perubahan pola transaksi perbankan. Seiring dengan semakin banyaknya nasabah yang beralih ke layanan digital, kebutuhan akan kantor cabang fisik semakin berkurang.
Efisiensi dan Dampaknya pada Karyawan
Rencana efisiensi yang diterapkan Deutsche Bank merupakan bagian dari strategi transformasi yang telah dimulai sejak beberapa tahun terakhir. Selain menutup kantor cabang, bank ini juga mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan layanan digitalnya.
Meskipun demikian, keputusan PHK ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pekerja yang terdampak. Banyak dari mereka yang bekerja di sektor perbankan ritel Postbank dan cabang-cabang Deutsche Bank menghadapi ketidakpastian mengenai masa depan pekerjaan mereka.
Serikat pekerja di Jerman telah menyuarakan kekhawatiran mereka atas kebijakan PHK massal ini. Menurut mereka, meskipun digitalisasi perbankan terus berkembang, tetap dibutuhkan tenaga kerja yang memadai untuk memastikan layanan pelanggan yang optimal.
"Kami memahami bahwa industri perbankan mengalami perubahan besar akibat digitalisasi. Namun, kami berharap Deutsche Bank dapat mempertimbangkan kembali kebijakan ini dan memberikan solusi yang lebih baik bagi para karyawannya," kata seorang perwakilan serikat pekerja.
Tren Global PHK di Sektor Perbankan
Keputusan Deutsche Bank untuk melakukan PHK besar-besaran ini mencerminkan tren yang terjadi di industri perbankan global. Banyak bank besar di dunia, termasuk di Amerika Serikat dan Eropa, juga melakukan langkah serupa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan tekanan ekonomi global.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak bank besar yang berupaya menekan biaya operasional dengan mengurangi jumlah kantor cabang dan mempercepat adopsi layanan perbankan digital. Hal ini membuat banyak pekerja di sektor perbankan harus menghadapi risiko kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi dan efisiensi operasional.
Meskipun demikian, Deutsche Bank tetap optimistis bahwa langkah ini akan membantu perusahaan tetap kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat di industri keuangan.
Rencana Deutsche Bank untuk memangkas 2.000 karyawan dan menutup sejumlah kantor cabang pada 2025 merupakan bagian dari strategi efisiensi jangka panjang perusahaan. Meskipun langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan menyesuaikan diri dengan tren digitalisasi, dampaknya terhadap tenaga kerja dan sektor perbankan ritel tetap menjadi perhatian utama.
Serikat pekerja dan para analis industri terus memantau perkembangan kebijakan ini, terutama terkait dengan perlindungan tenaga kerja dan dampaknya terhadap layanan pelanggan. Dengan tren digitalisasi yang semakin meningkat, masa depan industri perbankan global kemungkinan akan terus mengalami perubahan besar di tahun-tahun mendatang.