BCA

Direktur BCA: Mahasiswa Perlu Berani Merangkul Perubahan di Era Disrupsi

Direktur BCA: Mahasiswa Perlu Berani Merangkul Perubahan di Era Disrupsi

JAKARTA - Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Haryanto T. Budiman, menekankan pentingnya keberanian mahasiswa dalam menghadapi perubahan yang terjadi di dunia kerja. Menurutnya, generasi muda perlu membangun karakter sebagai impactful leader agar mampu bersaing di tengah dinamika global yang semakin kompleks. Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, pada Selasa 18 Maret 2025.

Tantangan Mahasiswa Pasca-Kampus

Perubahan yang begitu cepat akibat kemajuan teknologi, tuntutan industri yang semakin tinggi, serta dinamika global yang terus berkembang menuntut mahasiswa untuk memiliki kesiapan lebih dalam menghadapi dunia kerja.

"Setelah menyelesaikan perkuliahan, mahasiswa akan menghadapi dunia yang sama sekali berbeda dengan dinamika di kampus. Perubahan terjadi semakin cepat, mulai dari kemajuan teknologi, meningkatnya tuntutan kompetensi dari industri, hingga dinamika global yang kian kompleks, menjadikan persaingan semakin ketat," ujar Haryanto.

Ia juga mengingatkan bahwa adaptasi terhadap perubahan menjadi salah satu kunci utama dalam mencapai kesuksesan di era disrupsi ini. Kemampuan untuk membaca tren industri, mengembangkan keterampilan yang relevan, serta memiliki mentalitas yang tangguh adalah beberapa faktor yang dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi tantangan masa depan.

Impactful Leadership: Karakter Pemimpin Masa Depan

Menurut Haryanto, mahasiswa yang ingin sukses dalam dunia kerja harus mengembangkan karakter impactful leader atau pemimpin yang memiliki dampak nyata bagi lingkungan sekitarnya.

"Pemimpin yang berpengaruh bukan hanya mereka yang memiliki posisi tinggi dalam sebuah organisasi, tetapi mereka yang mampu membawa perubahan positif, beradaptasi dengan cepat, dan menginspirasi orang lain," jelasnya.

Ada beberapa karakteristik utama yang perlu dimiliki oleh mahasiswa untuk menjadi impactful leader, di antaranya:

1. Fleksibilitas dan Adaptasi
Kemampuan untuk cepat menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi dan tren industri adalah keharusan. Mahasiswa yang mampu berpikir kreatif dalam mencari solusi akan lebih mudah berkembang.

2. Keterampilan Digital yang Kuat
Digitalisasi telah mengubah hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk di dunia kerja. Oleh karena itu, mahasiswa perlu membekali diri dengan pemahaman yang kuat terkait teknologi dan transformasi digital.

3. Kecerdasan Emosional dan Komunikasi
Menjadi pemimpin yang berpengaruh tidak hanya tentang memiliki wawasan yang luas, tetapi juga kemampuan dalam membangun hubungan interpersonal yang baik. Kecerdasan emosional memungkinkan seseorang untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri serta orang lain.

4. Keberanian Mengambil Risiko
Dunia kerja menuntut individu untuk tidak hanya mengikuti arus, tetapi juga mampu mengambil risiko dan membuat keputusan strategis yang berdampak positif bagi organisasi.

Perubahan Industri dan Persaingan Global

Dalam kesempatan yang sama, Haryanto juga menyoroti betapa cepatnya perubahan di dunia industri yang dipicu oleh perkembangan teknologi. Revolusi digital, kecerdasan buatan (AI), dan otomatisasi telah menggeser banyak aspek pekerjaan tradisional.

"Kita melihat bagaimana teknologi telah mengubah banyak sektor, mulai dari perbankan, manufaktur, hingga layanan kesehatan. Kemampuan untuk menguasai teknologi dan memahami cara kerjanya akan menjadi nilai tambah bagi lulusan baru," kata Haryanto.

Selain itu, meningkatnya persaingan global juga menuntut mahasiswa untuk lebih inovatif dan memiliki daya saing tinggi. Banyak perusahaan kini mencari kandidat yang tidak hanya memiliki keterampilan akademis, tetapi juga pengalaman praktis, baik melalui magang, proyek independen, maupun partisipasi dalam komunitas profesional.

Pentingnya Pengembangan Soft Skills

Tidak hanya keterampilan teknis, pengembangan soft skills juga menjadi faktor krusial dalam menghadapi persaingan di dunia kerja. Mahasiswa yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mampu bekerja dalam tim, dan memiliki kepemimpinan yang kuat akan lebih mudah beradaptasi di lingkungan profesional.

Haryanto menekankan bahwa banyak perusahaan kini lebih mempertimbangkan kandidat yang memiliki kombinasi hard skills dan soft skills yang seimbang.

"Kami di BCA, misalnya, tidak hanya melihat nilai akademik, tetapi juga bagaimana calon karyawan mampu menunjukkan inisiatif, berpikir kreatif, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Dunia kerja sangat dinamis, sehingga penting bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan diri," tambahnya.

Strategi Menghadapi Dunia Kerja

Untuk membantu mahasiswa mempersiapkan diri menghadapi tantangan di dunia kerja, Haryanto memberikan beberapa strategi yang bisa diterapkan:

1. Aktif Mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi
Mengikuti program pelatihan, kursus online, atau sertifikasi di bidang tertentu dapat meningkatkan daya saing lulusan baru.

2. Membangun Jaringan Profesional Sejak Dini
Bergabung dengan komunitas profesional, menghadiri seminar, dan memanfaatkan platform seperti LinkedIn dapat membantu mahasiswa mendapatkan wawasan serta peluang kerja lebih luas.

3. Menjalani Magang atau Freelance
Pengalaman kerja, meskipun dalam bentuk magang atau pekerjaan lepas, dapat menjadi nilai tambah yang signifikan saat melamar pekerjaan di perusahaan besar.

4. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Problem Solving
Dunia kerja menuntut individu yang mampu menghadapi tantangan dengan solusi yang inovatif. Oleh karena itu, mahasiswa harus terus melatih kemampuan berpikir kritisnya.

5. Belajar dari Mentor atau Profesional Berpengalaman
Memiliki mentor yang dapat memberikan panduan dan nasihat mengenai dunia kerja dapat membantu mahasiswa lebih siap menghadapi tantangan karier.

Peran Dunia Pendidikan dalam Menyiapkan Mahasiswa

Selain kesiapan individu, Haryanto juga menyoroti peran institusi pendidikan dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja. Kurikulum yang lebih adaptif, kolaborasi dengan industri, serta pendekatan pembelajaran berbasis praktik dinilai penting untuk memastikan lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

"Perguruan tinggi perlu lebih banyak berkolaborasi dengan dunia industri agar mahasiswa mendapatkan pengalaman yang lebih nyata tentang bagaimana dunia kerja sebenarnya," tuturnya.

Haryanto juga berharap agar mahasiswa tidak hanya terpaku pada teori, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, organisasi, serta proyek-proyek berbasis industri.

Dengan pesatnya perubahan teknologi dan meningkatnya persaingan global, mahasiswa perlu lebih proaktif dalam membekali diri dengan keterampilan yang relevan. Kemampuan untuk merangkul perubahan, mengembangkan kepemimpinan yang berdampak, serta mengasah keterampilan digital dan soft skills menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan dunia kerja.

Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BCA terus mendorong generasi muda untuk berani keluar dari zona nyaman dan terus belajar agar dapat menjadi pemimpin yang inovatif dan memiliki dampak positif di masyarakat.

"Dunia kerja membutuhkan individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga adaptif, inovatif, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Jangan takut dengan perubahan, karena di balik setiap tantangan, selalu ada peluang untuk berkembang," pungkas Haryanto.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index