JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan kompetensi para penilai properti dan bisnis di Indonesia, Dewan Pengurus Daerah Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (DPD MAPPI) Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulamapua) kembali mengadakan Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL) dengan tema “Kedudukan Beta dan Spesifik Risk dalam Penilaian Properti dan Bisnis”.
Pelatihan yang berlangsung secara daring ini diikuti oleh 337 penilai dari seluruh Indonesia, yang terdiri dari anggota MAPPI dengan kategori P, T, dan S. Dengan metode pembelajaran intensif selama satu hari penuh, acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam terkait aspek beta dan risiko spesifik dalam valuasi properti serta bisnis.
Pentingnya Beta dan Spesifik Risk dalam Penilaian Properti dan Bisnis
Beta dan spesifik risk merupakan dua faktor utama dalam analisis valuasi yang sangat berpengaruh terhadap keputusan investasi dan penentuan nilai suatu properti atau bisnis. Beta mengukur volatilitas atau risiko sistematis yang tidak dapat dihindari oleh suatu aset dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan, sementara spesifik risk mengacu pada risiko yang melekat pada aset tertentu yang dapat dikendalikan melalui diversifikasi atau pengelolaan yang baik.
Ketua DPD MAPPI Sulamapua, dalam sambutannya, menegaskan bahwa pemahaman tentang kedua faktor ini sangat penting bagi para penilai profesional untuk memastikan hasil valuasi yang akurat dan kredibel.
“Kami berharap dengan adanya PPL ini, para penilai semakin memahami peran beta dan risiko spesifik dalam analisis properti dan bisnis, sehingga dapat menghasilkan penilaian yang lebih presisi dan sesuai dengan standar profesional,” ujar Ketua DPD MAPPI Sulamapua.
Dukungan dari Kementerian Keuangan RI
Acara ini mendapatkan apresiasi tinggi dari pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan RI. Kepala Pusat Pembinaan Profesi Keuangan, Kementerian Keuangan RI, Dr. Erawati, yang membuka acara secara resmi, menyatakan dukungannya terhadap inisiatif MAPPI Sulamapua dalam meningkatkan kompetensi para penilai di Indonesia.
“Kegiatan seperti ini sangat penting dalam menjaga standar profesionalisme dan meningkatkan kapasitas para penilai di Indonesia. Kami mengapresiasi komitmen MAPPI Sulamapua dalam terus menghadirkan pelatihan berkualitas bagi anggotanya,” ungkap Dr. Erawati dalam sambutannya.
Beliau juga menegaskan bahwa profesionalisme para penilai memiliki dampak besar terhadap sektor properti dan bisnis secara keseluruhan, terutama dalam mendukung kebijakan investasi dan ekonomi nasional.
Antusiasme Peserta dalam Mengikuti PPL
Sebanyak 337 peserta yang terdiri dari penilai properti dan bisnis dari berbagai daerah di Indonesia turut serta dalam pelatihan ini. Para peserta berasal dari berbagai latar belakang dan tingkat pengalaman yang berbeda, mulai dari penilai junior hingga senior yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam industri ini.
Salah satu peserta, Rudi Hartono, seorang penilai properti dari Makassar, mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberikan wawasan baru yang sangat bermanfaat bagi pekerjaannya.
“Materi yang disampaikan sangat relevan dengan praktik di lapangan, terutama dalam memahami bagaimana beta dan risiko spesifik mempengaruhi valuasi properti dan bisnis. Saya berharap MAPPI akan terus mengadakan pelatihan seperti ini secara berkala,” ujar Rudi.
Selain sesi pemaparan materi oleh narasumber yang berpengalaman, acara ini juga dilengkapi dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Hal ini memungkinkan para peserta untuk mendiskusikan berbagai studi kasus serta tantangan yang mereka hadapi dalam melakukan penilaian properti dan bisnis.
Peran MAPPI dalam Pengembangan Profesi Penilai
MAPPI sebagai organisasi profesi yang menaungi para penilai di Indonesia terus berupaya dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi anggotanya melalui berbagai program pelatihan dan sertifikasi. Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL) seperti yang diadakan oleh DPD MAPPI Sulamapua ini merupakan salah satu bentuk komitmen organisasi dalam mendukung perkembangan industri penilaian di tanah air.
Ketua Umum MAPPI Pusat menegaskan bahwa dengan semakin kompleksnya pasar properti dan bisnis di Indonesia, penilai profesional harus terus memperbarui pengetahuan mereka agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
“Penilai memiliki peran yang sangat krusial dalam memberikan informasi yang akurat bagi para investor, perbankan, dan pemangku kepentingan lainnya. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi melalui PPL seperti ini harus terus didorong,” kata Ketua Umum MAPPI.
Harapan ke Depan
Keberhasilan penyelenggaraan PPL ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh peserta serta industri properti dan bisnis di Indonesia secara keseluruhan. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai beta dan spesifik risk, para penilai diharapkan dapat menghasilkan valuasi yang lebih akurat dan dapat diandalkan oleh berbagai pihak.
Ke depan, MAPPI Sulamapua berencana untuk terus menyelenggarakan pelatihan serupa dengan berbagai topik yang relevan dengan perkembangan industri properti dan bisnis. Diharapkan, dengan adanya pendidikan berkelanjutan seperti ini, profesi penilai di Indonesia semakin profesional dan mampu bersaing di tingkat global.
Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor properti dan bisnis di Indonesia, peran para penilai yang kompeten dan berintegritas menjadi semakin penting. Inisiatif MAPPI Sulamapua dalam menghadirkan PPL ini menjadi langkah positif dalam memastikan kualitas penilaian yang lebih baik dan mendukung pertumbuhan industri secara berkelanjutan.