BatuBara

Dua Rumah Rakit Milik Warga Ambruk Dihantam Tongkang Batubara di Sungai Musi, Palembang

Dua Rumah Rakit Milik Warga Ambruk Dihantam Tongkang Batubara di Sungai Musi, Palembang

JAKARTA - Dua rumah rakit yang terletak di pinggir Sungai Musi, Palembang, ambruk setelah dihantam oleh tongkang bermuatan batu bara pada Rabu sore, 12 Maret 2025. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 16.30 WIB di kawasan Jalan Putri Dayang Rindu, Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, Palembang, tepatnya di lokasi yang padat penduduk yang tinggal di atas rakit. Akibat kejadian tersebut, dua rumah rakit milik warga rusak parah, meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Tongkang yang terlibat dalam kecelakaan tersebut diketahui bernama Kapuas Jaya 3023 dan dimiliki oleh PT Bukit Prima Bahari. Kecelakaan ini mengundang perhatian banyak pihak, mengingat rumah rakit di Sungai Musi adalah tempat tinggal bagi banyak warga yang menggantungkan hidup mereka di sepanjang aliran sungai tersebut.

Kronologi Kejadian: Tongkang Hantam Rumah Rakit di Sungai Musi

Menurut informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, kejadian berawal saat tongkang bermuatan batu bara tersebut melintas di Sungai Musi, yang kebetulan berada dekat dengan rumah-rumah rakit milik warga. Diduga akibat kelalaian atau kondisi cuaca yang buruk, tongkang Kapuas Jaya 3023 kehilangan kendali dan menabrak dua rumah rakit yang berada di tepi sungai. Kedua rumah rakit itu mengalami kerusakan parah, dan sebagian besar dari struktur rumah tersebut ambruk ke dalam sungai.

Iptu Angga Kurniawan, Kapolsek Kertapati Palembang, membenarkan bahwa peristiwa tersebut memang terjadi di wilayah hukum Kertapati. “Benar, tongkang bermuatan batu bara tersebut menabrak dua rumah rakit yang terletak di tepi Sungai Musi. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujar Iptu Angga ketika dihubungi pada Kamis pagi.

Sejumlah saksi mata yang berada di lokasi kejadian mengatakan bahwa mereka mendengar suara keras dari benturan tongkang dengan rumah rakit tersebut. "Kami mendengar suara keras seperti gemuruh, dan tiba-tiba banyak warga berlari menuju sungai untuk melihat kejadian tersebut," kata Rizal, seorang warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian.

Akibat Kecelakaan: Kerusakan Rumah Rakit dan Kerugian Warga

Dua rumah rakit yang dihantam tongkang tersebut mengalami kerusakan signifikan. Salah satu rumah rakit hampir seluruhnya ambruk ke sungai, sementara rumah lainnya mengalami kerusakan parah pada bagian dinding dan atap. Meskipun demikian, beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun kerugian material yang diderita warga cukup besar.

Salah seorang pemilik rumah rakit yang rumahnya rusak, Ahmad, mengungkapkan rasa keprihatinannya terhadap insiden yang menimpa keluarganya. “Saya sedang berada di rumah waktu itu. Tiba-tiba kapal besar itu menghantam rumah rakit kami. Saya dan keluarga sempat berlari keluar untuk menyelamatkan diri, beruntung kami selamat. Tetapi rumah kami rusak parah,” ujar Ahmad.

Warga lain, Sri, yang rumahnya juga terdampak, menyampaikan hal serupa. “Rumah saya rusak berat, dindingnya hancur dan sebagian besar kayu-kayu penyangga sudah patah. Kami berharap ada bantuan atau kompensasi untuk perbaikan rumah,” kata Sri dengan nada penuh harap.

Para warga yang rumahnya terdampak kebanyakan adalah warga yang sudah lama tinggal di kawasan tersebut. Mereka mengandalkan rumah rakit sebagai tempat tinggal sekaligus sumber kehidupan mereka, karena banyak di antara mereka yang bekerja sebagai nelayan dan pedagang yang mengandalkan aliran Sungai Musi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Penyelidikan dan Tanggung Jawab Pihak Perusahaan

Kapolsek Kertapati, Iptu Angga Kurniawan, mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah melakukan penyelidikan terkait insiden ini. "Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. Kami akan menyelidiki lebih lanjut apakah ada unsur kelalaian dalam peristiwa ini," jelasnya.

Meskipun tidak ada korban jiwa, insiden ini menimbulkan dampak yang cukup besar bagi warga yang rumahnya rusak. Untuk itu, pihak berwenang berencana untuk memanggil pihak perusahaan pemilik tongkang, PT Bukit Prima Bahari, untuk dimintai keterangan. Diharapkan pihak perusahaan bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan oleh kecelakaan tersebut.

Salah seorang perwakilan dari PT Bukit Prima Bahari yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa perusahaan sangat menyayangkan kejadian ini dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang dalam proses penyelidikan. "Kami sangat menyesalkan insiden ini dan siap bertanggung jawab untuk membantu para korban yang rumahnya rusak. Kami akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan pemerintah setempat untuk mencari solusi terbaik," ujarnya.

Dampak Lingkungan dan Keamanan Transportasi Laut

Insiden ini juga menyoroti pentingnya keselamatan dalam pengoperasian kapal pengangkut batubara, khususnya di perairan yang dekat dengan permukiman warga. Seiring dengan meningkatnya aktivitas pengangkutan batubara di Sungai Musi, kecelakaan seperti ini dapat berisiko lebih tinggi mengingat padatnya kawasan permukiman yang berada di sepanjang sungai.

Banyak pihak yang menilai bahwa penting bagi pemerintah daerah dan perusahaan pengangkut batubara untuk lebih memperhatikan keselamatan pelayaran di perairan yang memiliki banyak pemukiman warga. Peraturan yang lebih ketat mengenai jarak aman antara kapal pengangkut batubara dan rumah-rumah rakit perlu dipertimbangkan untuk menghindari insiden serupa di masa depan.

Sementara itu, sejumlah warga juga meminta agar pihak berwenang segera mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki infrastruktur pengamanan di sekitar kawasan perairan yang sering dilalui kapal-kapal besar. "Kami berharap ada tindakan konkret dari pemerintah untuk meningkatkan pengawasan terhadap kapal-kapal yang berlayar di sekitar pemukiman kami," ujar Sri, salah satu korban.

Penanggulangan dan Bantuan untuk Korban

Pemerintah setempat melalui Kecamatan Kertapati dan Kelurahan Keramasan, bersama dengan pihak kepolisian dan perusahaan terkait, berjanji akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada warga yang rumahnya rusak. Bantuan berupa perbaikan rumah atau kompensasi akan segera diberikan setelah proses penyelidikan selesai.

"Saat ini kami sedang fokus untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak, baik dalam bentuk perbaikan rumah maupun bantuan material lainnya. Kami juga akan memastikan bahwa peristiwa ini tidak terulang kembali," kata Iptu Angga Kurniawan.

Insiden kecelakaan kapal tongkang pengangkut batu bara yang menghantam rumah rakit di Sungai Musi, Palembang, pada 12 Maret 2025, menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam transportasi laut dan perhatian terhadap lingkungan sekitar. Pihak berwenang dan perusahaan yang terlibat berjanji untuk menyelesaikan masalah ini dengan sebaik-baiknya, serta memastikan bahwa korban mendapatkan bantuan yang diperlukan. Di sisi lain, warga setempat berharap agar kejadian serupa tidak terulang, dan mereka dapat kembali menjalani kehidupan mereka dengan aman.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index