JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) melalui Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) semakin memperkuat kontribusinya terhadap sistem logistik nasional dengan melanjutkan transformasi yang dimulai sejak 2022. Fokus utama dari transformasi ini adalah meningkatkan kinerja pelabuhan non-petikemas, yang memiliki peranan vital dalam mendukung kelancaran distribusi barang di Indonesia.
Direktur Operasi SPMT, Arif Rusman Yulianto, mengungkapkan bahwa langkah besar ini bertujuan untuk memperkuat sistem logistik nasional, dengan melibatkan sejumlah elemen penting dalam proses transformasi. “Transformasi pelabuhan yang kami lakukan mengacu pada enam prinsip utama yang meliputi proses bisnis, sumber daya manusia (SDM), teknologi, infrastruktur, peralatan, serta aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE),” ujar Arif dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Selasa, 12 Maret 2025.
Enam Prinsip Transformasi Pelabuhan Non-Petikemas
Transformasi yang dijalankan oleh Pelindo melalui Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) tidak hanya fokus pada peningkatan infrastruktur fisik pelabuhan, tetapi juga mencakup sejumlah aspek yang lebih komprehensif. Enam prinsip yang menjadi dasar transformasi ini adalah sebagai berikut:
1. Proses Bisnis: Dalam hal ini, Pelindo berupaya untuk menyempurnakan proses operasional di pelabuhan non-petikemas, termasuk alur logistik, pengiriman, serta distribusi barang. Hal ini bertujuan untuk mengurangi waktu tunggu kapal dan meningkatkan efisiensi.
2. Sumber Daya Manusia (SDM): Pengembangan kapasitas SDM menjadi salah satu fokus utama dalam transformasi ini. Pelindo memastikan bahwa tenaga kerja yang ada memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk menghadapi tantangan global dan lokal di sektor logistik.
3. Teknologi: Pelindo berkomitmen untuk memanfaatkan teknologi terkini dalam mendukung operasional pelabuhan. Dengan menggunakan teknologi digital dan otomatisasi, Pelindo berharap dapat meningkatkan ketepatan waktu dan mengurangi potensi kesalahan dalam operasional pelabuhan.
4. Infrastruktur: Salah satu aspek yang sangat diperhatikan dalam transformasi ini adalah perbaikan infrastruktur pelabuhan. Pelindo memastikan pelabuhan non-petikemas memiliki fasilitas yang memadai untuk menangani arus barang yang terus meningkat, sekaligus mempercepat proses bongkar muat.
5. Peralatan: Peningkatan kualitas dan kuantitas peralatan yang digunakan di pelabuhan, seperti crane, alat bongkar muat, dan kendaraan operasional lainnya, merupakan langkah penting dalam meningkatkan produktivitas pelabuhan.
6. Health, Safety, Security, and Environment (HSSE): Aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3), serta perlindungan terhadap lingkungan, menjadi prioritas utama. Pelindo memastikan bahwa setiap operasional yang dilakukan di pelabuhan memenuhi standar HSSE yang tinggi.
Transformasi Berkelanjutan untuk Memperkuat Sistem Logistik Nasional
Arif Rusman Yulianto menambahkan bahwa transformasi ini tidak hanya dilakukan dalam jangka pendek, tetapi akan berlanjut sebagai upaya berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan pelabuhan non-petikemas di Indonesia lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan, serta dapat memenuhi permintaan yang terus berkembang dalam sektor logistik dan distribusi barang.
“Kami menyadari bahwa dunia logistik dan transportasi semakin berkembang dengan cepat, dan kami perlu beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Oleh karena itu, transformasi ini akan berlangsung secara berkelanjutan, dengan penekanan pada peningkatan kualitas dan efisiensi operasional,” jelas Arif.
Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa transformasi yang dilakukan oleh Pelindo ini bukan hanya untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan, tetapi juga untuk mengurangi biaya logistik di Indonesia yang masih tergolong tinggi dibandingkan negara-negara tetangga. Dengan memperkuat pelabuhan non-petikemas, Pelindo berupaya untuk menciptakan sistem logistik yang lebih efisien dan kompetitif.
Peningkatan Peran Pelabuhan Non-Petikemas dalam Ekonomi Nasional
Peningkatan efisiensi pelabuhan non-petikemas menjadi sangat penting mengingat sektor ini memainkan peranan yang tidak kalah vital dalam mendukung perekonomian Indonesia. Pelabuhan non-petikemas berfungsi untuk mengangkut barang-barang curah, seperti batu bara, nikel, dan produk industri lainnya yang menjadi komoditas utama Indonesia dalam perdagangan internasional.
Seiring dengan berkembangnya industri pertambangan dan manufaktur, kebutuhan akan layanan pelabuhan non-petikemas yang lebih efisien semakin mendesak. Arif menyebutkan bahwa keberhasilan transformasi pelabuhan non-petikemas juga akan berkontribusi langsung terhadap peningkatan daya saing Indonesia di pasar global, terutama dalam bidang perdagangan barang dan komoditas.
“Dalam beberapa tahun ke depan, kami berharap pelabuhan non-petikemas dapat menjadi bagian penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target-target ekonomi nasional,” tambah Arif.
Sinergi dengan Proyek Infrastruktur Nasional
Transformasi yang dilakukan Pelindo ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur logistik nasional, yang menjadi salah satu prioritas dalam Program Nasional Pembangunan (PNP). Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi hambatan dalam distribusi barang yang seringkali menjadi faktor penghambat dalam pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Pelindo menjadi salah satu lembaga yang berperan penting dalam mempercepat proses tersebut.
Pelindo, melalui SPMT, diharapkan mampu berkontribusi dalam mendukung keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional (PSN), termasuk pengembangan pelabuhan dan infrastruktur logistik lainnya. Peningkatan kapasitas pelabuhan non-petikemas akan mempermudah distribusi barang ke berbagai wilayah Indonesia, sekaligus mempercepat arus barang dari dan menuju pelabuhan-pelabuhan internasional.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun transformasi yang dijalankan oleh Pelindo dan SPMT telah menunjukkan perkembangan yang signifikan, masih banyak tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah pengelolaan volume barang yang terus meningkat, yang membutuhkan penyesuaian kapasitas dan kemampuan operasional pelabuhan.
Namun, dengan komitmen kuat terhadap prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dan pendekatan berkelanjutan, Pelindo optimis dapat mencapai tujuannya untuk menjadikan sistem logistik Indonesia lebih efisien dan kompetitif di kancah global.
Arif Rusman Yulianto menegaskan, “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan efisiensi operasional pelabuhan non-petikemas. Kami juga berharap bahwa transformasi ini dapat memberikan manfaat langsung bagi perekonomian nasional dan mempermudah proses distribusi barang ke seluruh Indonesia.”
Dengan transformasi yang terus berlanjut ini, Pelindo dan SPMT diharapkan dapat memainkan peran yang lebih besar dalam memperkuat sistem logistik nasional, serta meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional.