Minyak

Alarm Perang Dagang Meredam Kenaikan Harga Minyak Dunia: Dampak Perang Tarif terhadap Ekonomi Global

Alarm Perang Dagang Meredam Kenaikan Harga Minyak Dunia: Dampak Perang Tarif terhadap Ekonomi Global

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu pagi 12 Maret 2025, dipicu oleh melemahnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya. Meskipun ada lonjakan harga, kekhawatiran akan dampak negatif perang dagang dan tarif yang sedang berlangsung masih membatasi potensi kenaikan harga minyak lebih lanjut.

Pada perdagangan pagi ini, harga minyak mentah Brent tercatat naik sebesar 27 sen atau 0,39 persen menjadi US$69,83 per barel, sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan di pasar AS, naik 29 sen atau 0,44 persen menjadi US$66,54 per barel.

Namun, meskipun ada kenaikan harga, perang dagang internasional yang masih berlanjut dan kebijakan tarif yang diterapkan oleh sejumlah negara besar, menjadi faktor pembatas utama dalam pergerakan harga minyak dunia. Ketegangan ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan proteksionisme dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi global dan pada akhirnya menekan permintaan energi, termasuk minyak mentah.

Melemahnya Dolar AS Mendorong Kenaikan Harga Minyak

Kenaikan harga minyak yang tercatat pada Rabu pagi ini sebagian besar dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar dolar AS. Ketika dolar AS melemah, harga minyak cenderung naik karena minyak mentah, yang diperdagangkan dalam dolar AS di pasar global, menjadi lebih terjangkau bagi negara-negara dengan mata uang lainnya.

Pelemahan dolar ini memberikan dorongan bagi pembeli luar negeri, karena minyak mentah yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih murah ketika dikonversi ke mata uang lokal mereka. Hal ini menciptakan permintaan tambahan yang dapat mendukung harga minyak lebih tinggi.

Namun, meskipun ada faktor positif dari pelemahan dolar AS, gejolak pasar global akibat perang dagang masih menghalangi lonjakan harga minyak yang lebih besar. Negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat, yang telah terlibat dalam sengketa perdagangan selama beberapa tahun terakhir, terus memberlakukan tarif-tarif yang saling membebani. Hal ini menimbulkan ketidakpastian di pasar global, terutama terkait dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Kekhawatiran Terhadap Perang Dagang Menekan Harga Minyak

Meskipun harga minyak sempat mengalami kenaikan, ketegangan antara negara-negara besar dalam perang dagang global memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap prospek ekonomi dunia, yang pada gilirannya mempengaruhi permintaan minyak. Pemerintah di banyak negara sedang berjuang untuk menanggulangi dampak negatif dari kebijakan tarif yang saling diberlakukan, yang bisa menekan daya beli dan menghambat konsumsi energi.

“Perang dagang yang masih berlangsung antara negara-negara besar, terutama AS dan China, memberikan dampak negatif terhadap ekonomi global. Keputusan tarif yang saling membebani ini berisiko menurunkan permintaan energi, termasuk minyak, yang pada gilirannya dapat menahan potensi kenaikan harga minyak lebih lanjut,” ujar Raymond Tan, analis pasar energi dari Investindo Research.

Salah satu dampak langsung dari kebijakan tarif ini adalah penurunan aktivitas perdagangan global yang bisa menyebabkan penurunan permintaan minyak. Jika pertumbuhan ekonomi global melambat, maka konsumsi energi akan tertekan, yang pada gilirannya membatasi potensi lonjakan harga minyak.

Kenaikan Harga Minyak Terbatas Oleh Keterbatasan Permintaan

Meskipun harga minyak mentah mengalami sedikit kenaikan pada Rabu pagi ini, pasar global masih penuh dengan ketidakpastian yang membatasi pergerakan harga lebih lanjut. Salah satu faktor utama yang membatasi lonjakan harga adalah kekhawatiran terhadap prospek permintaan energi yang lebih lemah akibat perang dagang dan ketidakpastian ekonomi global.

Di sisi lain, beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi harga minyak mentah adalah kebijakan produksi dari OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) dan negara-negara penghasil minyak utama lainnya. Jika OPEC dan sekutunya, seperti Rusia, memutuskan untuk mengurangi produksi mereka dalam upaya menjaga kestabilan harga, hal itu dapat memberikan tekanan ke atas terhadap harga minyak. Namun, jika permintaan tetap rendah karena hambatan ekonomi global, efek tersebut akan lebih terbatas.

“Kami masih melihat adanya ketidakpastian besar dalam permintaan global. Jika tarif perdagangan antara AS dan China terus berlanjut, akan sulit bagi harga minyak untuk naik secara signifikan dalam jangka pendek,” lanjut Tan.

Tantangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Global

Pertumbuhan ekonomi global yang melambat menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pasar energi. Sementara itu, pemulihan ekonomi yang lambat di beberapa kawasan besar, seperti Eropa dan Asia, juga memberikan dampak pada stabilitas harga energi. China, yang merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah akibat dampak perang dagang dan kebijakan domestik yang ketat.

Hal ini berisiko mengurangi permintaan minyak dunia. Beberapa analis memperkirakan bahwa jika ketegangan perdagangan antara China dan AS tidak segera mereda, permintaan global untuk minyak bisa terus melambat, meskipun ada upaya OPEC untuk menyeimbangkan pasar dengan mengurangi produksi.

“Tidak hanya perang dagang, tetapi juga ketegangan politik di sejumlah negara penghasil minyak dan pergeseran dalam kebijakan energi global membuat para pelaku pasar berhati-hati dalam memprediksi pergerakan harga minyak ke depannya,” kata Jessica Lee, ekonom energi dari Global Insights Group.

Kondisi Pasar Minyak ke Depan

Secara keseluruhan, meskipun ada faktor penguatan harga dari pelemahan dolar AS, harga minyak dunia saat ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, ada optimisme terkait pengaruh pelemahan dolar terhadap harga minyak, namun di sisi lain, perang dagang dan ketidakpastian ekonomi global membuat kenaikan harga minyak tidak berlangsung stabil.

Dengan situasi yang sangat dinamis ini, para pelaku pasar minyak dunia akan terus memantau perkembangan perang dagang antara negara-negara besar, serta kebijakan energi dari negara-negara penghasil minyak utama. Dalam waktu dekat, harga minyak kemungkinan akan dipengaruhi oleh perkembangan kebijakan OPEC dan dinamika perdagangan internasional.

“Kami memprediksi harga minyak akan tetap bergerak dalam kisaran yang sempit, dengan ketidakpastian yang terus mengintai dari sisi permintaan. Kenaikan harga akan terbatas oleh risiko penurunan pertumbuhan ekonomi global akibat perang dagang,” tambah Lee.

Menanti Stabilitas Ekonomi Global untuk Harga Minyak

Kenaikan harga minyak mentah dunia pada Rabu pagi ini menunjukkan adanya beberapa faktor pendorong seperti pelemahan dolar AS, namun kekhawatiran terhadap dampak perang dagang dan kebijakan tarif terhadap pertumbuhan ekonomi global tetap menjadi hambatan utama. Dengan ketidakpastian yang ada di pasar global, harga minyak kemungkinan akan tetap terjaga dalam kisaran terbatas. Para pelaku pasar dan analis akan terus memantau situasi ini, menunggu sinyal yang lebih jelas terkait pemulihan ekonomi global dan penurunan ketegangan perdagangan yang dapat mendukung stabilitas harga minyak dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index