Listrik

Kota Madiun Alami Deflasi 0,78 Persen di Februari 2025, Diskon Listrik Jadi Pemicu Utama

Kota Madiun Alami Deflasi 0,78 Persen di Februari 2025, Diskon Listrik Jadi Pemicu Utama

JAKARTA - Kota Madiun kembali mengalami deflasi pada Februari 2025, dengan penurunan sebesar 0,78 persen dari bulan sebelumnya. Fenomena ini mengikuti tren deflasi yang juga terjadi pada Januari lalu, saat kota ini mencatat deflasi sebesar 0,31 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Abdul Azis, membahas lebih lanjut seputar faktor-faktor yang mempengaruhi tren ekonomi ini saat menjadi narasumber dalam acara Mozaik Indonesia Pro 1 RRI Madiun, Rabu 5 Maret 2025.

Abdul Azis menjelaskan bahwa deflasi yang dialami Kota Madiun pada bulan Februari dipicu oleh beberapa faktor penting. "Deflasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor," ungkap Azis. Faktor terpenting yang memicu deflasi adalah penurunan harga pada kelompok pengeluaran perumahan, seperti air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. "Dari kelompok ini, komoditas utama yang mendorong deflasi adalah adanya penurunan tarif listrik," tambahnya.

Penurunan tarif listrik memang menjadi sorotan dalam analisis deflasi ini. Pemerintah telah menetapkan kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi konsumen rumah tangga atau pelanggan dengan daya 450-2200 volt ampere (VA). Kebijakan ini berdampak langsung terhadap pengurangan pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan listrik, yang pada akhirnya berdampak pada tekanan harga secara luas di kota tersebut.

Selain penurunan tarif listrik, Azis juga menyebutkan bahwa harga beberapa komoditas hortikultura mengalami penurunan, yang turut berkontribusi terhadap deflasi di Kota Madiun. "Selain tarif listrik, penurunan harga juga terjadi pada komoditas hortikultura," jelas Azis. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah bawang merah, daging ayam ras, cabai rawit, cabai merah, tomat, semangka, bayam, dan kacang-kacangan. Penurunan harga bahan makanan ini memberikan tambahan dorongan pada angka deflasi, mengingat makanan adalah salah satu komponen pengeluaran terbesar dalam penghitungan indeks harga konsumen.

Data deflasi di Kota Madiun ini menarik perhatian, mengingat deflasi adalah momen yang cukup langka. Menurut catatan, terakhir kali Kota Madiun mengalami deflasi pada bulan yang sama adalah pada Januari 2015, ketika terjadi deflasi sebesar 0,15 persen. "Deflasi ini adalah momen langka," kata Azis, mengonfirmasi tren yang jarang terjadi ini.

Sementara itu, faktor pendorong utama deflasi pada Januari 2025 juga serupa, dengan diskon tarif listrik dari pemerintah sebagai kontributor utama. Kondisi ekonomi yang dipengaruhi kebijakan tarif listrik menunjukkan betapa kuatnya dampak dari sektor energi terhadap perekonomian daerah, khususnya dalam memengaruhi tingkat inflasi dan deflasi.

Fenomena deflasi di Kota Madiun ini seolah menjadi cerminan dari keseimbangan antara kebijakan pemerintah, konsumsi masyarakat, dan dinamika pasar. Ketika harga-harga kebutuhan pokok, termasuk energi, mengalami penurunan, daya beli masyarakat bisa lebih ditingkatkan, memberi ruang lebih luas untuk alokasi dana ke kebutuhan lain atau tabungan.

Meski begitu, deflasi yang berkelanjutan dapat menandakan kekhawatiran lain bagi perekonomian. Jika harga terus turun, produsen mungkin menahan produksi atau bahkan menurunkan produksi, yang dapat berujung pada pertumbuhan ekonomi yang melambat. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pelaku ekonomi untuk terus memantau perkembangan harga dan kebijakan ekonomi agar tetap seimbang dan mendukung pertumbuhan yang sehat.

Oleh karena itu, perhatian perlu diberikan pada kebijakan yang tepat untuk menyeimbangkan antara keinginan menurunkan beban biaya hidup masyarakat dengan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Diskon tarif listrik, meski efektif dalam jangka pendek, harus direncanakan secara strategis dalam konteks keseluruhan kebijakan ekonomi.

Masa depan ekonomi Kota Madiun yang menunjukkan tren deflasi tersebut masih memiliki potensi yang besar, dengan catatan kebijakan ekonomi dapat terus disesuaikan dengan dinamika yang terjadi. Keberlanjutan deflasi bisa dimanfaatkan untuk mendorong daya beli, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi sektor produksi dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pemantauan lebih lanjut dan analisis mendalam perlu terus dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah benar-benar dapat memfasilitasi kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkesinambungan di Kota Madiun.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index