Penyeberangan

Aktivitas Penambang Sampan di Kuala Tebas Terhenti Pasca Peresmian JSSB, Moda Transportasi Baru Pikat Warga Sambas

Aktivitas Penambang Sampan di Kuala Tebas Terhenti Pasca Peresmian JSSB, Moda Transportasi Baru Pikat Warga Sambas

JAKARTA - Fenomena perubahan moda transportasi di Kabupaten Sambas kini tengah menjadi sorotan. Sejak beroperasinya Jembatan Sungai Sambas Besar (JSSB) yang diresmikan pada 3 Maret 2025, aktivitas penyeberangan sampan motor di kawasan Kuala Tebas-Perigi Piyai berubah drastis. Sebelumnya, daerah ini selalu dipadati oleh aktivitas penambang sampan yang menjadi moda transportasi andalan masyarakat setempat. Namun, kini pemandangan tersebut berubah menjadi lengang, seakan terhenti oleh kehadiran JSSB yang megah.

Hari itu, Senin, 10 Maret 2025, tidak terlihat satu pun penambang sampan beroperasi di perairan yang biasanya ramai dipadati aktivitas penduduk yang melintas. Kondisi ini berkaitan dengan peralihan masyarakat yang lebih memilih menggunakan JSSB sebagai akses utama melintasi sungai tersebut. JSSB kini menjadi primadona baru bagi warga Sambas, menyajikan efisiensi dan kenyamanan dalam perjalanan sehari-hari.

JSSB, sebuah infrastruktur megah yang telah lama dinantikan, akhirnya berdiri dan menghubungkan akses darat dua wilayah yang sebelumnya hanya dapat diakses melalui jalur sungai. Keberadaan jembatan ini mempersingkat waktu tempuh secara signifikan dibandingkan dengan penyeberangan sampan yang memiliki keterbatasan kapasitas dan waktu operasi.

Transformasi Moda Transportasi dan Pengaruh Sosial Ekonomi

Dengan adanya JSSB, banyak warga yang mengapresiasi perubahan ini. Mereka melihatnya sebagai penanda kemajuan daerah, yang tidak hanya mempermudah mobilitas tetapi juga membuka lebih banyak peluang ekonomi. "Kami dapat bepergian dengan lebih cepat dan efisien. Ini membuka banyak peluang, terutama bagi mereka yang berdagang atau bekerja di daerah yang sebelumnya sulit dijangkau," ujar Ahmad, seorang warga setempat.

Namun, ditengah euforia kemajuan, terdapat sisi lain dari transformasi ini, yaitu penyesuaian yang harus dilakukan oleh para penambang sampan yang kini kehilangan mata pencaharian utama mereka. Subhan, salah satu penambang sampan, menjelaskan kekhawatiran yang dirasakannya, "Sampan adalah hidup saya sejak lama. Sekarang, kami perlu mencari cara baru untuk bertahan hidup," tukasnya dengan nada pasrah namun tetap berharap akan adanya solusi dari pemerintah.

Kebijakan Pemerintah dan Masa Depan Penambang Sampan

Menanggapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Sambas menyatakan akan melakukan berbagai upaya guna membantu para penambang beradaptasi dengan perubahan ini. Menurut Bupati Sambas, Dr. Hadi Kusuma, pemerintah sudah merancang beberapa program pelatihan keterampilan dan bantuan sosial untuk mendukung para penambang dalam menghadapi tantangan ini.

"Kami menyadari perubahan ini membawa dampak signifikan bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang selama ini bergantung pada penyeberangan sampan. Oleh sebab itu, kami sedang menyusun program yang akan memberikan pelatihan dan dukungan agar mereka mampu beralih ke sektor pekerjaan lain," jelas Dr. Hadi.

Manfaat Infrastruktur JSSB Bagi Pengembangan Daerah

Jembatan Sungai Sambas Besar juga diharapkan dapat memberikan dorongan besar bagi perekonomian lokal. Dengan meningkatnya kemudahan akses, pengembangan di sektor pariwisata dan perdagangan di wilayah ini diharapkan akan meningkat secara signifikan. Keberadaan jembatan juga diharapkan dapat menarik investasi baru ke Kabupaten Sambas, yang sebelumnya terhambat oleh keterbatasan akses transportasi.

Para pengamat ekonomi daerah memandang positif perkembangan ini. Mereka menilai bahwa JSSB tidak hanya memperlancar arus barang dan jasa, tetapi juga membawa dampak psikologis positif bagi masyarakat, dimana kini ada harapan untuk kemajuan dan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik.

Ekspresi Masyarakat Terhadap JSSB

Masyarakat pun menyambut positif keberadaan JSSB. Mereka menyadari perubahan kecil yang dapat membawa dampak besar dalam kehidupan sehari-hari. "Saya senang sekali. Sekarang untuk pergi ke kota tidak perlu menunggu giliran sampan yang sering penuh. Rasanya seperti benar-benar mendapat udara segar," kata Nuraini, penduduk Sambas, dengan wajah penuh semangat.


Meski menghadapi tantangan dalam proses adaptasi, kehadiran JSSB telah membuka babak baru dalam sejarah transportasi dan perkembangan daerah Sambas. Pemerintah dan masyarakat kini memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa perubahan ini dapat dimanfaatkan secara maksimal dan memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Keberhasilan adaptasi ini diharapkan menjadi model pembelajaran bagi daerah lain yang memiliki kondisi serupa.

Dengan adanya jembatan baru ini, Kabupaten Sambas diharapkan dapat lebih berkembang dan berdaya saing, tidak hanya di tingkatan regional, tetapi juga nasional. Harapan ke depan adalah terwujudnya masyarakat Sambas yang lebih sejahtera dan berdaya, menuju masa depan yang lebih cerah dengan potensi yang terbuka lebar. Meskipun ada tantangan di depan mata, tekad dan semangat warga Sambas untuk beradaptasi diharapkan akan membuahkan hasil yang positif bagi semua pihak.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index