JAKARTA - Sebuah insiden tragis terjadi di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, di mana seorang pria diduga mengakhiri hidupnya dengan menabrakkan diri ke kereta api. Kejadian yang mengejutkan ini berlangsung di perlintasan kereta api Kampung Bobojong 1, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes pada hari Selasa, 25 Februari 2025, sekitar pukul 12.00 WIB. Peristiwa ini menambah deretan tragedi di perlintasan kereta api di Indonesia dan menggugah keprihatinan banyak pihak.
Menurut sejumlah saksi mata yang berada di lokasi kejadian, pria tersebut tampak berjalan mendekati rel kereta api sesaat sebelum insiden. Beberapa orang sempat berteriak memperingatkan, namun tak diindahkan, dan dalam hitungan detik, tubuh pria tersebut ditabrak kereta yang melaju kencang dan meninggal di tempat kejadian.
Identitas Korban Belum Diketahui
Hingga berita ini ditulis, identitas korban masih belum diketahui. Pihak kepolisian setempat masih berupaya mengumpulkan informasi untuk mengidentifikasi pria tersebut. "Kami masih dalam tahap penyelidikan dan mengumpulkan keterangan dari saksi di lokasi kejadian. Kami juga akan meninjau rekaman CCTV di sekitar area untuk mengetahui kronologi lebih jelas," ungkap Kapolsek Cipedes, Kompol Asep Sutisna.
Sementara itu, kepala stasiun kereta api yang mengoperasikan jalur tersebut menjelaskan bahwa kereta yang terlibat dalam insiden merupakan kereta api penumpang yang dalam perjalanan menuju arah Timur. "Kereta itu tengah melaju sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan tidak mungkin menghentikan kereta dalam waktu cepat,” ujar Kepala Stasiun Tasikmalaya, Muhammad Rizky.
Respons Warga dan Trauma Saksi Mata
Insiden ini tidak hanya membuat geger warga sekitar Kampung Bobojong tetapi juga menjadi trauma bagi para saksi mata yang melihat kejadian tersebut secara langsung. Salah satu saksi mata, Wati (45), mengaku masih tidak percaya dengan apa yang disaksikannya. "Saya lihat dia berdiri di dekat rel, dan meskipun kami berteriak agar dia menyingkir, dia tetap berdiri di sana. Ini begitu mengerikan," kenang Wati dengan suara bergetar.
Warga lain merasa terguncang dengan kejadian ini, dan berharap ada peran serta lebih dari pihak berwenang untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. "Apa yang terjadi sangat mengkhawatirkan, kami berharap ada penjagaan di perlintasan seperti ini, atau setidaknya keberadaan petugas di setiap perlintasan aktif," ujar Budi, seorang warga setempat.
Tanggapan Ahli Kesehatan Mental
Psikolog klinis asal Tasikmalaya, dr. Anisa Fitriani, menyoroti peristiwa ini dari sudut pandang kesehatan mental. "Peristiwa yang diduga bunuh diri seperti ini harus menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih peduli dan peka terhadap kesehatan mental orang di sekitar kita," ungkapnya. Anisa menambahkan bahwa gejala-gejala depresi atau tekanan mental berat sering kali tidak terlihat jelas dan memerlukan pendekatan yang lebih sensitif dari keluarga dan lingkungan sekitar.
Upaya Preventif dan Sosialisasi
Pihak Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya menyatakan akan meningkatkan kewaspadaan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya perlintasan kereta api. Kepala Dinas Perhubungan, Irwan Nugraha, menyampaikan, "Kami berencana untuk memasang lebih banyak rambu peringatan dan membangun pagar pembatas di sepanjang jalur yang padat penduduk. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keselamatan di perlintasan kereta api juga akan digalakkan."
Irwan juga mendorong keterlibatan komunitas lokal dalam menjaga keselamatan di area sekitar lintasan kereta. "Kami memerlukan dukungan dari semua pihak, termasuk warga, untuk mengawasi dan melaporkan apabila menemukan tindakan mencurigakan di sekitar perlintasan."
Pemulihan Layanan Kereta
Setelah insiden, layanan kereta sempat terhenti selama beberapa jam. Namun, petugas dengan sigap mengevakuasi korban dan membersihkan jalur sehingga layanan kereta dapat kembali beroperasi sesegera mungkin. Banyak penumpang merasa terganggu dengan kejadian ini, namun sebagian besar dapat memahami situasi yang dihadapi.
Seorang penumpang, Andi, yang dalam perjalanan bisnis ke Yogyakarta, menyatakan, "Walaupun terlambat, saya mengapresiasi tindakan cepat dari petugas. Ini memang kejadian yang tidak diinginkan, dan saya harap pihak terkait bisa lebih meningkatkan keamanan."
Insiden yang terjadi di Tasikmalaya ini menjadi pengingat penting tentang isu kesehatan mental dan keselamatan di perlintasan kereta api. Diperlukan tindakan kolektif dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah untuk mencegah terulangnya tragedi semacam ini. Lebih jauh, edukasi, pengawasan, serta perhatian khusus pada kesehatan mental harus digalakkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan peduli bagi semua orang.