JAKARTA - Dengan ketatnya persaingan ekonomi dan kebutuhan untuk mengelola investasi secara lebih efektif, Pemerintah Indonesia meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada Senin, 24 Februari 2025. Acara peluncuran yang diadakan di halaman tengah Istana Kepresidenan, Jakarta, ini menandai babak baru dalam pengelolaan investasi nasional, di mana sejumlah tokoh penting hadir sebagai bagian dari struktur pengurus.
Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memperkenalkan BPI Danantara dengan harapan besar akan meningkatkan daya saing investasi Indonesia di mata dunia. "Kami ingin memastikan bahwa setiap keputusan investasi dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia," ujar Prabowo Subianto dalam sambutannya.
Siapa Saja yang Terlibat?
Dalam susunan pengurus BPI Danantara, sejumlah tokoh terkemuka dipercaya untuk mengambil peran strategis. Erick Thohir, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri BUMN, kini dipercaya sebagai Ketua Dewan Pengawas. Pengalamannya dalam menjalin kemitraan strategis dinilai akan sangat bermanfaat dalam pengawasan dan arahan kebijakan BPI Danantara.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden ke-6 Republik Indonesia, juga tergabung sebagai salah satu penasihat senior. Kebijaksanaan dan pengalaman SBY dalam mengelola negara selama dua periode diharapkan dapat memperkaya strategi BPI Danantara. "BPI Danantara adalah jembatan kita menuju pengelolaan investasi yang lebih transparan dan akuntabel," kata SBY saat diwawancarai.
Presiden ke-7, Joko Widodo, lebih akrab disapa Jokowi, berperan sebagai penasihat kehormatan. Keterlibatannya dikaitkan dengan visinya yang fokus pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang masih relevan dengan visi BPI Danantara. “Kita harus bergerak maju dengan visi yang jelas dan tindakan berani,” tegas Jokowi.
Legitimasi Hukum: Landasan Operasional BPI Danantara
Peresmian BPI Danantara tidak bersifat insidental, melainkan didahului oleh landasan hukum yang kokoh. Prabowo telah menandatangani serangkaian aturan baru yang mencakup perubahan penting pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan BPI Danantara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 yang merupakan Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, serta Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola BPI Danantara, menjadi payung hukum bagi operasional dan tata kelola lembaga ini.
Tujuan dari inisiatif ini adalah memastikan bahwa setiap kebijakan dan keputusan diambil berdasarkan aturan dan regulasi yang jelas. Transparansi dan akuntabilitas menjadi prioritas utama dalam pengelolaan investasi publik yang dikelola melalui BPI Danantara.
Tugas dan Tantangan ke Depan
BPI Danantara diharapkan dapat memobilisasi dan mengoptimalkan investasi, baik domestik maupun asing, untuk memajukan ekonomi negara secara keseluruhan. Dengan kehadiran tokoh-tokoh berpengaruh di dalamnya, tantangan seperti birokrasi, regulasi investasi yang kompleks, dan daya saing investasi internasional diharapkan bisa diatasi dengan lebih efektif.
"Menjadikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang menarik dan terpercaya adalah salah satu tujuan utama kami," ungkap Erick Thohir saat memberikan pernyataannya. Dengan berbagai tantangan global dan domestik yang dihadapi, BPI Danantara tidak hanya berfungsi sebagai pengelola investasi, namun juga sebagai entitas strategis yang berperan penting dalam pembuatan kebijakan ekonomi.
Sebagai lembaga yang berorientasi pada masa depan, BPI Danantara juga akan fokus pada investasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Ini selaras dengan agenda global dan komitmen Indonesia untuk mewujudkan ekonomi yang hijau dan inklusif.
Dengan pembentukan BPI Danantara, pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam mengelola investasi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Dukungan dari tokoh-tokoh berpengalaman seperti Erick Thohir, SBY, dan Jokowi merupakan aset besar yang diharapkan dapat membawa perubahan nyata. Namun, penting bagi BPI Danantara untuk terus beradaptasi dan berinovasi merespons dinamika ekonomi dan investasi global.
“Ini bukan hanya tentang memanfaatkan potensi, tetapi juga menciptakan lingkungan investasi yang memberikan manfaat maksimal bagi semua,” tutup Prabowo dalam pidatonya. Dengan strategi dan kepemimpinan yang tepat, BPI Danantara berpotensi menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di panggung dunia.