JAKARTA - Hary Tanoesoedibjo, pemilik MNC Group dan Direktur Utama PT MNC Land Lido, baru-baru ini menanggapi tuduhan yang menyebutkan bahwa proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido menyebabkan pendangkalan Danau Lido. Dalam pertemuan dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Hary Tanoe menegaskan bahwa aliran limbah proyek tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) justru menjadi penyebab utama masalah tersebut.
Pengembangan KEK Lido yang digarap oleh MNC Land dibangun untuk meningkatkan perekonomian kawasan tersebut. Proyek ini mencakup berbagai fasilitas dari taman rekreasi hingga hotel mewah dan bertujuan untuk menarik investasi serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Namun, di balik ambisi pembangunan ini, isu lingkungan terkait pendangkalan Danau Lido mencuat dan menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Hary Tanoe menjelaskan bahwa ketika MNC Land mengambil alih proyek Lido dari Bakrie Group pada tahun 2013, luas Danau Lido kurang dari 13 hektare. Setelah proyek KEK Lido berjalan, luas danau diketahui bertambah menjadi 13,6 hektare. "Jadi bertambah itu sekitar 6.000 hingga 7.000 meter. Ini adalah fakta yang sering disalahpahami," ujar Hary Tanoe dalam Rapat Dengar Pendapat di DPR. Dengan data tersebut, Hary Tanoe mengindikasikan bahwa kontribusi MNC Land terhadap danau sebenarnya positif.
Salah satu isu yang paling disoroti adalah penyebab pendangkalan Danau Lido. Banyak pihak menuding aktivitas pembangunan di sekitar kawasan Lido sebagai penyebab utamanya, khususnya proyek KEK Lido. Namun, Hary Tanoe mengungkapkan bahwa sebenarnya aliran limbah dari proyek tol Bocimi-lah yang menjadi biang masalah. Pihaknya telah mengambil tindakan konkret dengan berinvestasi sebesar Rp 8 miliar untuk mengatasi aliran limbah tersebut. "Kami bertanggung jawab dengan serius. Sebagai perusahaan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, mengatasi permasalahan ini adalah prioritas utama kami," ujar Hary Tanoe lebih lanjut.
Menurut Hary Tanoe, menyelesaikan masalah aliran limbah ini tidak hanya penting untuk proyek KEK Lido tetapi juga bagi masyarakat yang bergantung pada ekosistem danau. Dengan investasi yang telah dikeluarkan, MNC Land berusaha memastikan bahwa Danau Lido tidak hanya memulih, tetapi juga dapat lebih produktif kedepannya.
Ditambah lagi, keberadaan KEK Lido diharapkan bisa memberikan dampak ekonomi yang signifikan tanpa mengabaikan aspek lingkungan. "Kami yakin, dengan penanganan limbah yang tepat dan dukungan dari semua pihak, KEK Lido bisa menjadi model pembangunan yang harmonis antara ekonomi dan lingkungan," tambah Hary Tanoe.
Dari sisi lain, pembangunan jalan tol Bocimi yang digadang-gadang sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN) juga memiliki peran penting dalam meningkatkan konektivitas kawasan. Namun, keberadaan proyek PSN ini diharapkan tidak berimbas negatif pada ekosistem sekitar termasuk Danau Lido. Dengan demikian, kolaborasi antara pemerintah, pengembang swasta, dan masyarakat setempat menjadi kunci utama dalam menjaga keseimbangan pembangunan dan kelestarian lingkungan.
Pengelolaan lingkungan haruslah menjadi bagian integral dari setiap proyek pengembangan, terutama yang berskala besar seperti KEK Lido dan tol Bocimi. Tindakan yang diambil MNC Land dalam menangani aliran limbah patut diapresiasi sebagai upaya mitigasi dampak lingkungan yang dapat dicontoh oleh pengembang lainnya.
Di akhir pertemuan, anggota Komisi XII mengapresiasi transparansi yang ditunjukkan oleh Hary Tanoe dan MNC Land dalam menanggapi isu tersebut. Mereka berharap penyelesaian aliran limbah di Danau Lido dapat segera tuntas sehingga tidak mengganggu rencana pembangunan KEK Lido yang sudah berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Demi menjaga informasi ini tetap terjamin kebenarannya, para pemangku kepentingan diharapkan terus bekerja sama untuk memantau dan memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang dihadapi di kawasan tersebut. Dengan demikian, tujuan besar meningkatkan perekonomian melalui pengembangan kawasan dapat tercapai dengan tetap menjaga kelestarian alam sekitar.