BNI

IHSG Merosot, Ini Tanggapan Dirut BNI Royke Tumilaar dan Strategi Menghadapinya

IHSG Merosot, Ini Tanggapan Dirut BNI Royke Tumilaar dan Strategi Menghadapinya
IHSG Merosot, Ini Tanggapan Dirut BNI Royke Tumilaar dan Strategi Menghadapinya

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan pergerakan yang kurang menguntungkan pada awal pekan ini. Pada Selasa, 11 Februari 2025 pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka turun sebesar 0,11 persen ke level 6.640,69. Penurunan ini menambah catatan buruk IHSG selama sepekan terakhir, yang telah merosot sebesar 7,42 persen dan mengalami pelemahan 7,51 persen sejak awal tahun atau year to date (ytd) dari posisi tertingginya di level 7.324,62.

Menurut data dari RTI Business, pelemahan IHSG kali ini disinyalir akibat ketidakpastian global yang berkaitan dengan kebijakan tarif yang akan diambil oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Isu kebijakan tarif tersebut membuat para pelaku pasar cemas dan berujung pada peningkatan volatilitas di pasar saham.

Menanggapi situasi ini, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Royke Tumilaar, memberikan pandangannya. "Semua anjlok, gak apa-apa lah, ya emang situasinya, market lagi kondisinya gak bagus," ungkap Royke kepada media di Jakarta pada Selasa pagi. Pernyataan ini mencerminkan bahwa BNI memahami kondisi pasar saat ini meskipun IHSG terus mengalami tekanan.

Strategi BNI di Tengah Ketidakpastian Pasar

Dalam menghadapi tantangan pasar yang sedang berlangsung, BNI tidak tinggal diam. Bank pelat merah ini telah menyiapkan strategi khusus agar tetap dapat mempertahankan performa keuangannya dan meyakinkan para investor untuk tetap optimis terhadap prospek bisnis BNI ke depan. Royke mengungkapkan bahwa BNI akan menceritakan pencapaian dan kondisi fundamental perusahaan yang solid kepada investor.

“Jadi kita liat saja karena investor, nanti kita coba ceritain, meyakinkan investor lagi dengan kondisi yang baik di tengah suku bunga yang tinggi ini. aku rasa bunga akan turun bentar lagi, signalnya, udah ada signal-signal mau turun ya,” tambah Royke. Strategi ini dianggap krusial mengingat tingkat suku bunga yang menjadi salah satu faktor eksternal mempengaruhi keputusan investasi.

Kinerja Positif BNI di Tengah Penurunan Harga Saham

Di tengah tekanan pasar saham, saham BBNI turut mengalami koreksi. Pada sesi penutupan perdagangan siang, saham BBNI tercatat melemah sebesar 1,93 persen ke posisi Rp4.070 per saham, mengikuti tren pelemahan IHSG secara keseluruhan. Namun demikian, hal ini tidak menyurutkan laba bersih BNI yang berhasil tumbuh secara positif.

Sepanjang tahun 2024, BNI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp21,5 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan laba yang stabil sebesar 2,7 persen secara tahunan (year on year/yoy). Capaian ini mengindikasikan bahwa meskipun pasar saham bergejolak, BNI mampu menunjukkan kinerja keuangan yang solid dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Pertumbuhan laba BNI turut ditopang oleh peningkatan penyaluran kredit yang mencapai Rp775,87 triliun, mengalami pertumbuhan 11,6 persen yoy selama 2024. Pertumbuhan ini disokong oleh peningkatan di segmen korporasi yang meningkat 17,6 persen dan segmen konsumer yang naik 14,5 persen.

Melalui strategi-strategi tersebut, BNI optimis dapat mempertahankan performa solidnya di tengah situasi pasar yang penuh tantangan. Ini membuktikan bahwa meskipun IHSG sedang mengalami penurunan, BNI tetap berkomitmen untuk menawarkan nilai lebih kepada para investornya dan menjamin kepercayaan mitra bisnis di masa depan.

Dengan kemampuan beradaptasi dan strategi yang matang, BNI siap mengarungi tantangan ekonomi tahun ini. Hal ini menjadi sinyal positif bagi market dan investor bahwa iklim usaha di Indonesia tetap stabil dan berpotensi untuk melonjak kembali, seiring prediksi turunnya suku bunga yang diharapkan mendorong iklim investasi menjadi lebih kondusif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index